[Holiday] : Odawara Castle

Liburan musim semi atau yang biasa disebut Golden Week di Jepang tahun ini dapet jatah libur 11 hari berturut-turut.
Nikmat mana lagi yang kau dustakan coba? Libur lebaran di Indonesia aja belum tentu dapet sebanyak itu.
Sebetulnya, libur resmi di kalender adalah 10 hari, cuman di kantor gue rangorang pada nambah satu hari dengan potong cuti tahunan.
Karena gue nggak mau ngantor sendirian sedangkan temen-temen kantor pada liburan, ya gue ikutan juga donk nambah satu hari libur, jadinya total 11 hari libur panjang.

Berhubung Golden Week di sini nggak jauh beda dengan libur panjang atau libur lebaran di Indonesia, dimana setiap tempat wisata pasti penuh membludak, harga hotel atau penginapan naik nggak tanggung-tanggung dan bikin jiwa misqueen-ku merontapronta, serta arus mudik yang padat di jalan tol (meski nggak separah di Indonesia, karena disini macetnya tertib), maka gue memutuskan untuk ngadem guling-guling di rumah aja.
Selain emang males keluar, lumayan menghemat pengeluaran.
Apalagi di awal Mei ini mulai memasuki bulan puasa, jadi memang lebih enak di rumah aja.

Tapi kalo terus di rumah tentunya lama-lama bosen donk.
Maka dari itu, gue pun mulai searching tempat yang bisa gue kunjungin yang nggak jauh dari rumah.
Kebetulan gue pernah denger ada benteng (castle) di sekitaran Kanagawa Perfecture dan dekat dari rumah, namanya Odawara Castle.

Hasil searching di mbah gugel, rupanya Odawara Castle lumayan deket, cukup 50 menit pake kereta express dari stasiun deket rumah menuju Odawara Station. Dari Odawara Station pun tinggal jalan kaki sekitar 10 menit menuju area castle.

Beberapa hari sebelum memasuki libur panjang, temen kantor gue, Tsunoda-san nanya apa rencana gue selama libur musim semi ntar. Gue bilang palingan cuma di rumah dan pengen ke Odawara Castle kalo kebetulan cuaca lagi cerah.
Tsunoda-san yang ngedenger gue mau ke Odawara Castle langsung ngajak pergi bareng, dan dese pun bakalan ngajak temennya, yaitu Toyoshima-san.|

Setelah berembuk, ketiga bolang ini sepakat pergi ke Odawara Castle di tanggal 30-April-2019.
Bertepatan dengan hari terakhir di tahun Heisei Jepang, yang sekarang udah ganti generasi menjadi tahun Reiwa sejak 1-Mei-2019 lalu, karena kaisar baru Jepang sudah naik tahta.
FYI aja sih, hehe.

Sayangnya, hari itu cuaca kurang mendukung.
Hujan terus mengguyur dari pagi sampai sore.
Karena udah terlanjur janji, yowis kita bertiga tetep pergi ngebolang ke Odawara Castle. Lagian hujan di sini sih nggak bakalan bikin jalanan jeblok dan bechek nggak ada ojhek.
Meski jalanan basah, teuteup enak buat jalan kaki dan explore seisi castle.

Sekitar jam 11:00 gue tiba di Odawara Castle, sedangkan Tsunoda-san dan Toyo-san udah nunggu di depan pintu masuk stasiun.
Setelah tanya ke guide information di sekitar stasiun, kita bertiga pun menuju castle.
Karena udah masuk jam makan siang, ketiga bolang yang kelaparan memutuskan untuk mamam chantieq dulu sekalian isi bensin sebelum menjelajah castle, biar nggak lemes.

[Odawara Station, yang ternyata luas banget]


Sayangnya, restoran di sekitar castle pada penuh dan ngantri, maklum udah masuk jam makan siang.
Setelah galo antara dua restoran, akhirnya kita bertiga memilih restoran yang menunya sebagian besar sashimi, ikan laut, udang dan sejenisnya.

