Hari Minggu kemarin, seorang teman kita
sebut saja di Amel, bukan Mawar apalagi Melati, ngajak main di sekitaran
Yokohama.
Sebetulnya rencana hangout bareng ini udah diskejulkan sejak dua minggu lalu, tapi apa daya kemaren-kemaren lagi banyak angin topan yang membuat dua bolang ini membatalkan rencana dan memilih untuk berlindung di rumah daripada kebawa angin ribut.
Sebetulnya rencana hangout bareng ini udah diskejulkan sejak dua minggu lalu, tapi apa daya kemaren-kemaren lagi banyak angin topan yang membuat dua bolang ini membatalkan rencana dan memilih untuk berlindung di rumah daripada kebawa angin ribut.
Selain Amel, ada Agita juga yang pengen
ikut ngebolang ke Yokohama. Apalagi Agita udah sering maen ke sekitaran
Yokohama, jadi dia bisa kita manfaatkan buat jadi guide bagi sayah dan Amel
yang masih newbie soal Yokohama.
*itulah gunanya teman, ya Git*
*ditampol*
Oiya, Amel dan Agita ini salah satu siswa
internship alias peserta magang yang berdomisili di Saitama – Jepang. Aku
ketemu mereka waktu masih kerja di tempat lama dan kebetulan kebagian
‘ngurusin’ bocah-bocah ini.
Meski udah resign dari tempat lama, tapi
pertemanan kita tentunya nggak bakalan terhenti sampai situ donk #caileeh
jadinya mumpung lagi pada libur dan sekalian melepas kangen, maka kita pun
ketemuan di Yokohama.
[Ketiga bolang yang siap ngubek-ngubek Yokohama; Agita, Me and Amel]
Setelah ketemu Amel dan Agita di Yokohama
Station, kami pun langsung ngesot menuju spot-spot terkenal di Yokohama,
setelah sebelumnya ketemu dulu sama temennya Amel yang jauh-jauh backpackeran
dari Indonesia.
Seperti diceritakan di atas, Ane dan Amel
belum tahu jalan di seputaran Yokohama.
*padahal rumah gue sekarang di Yokohama*
*tapi nggak tau jalan*
*maklum, saya anak rumahan* #ALIBI
Sehingga Agita pun jadi guide dadakan di
hari itu.
Spot pertama yang kami kunjungi adalah
Yokohama Cosmo World, yang selanjutnya disebut Cosmo World.
Untuk menuju Cosmo World, dari Yokohama Station kita bisa ambil kereta JR di jalur Keihin Tohoku Line dan turun di Sakuragicho Station, cukup melewati satu stasiun dengan waktu tempuh 3 menit saja.
Untuk menuju Cosmo World, dari Yokohama Station kita bisa ambil kereta JR di jalur Keihin Tohoku Line dan turun di Sakuragicho Station, cukup melewati satu stasiun dengan waktu tempuh 3 menit saja.
Atau alternative lain menuju dari Yokohama
Station ke Cosmo World adalah dengan kereta Minato Mirai Line, turun di Minato
Mirai Station.
Kalau kita turun di Sakuragicho Station,
begitu keluar stasiun kita akan langsung disambut Bianglala atau bahasa
kerennya Ferris Wheel yang luar biasa megahnya. Jadi, dijamin nggak bakalan
nyasar. Kita tinggal jalan kaki menuju ke arah Bianglala tersebut.
Sebelum menuju ke Cosmo World, rupanya
perut Amel berontak minta diisi, apalagi saat itu sudah lewat jam makan siang.
Tanpa ba bi bu, ketiga bolang inipun masuk ke salah satu mall di sebelah
stasiun untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan dan dinikmati.
Bukan bunga, apalagi rumput tentunya.
Tapi kalau ada cowo ketjeh, bolehlah kita nikmati #EH
Tapi kalau ada cowo ketjeh, bolehlah kita nikmati #EH
Tapi, namanya juga mall gede di lokasi
wisata terkenal pulak, pastilah harga makanan tidak murah. Apalagi food court
dan area resto di situ berada di lantai atas dengan view kota Yokohama yang
keren. Pasti makin mahal dah.
Ketiga bolang yang masih jauh dari tanggal
gajian pun akhirnya menyerah dan mengurungkan niatnya untuk makan di mall.
Mereka melanjutkan perjalanan menuju Cosmo World sambil menahan perih
karena lapar.
*jangan sampe dah bunga-bunga di pinggir
jalan ntar dicemilin gegara kelaperan*
Sepanjang jalan menuju Cosmo World, kita
akan disuguhi pemandangan spektakuler mulai dari sungai yang jernih,
gedung-gedung pencakar langit yang bikin leher pegel, sampai sebuah kapal laut
berukuran guedeee dan nggak kalah keren dari kapal bajak laut-nya Luffy di
anime One Piece.
