29-May-13
Akhir-akhir ini emosiku labil.
Entah akhir-akhir ini, atau memang
sebenarnya emosiku selalu labil, dan baru sekarang-sekarang aku
menyadarinya.
Sensitif, gampang tersinggung, sering kesal dan air mata
rasanya tidak terkontrol. Mengalir begitu saja.
Melihat orang membuang
sampah sembarangan, rasanya pengen nonjok. Mendengar orang teriak-teriak
di kantor yang seharusnya tenang, rasanya ingin melempar botol minumku
ke mejanya atau memasukkan gergaji listrik ke mulutnya supaya diam. Lupa
mengambil sesuatu di loker dan aku sudah pergi jauh, rasanya ingin
ngamuk dan teriak betapa pikun dan bodohnya aku. Temanku datang
menggolokku dengan sedikit bercanda, rasanya ingin kusemprot wajahnya
dengan selang pemadam kebakaran.
Itu sisi negatifnya.
Di sisi lain, ketika
temanku melempar lelucon garing, entah kenapa terdengar begitu lucu dan
membuatku tertawa terbahak-bahak. Ketika temanku mengucapkan terima
kasih sambil tersenyum padaku, rasanya senang sekali dan membuatku
langsung tersenyum. Ketika ada yang memberiku sesuatu, walaupun sepele,
rasanya seperti begitu diperhatikan dan membuatku terharu.Apa itu bisa
disebut positif?
Bahkan hanya dengan menonton konser grup kesukaanku di
laptop, aku bisa teriak kegirangan sambil senyum-senyum. Tapi menit
berikutnya tiba-tiba air mata mengalir deras di pipiku. Setelah itu aku
malah diam dan bengong.
Saat kupanjatkan doa pada Yang Maha Kuasa, mukena
yang kupakai seringkali basah oleh tetesan-tetesan air yang sebetulnya
tidak perlu.
Atau, mungkin kalau sedang meminta padaNya, memang lebih
baik seperti itu....
Setiap melihat dia, kesal.
Setiap bertemu kamu,
senang.
Setiap berbicara dengan orang itu, sebal.
Setiap kali menatapnya,
berbunga-bunga.
Apa yang harus kulakukan dengan emosiku yang naik turun
ini?
Biasanya aku tak peduli dan selalu berkata, "Sudahlah."
Tapi
sekarang, rasanya tidak bisa selesai begitu saja dengan sepatah kata
"sudahlah".Kalau bisa, ingin rasanya aku simpan hati dan pikiranku.
Simpan hingga waktu yang tak ditentukan. Simpan hingga semuanya bersih
dan kembali seperti sediakala. Mungkin tak akan kuambil lagi. Karena
hati dan pikiran ini sudah terlalu banyak goresan. Ingin kucari yang
baru, agar aku bisa menjadi diriku yang baru juga. Yang betul-betul
baru. Yang tak perlu memikirkan soal hati dan pikiran, karena keduanya
telah disimpan rapat di suatu tempat.
Tuhan, tolong aku.Buatlah aku
seperti biasa lagi.
Aku yang cuek dan tidak terlalu memikirkan hal-hal
yang tak penting, sehingga emosi labil ini tak perlu datang.
Tuhan,
tolong aku.
Berikan petunjukmu apa yang harus dan apa yang bisa kulakuan.
No comments:
Post a Comment