[Amunisi sebelum ngebolang]


Perut kenyang, kami pun siap ngebolang menjelajah Odawara Castle.
Karena hujan masih mengguyur, kita pun menjelajah bagian luar castle dan foto-foto maniez sambil payungan. Meski mendung dan diguyur hujan, sekeliling castle teuteup keren dan bersih tentunya. Beruntung karena hujan, pengunjung pun nggak begitu banyak, jadinya bisa puas ngambil foto.



Di gerbang depan, kita disambut dengan kolam yang cukup luas yang mengitari sekeliling castle, dengan sebuah jembatan warna merah dan cantik banget.
Gerbang pertama menyambut kita dengan sebuah pintu besar nan kokoh.
Semakin masuk ke dalam, semakin banyak ornamen khas Jepang jaman perang, gerbang besar dan kokoh, tembok benteng, hingga pohon berumur ratusan tahun.
FYI, Odawara Castle ini baru dipugar tahun 2016 lalu, jadi masih kelihatan baru, baik itu bagian dalam dan luarnya.






Setelah membayar tiket masuk seharga 500 Yen (untuk dewasa), ketiga bolang pun memasuki kawasan castle yang memiliki 5 lantai ini.

[Sebelum masuk castle, poto-poto chantieq dulu]


Lantai 1 berisi loket tiket, toilet, coin locker, photo box, toko oleh-oleh dan theater.
Di theater kita bisa menonton movie pendek berdurasi sekitar 7 menit yang menjelaskan sejarah Odawara Castle dan keluarga yang menjadi asal muasal serta silsilah di Odawara Castle ini.
Di movie ini pun kita bisa mendapatkan informasi tentang pemugaran Odawara Castle dan prosesnya hingga bisa berdiri kokoh dan keren seperti sekarang.
Sayangnya, movie-nya hanya tersedia dalam bahasa Jepang^^



Setelah movie selesai diputar, selanjutnya kita ngesot ke lantai dua dan tiga, tempat memamerkan benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan Odawara Castle. Di sini juga ada informasi tentang castle di seluruh Jepang yang diurutkan berdasarkan ketinggiannya.
Odawara Castle menempati urutan ke-7 dengan tinggi 27.2 M, sedangkan urutan pertama dipegang oleh Osaka Castle dengan tinggi 41.5 M.

Widiiih, boleh juga tuh Osaka Castle!
Waktu ngunjungin Himeji Castle tahun kemaren, kupikir Himeji yang bakalan paling tinggi, soalnya dese punya 7 lantai dan castle-nya udah kelihatan dari jauh bahkan sebelum turun dari kereta, saking tingginya.
Ternyata Osaka Castle lebih tinggi lagi!
FYI, Himeji Castle sendiri berada di urutan ke-5.
Gue pernah ke Osaka Castle di tahun 2016 lalu, dan sayangnya cuma sampai bagian luar aja, nggak sampai masuk ke dalem.
Padahal saat itu temen gue nawarin masuk ke dalem, tapi guenya nolak, yang sekarang gue sesali.
Semoga ntar bisa Osaka Castle lagi. Amin.

Aniwey, perjalanan menjelajah Odawara Castle kita lanjutkan ke lantai empat dan lima alias puncak castle.
Seperti kebanyakan castle di Jepang, lantai teratas castle diisi dengan patung dewa yang menjadi kepercayaan castle tersebut dan biasanya orang-orang Jepang yang mengunjungi castle berdoa di depan patung dewa tersebut.
Karena Tsunoda-san dan Toyo-san lebih suka menjelajah dan ngeliat seisi castle, mereka cuma ngeliat patung dewa lalu pergi ke tempat lain :D

Berbeda dengan castle yang pernah gue kunjungi, di puncak Odawara Castle kita bisa ngeliat pemandangan puncak castle dari luar. Di lantai teratas, ada pintu yang menuju ke beranda castle dan kita bisa berkeliling sambil menikmati pemandangan kota Odawara dari puncak castle.
Kalau di castle lain, cuma bisa ngeliat pemandangan puncak castle dari jendela aja.