Padahal jarak dari stasiun ke Cosmo World
hanya sekitar 200 meter dan bisa ditempuh dengan jalan kaki, apalagi disediakan
escalator, tapi kami baru tiba di Cosmo World sekitar 30 menit kemudian.
Apalagi kalo bukan gara-gara kebanyakan
selfie dan foto-foto spot-spot di situ.
Mulai dari escalator, jembatan, Bianglala
dari kejauhan, pot bunga, tangga, sampai di depan kapal laut pun entah udah
berapa ratus foto yang diabadikan.
Padahal posenya itu-itu doank, kalo nggak
nyengir, pose dua jari, atau pose sok-sok candid-nggak-ngeliat-kamera-bergaya-menerawang-masa-depan.
Kalo nggak inget laper, mungkin ampe subuh
deh kita di situ cuma buat foto.
[Camera by Agita, Pengarah Gaya Absurd by Amel]
Cosmo World ini adalah sebuah area yang
berisikan berbagai wahana permainan outdoor yang dipisahkan oleh sungai di
tengahnya. Yang paling terkenal dan cetar tentunya si Bianglala ukuran raksasa
dan jadi ikon Cosmo World. Di bawah Bianglala terdapat wahana Roller Coaster
dengan track unyu berwarna pink. Sedangkan disebrangnya ada beberapa wahana
sejenis Ontang-Anting (kalo di Dufan), atau sejenis Vertigo (kalo di Trans
Studio). Maap ye, nama-nama wahananya lupa.
Selain wahana pemicu adrenalis, ada juga
wahana cetek untuk anak-anak. Seperti Jet Coaster mini, perahu dayung/boat
race, dan rumah es yang suhu di dalamnya bisa mencapai minus 30 derajat.
“Beuh, di luar aja yang cuma 18 derajat gue
menggigil, cuma orang-orang yang nggak ada kerjaan yang masuk ke ruangan
bersuhu minus 30 derajat, mana pake bayar lagi.” Protes Amel.
Masuk ke Cosmo World ini tidak dipungut
bayaran, tapi jika ingin naik wahana harus beli tiket per-permainan. Untuk
permainan cetek harga tiket perorangnya 500 Yen untuk satu kali naik, sedangkan
untuk wahana yang lebih menantang harganya 600 Yen.
Sore itu aku dan Amel mencoba uji nyali
dengan menaiki salah satu wahana yang diputer-puter sambil naik ke atas dan
dibalik 180 derajat. Sorry lupa nama wahananya. Sayah dan Amel mengikrarkan
diri sebagai pecinta wahana pemicu adrenalin, jadi dengan songongnya kami pun
berjalan dengan tegap menuju pintu masuk wahana setelah membeli tiket dulu
tentunya.
Karena Agita paling anti sama wahana yang
begituan, beliaw cuma nunggu di bawah aja sambil duduk manis.
Kedua bolang songong ini pun dengan pedenya
menaiki wahana tersebut dan dengan excited-nya siap-siap meluncur.
Di putaran pertama akika dan Amel masih sempet ketawa-ketawa dan jerit-jerit kelojotan saking senengnya naik wahana. Apalagi kami udah lama nggak jerit-jerit sampe tenggorokan hampir putus *maklum, stress bertumpuk pemirsah!*
Di putaran pertama akika dan Amel masih sempet ketawa-ketawa dan jerit-jerit kelojotan saking senengnya naik wahana. Apalagi kami udah lama nggak jerit-jerit sampe tenggorokan hampir putus *maklum, stress bertumpuk pemirsah!*
[Dua bolang songong yang sok jago ceritanya mau naik wahana sekalian uji adrenalin]
Karena beberapa putaran awal wahana masih
berada di bawah dan hanya puter-puter biasa, aku dan Amel masih bisa menikmati
wahana yang kami naiki.
Tapi begitu wahana menukik ke atas dan
posisi kami di dalam yang tadinya duduk vertical jadi horizontal, ditambah
dengan gaya gravitasi yang menekan dari ujung kepala sampai ujung kaki yang
bikin kepala beratnya jadi ratusan kali lipat, Amel yang duduk di belakangku
tiba-tiba jadi senyap dan menghentikan teriakan excited-nya, berubah menjadi
jeritan histeris di menit berikutnya.
Sebetulnya wahana yang kami naiki itu seru
banget, kalo gaya gravitasi yang neken badan bisa dikurangi. Entahlah apa yang
bikin wahana itu jadi petaka, padahal masih lebih serem Roller Coaster di
seberang.
Begitu wahana berhenti berputar, aku, Amel
dan penumpang lainnya turun dari atas wahana. Kulihat wajah Amel pucat bahkan
dia jalan sempoyongan. Ibu-ibu yang duduk di belakang kita pun sama pucatnya
dan bilang “Tadi serem amaat ya.”
Selain wahana yang bikin sakit kepala dan
puyenghai, nampaknya perut kosong dan kelaparan menambah rasa mual kami sore
itu.