Setelah semua lantai dijelajahi, ketiga bolang pun ngesot kembali ke lantai bawah.
Berbeda dengan Nagoya Castle yang memiliki lift di dalam castle, Odawara Castle cuma pakai tangga, jadi siapkan tenaga dan jangan lupa makan dulu sebelum menjelajah Odawara Castle.
Tapi masih mending lah daripada Himeji Castle yang punya 7 lantai tanpa lift. Haha.

Begitu tiba di lantai satu, Tsunoda-san dan Toyo-san langsung mampir ke toko oleh-oleh dan ngeborong beberapa goods khas Odawara Castle.
Sedangkan gue cuma duduk di pinggir toko sambil istirahat.
Meski udah keliling toko, tapi nggak ada goods yang kepengen dibeli, jadinya nunggu mereka yang lagi belanja aja sambil istirahat.

Sebelum keluar dari castle, rupanya ada photo box di samping pintu keluar.
Dengan membayar 600 yen untuk 4 kali jepret, kita bisa foto-foto dengan latar beberapa tipe pemandangan berlatar Odawara Castle.
Seperti halnya photo box kebanyakan, kita bakal dapet hasil jepretan foto dalam bentuk sticker photo yang bisa dibagi-bagi sesuai tipe dan jumlah photo yang kita pilih.

[Salah satu bukti ke-4L4Y-an kami di photo box]


Setelah puas menjelajah Odawara Castle, kita menuju ke gedung di sebelahnya yang berisi exhibition samurai dan ninja yang masih punya keterkaitan dengan Odawara Castle.
Dengan membayar 200 yen, kita bisa melihat beberapa baju perang, katana, dan peninggalan sejarah di jaman perang lainnya. Di sini pun ada theater yang bisa kita tonton.
Bedanya, theater yang ini berisikan permainan cahaya dari proyektor yang amat sangat ciamik dengan diiringi musik yang adem banget, sehingga bikin kita betah menikmatinya.
Di tengah ruang theater ada replika baju perang yang semuanya berwarna putih, dan jadi center saat proyektor menyinari ruang theater. Entah kenapa, gue malah jadi serem ngeliatnya.
Apalagi baju perangnya nggak ada mukanya, tapi ada kepala buat menempelkan pelindung kepala.
Mungkin karena baju perangnya semua berwarna putih, berasa ngeliat pocong pake baju perang, jadinya rada-rada horor gitu. Haha.



Setelah seluruh exhibition dijelajahi, kita pun ngesot lagi menuju toko oleh-oleh, yang lagi-lagi nggak bikin gue berminat untuk belanja :)
Sebetulnya masih ada satu tempat yang bisa dikunjungi, yaitu Ninja Museum.
Tapi, berhubung ketiga bolang udah kecapean, jadinya kita sekip aja dan ngesot pulang.
Sebelum pulang, kita mampir dulu ke cafe di deket stasiun buat ngopi chantieq dan istirahat sebentar.
*perasaan gue banyak istirahatnya ya haha*






Sekitar jam 17:00 kita pun pulang, setelah Tsunoda-san dan Toyo-san beli oleh-oleh (lagi) di sekitar stasiun. Kata mereka, Odawara itu terkenal sama Kamaboko (camilan atau makanan pelengkap berbahan dasar ikan, yang bisa dinikmati di dalam oden atau dimakan langsung setelah dibakar dulu), jadinya mereka beli beberapa Kamaboko di sekitar Odawara Station.

Meskipun seharian hujan dan harus keliling castle sambil payungan, tapi gue PUAS banget explore Odawara Castle ini. Nggak nyangka kalo Odawara Castle bisa sekeren dan semegah ini, apalagi deket rumah. Karena image gue biasanya castle yang gede ada di bagian barat Jepang, kayak Osaka, Nagoya, atau Kumamoto.

Dengan ini, bucket list gue untuk menjelajah castle di Jepang pun bisa dicoret satu.



Benteng sudah kami kuasai, Yang Mulia!
*jokes sesuai KTP*
*yang ngerti jokes ini, berarti umur kita nggak beda jauh*





Are you listening?

 “Kita dianugerahi dua telinga dan satu mulut, bukankah itu berarti kita sebaiknya lebih banyak mendengar daripada bicara?” Saya sering deng...