Dua bolang songong yang tadi sok jago naik
wahana, kini tinggalah dua bolang yang kepayahan dan bermuka pucat.
“Pusing pala Betmen!”
*karena pusing pala Barbie udah terlalu
mainstream*
“Tuh kaaan, untung gue nggak ikut naik”,
celutuk Agita yang menyambut kami di pinggir area wahana begitu ngeliat Amel
aduh-aduhan mengeluh pusing.
Daripada melihat Amel tumbang karena
kelaparan dan puyeng, kami pun langsung mencari tempat makan di dekat situ.
Karena hanya ada restoran fast food sejenis
McD, KFC dan sejenisnya, maka mau nggak mau ketiga bolang pun ngesot ke sana.
Bodo amat lah bosen makan KFC juga,
daripada pingsan di jalan.
Setelah perut kenyang dan puas nongkrong,
kami pun melanjutkan perjalanan menuju spot berikutnya. Apalagi sekarang Amel
udah semangat dan nggak puyeng lagi, jadi ketiga bolang pun jalan dengan riang
gembira.
*kayaknya ente mah pusing karena laper,
Mel! Bukan karena naik wahana*
Spot berikutnya adalah Yokohama Red Brick,
yang sering muncul di drama-drama atau TV Show Jepang.
Dari Cosmo World, kita cukup jalan kaki
mengikuti arus jalan dan menyebrang sekali saja. Lebih mudahnya Red Brick ini
berada di belakang Cosmo World.
Oiya, selagi berjalan menuju Red Brick kami
pun melewati Noodle Museum. Tapi karena nggak ada yang tertarik untuk ke sana,
dan hari pun semakin sore, maka disekip dulu ajah.
[Bangunan Red Brick ini isinya restoran *yang nampak mahal*]
Sesampainya di Red Brick, ternyata
ruameeeee banget.
Di hari itu kebetulan lagi ada dua event
sekaligus yaitu Yokohama Yosakoi Dance Festival dan Yokohama October Fest.
Yosakoi Dance diisi dengan lomba
traditional dance dari tiap kelompok, sedangkan October Fest adalah acara
bazaar dan festival khusus untuk beer alias mabok berjamaah.
*Astagfirullah*
*lalu berbondong-bondong ikut masuk*
Untuk masuk ke October Fest, kita harus
bayar tiket masuk seharga 300 Yen. Tapi begitu tahu kalo isinya bazaar beer dan
gue nggak minum beer dan sejenisnya, apalagi ane benci banget bau bir yang
bikin puyeng itu, maka sebuah keputusan tepat untuk tidak ikut masuk ke
dalamnya.
Ketiga bolang pun cuma foto-foto di
sekitaran Red Brick kemudian ngesot menuju pelabuhan yang tidak jauh dari area
Red Brick dan October Fest.
Kebetulan di pelabuhan ada satu kapal
pesiar yang lagi mangkal. Kapalnya guedeee banget dan akik baru kali ini
ngeliat kapal pesiar sedekat itu.
*bawaannya kan jadi pengen berpose Titanic di
ujung dek kapal*
*Jack, where are you?*
*udah kelelep dimakan lele mbak si Jack-nya*
Karena di pinggir pelabuhan rame banget sama orang-orang yang kepengen ngeliat kapal pesiar sekalian selfie, maka ketiga bolang pun lama-lama bosan *atau entah kembung masuk angin gegara kelamaan berdiri di pinggir laut*, so kami pun melipir ke pinggir dan nyari tempat duduk.
Karena kebetulan temennya Amel pun lagi ada di sekitar situ, maka kami pun menghampiri mereka dan ngobrol-ngobrol sebentar.
Sayangnya, karena besok akoh harus masuk kerja, jadinya nggak bisa pulang malem. Apalagi ini kaki udah gempor, kepala masih pusing abis naik wahana di Cosmo World, dan perut mulai enek kelamaan di tempat ramai *maklum, introvert akut, energi langsung terkuras kalo dikerubutin orang banyak terus*, jadinya akik pamit pulang duluan.
Sedangkan Amel dan Agita nampaknya masih betah dan bakal nongki di sono ampe gelap sekalian mau ngeliat sunset, apalagi besok mereka libur coz udah ngambil cuti.
Enaknya yang udah dapet cuti, apalah aku mah masih karyawan baru, boro-boro dapet cuti *bakar kantor*.
Setelah dianterin Amel dan Agita sampai jembatan di dekat Cosmo World *padahal udah bilang nggak usah dianterin, soalnya lumayan jauh* dan diwanti-wanti sama Agita soal arah menuju Stasiun *iye iye, gue emang tukang nyasar* kami pun berpisah sore itu.
It was so short, but so fun!
Terima kasih sudah meluangkan waktu kalian sehingga rasa kangenku ketemu temen-temen Indonesia pun terobati.
Semoga bisa hangout lagi dalam waktu dekat ya!!!