Thailand (Day 2)

3-Dec-15

Hari kedua di Thailand bakal diisi dengan jelong-jelong :D

Sekitar jam 6 pagi, aku dan teman kantorku ngacir ke restoran hotel buat sarapan. Berhubung kemaren malam kecapean, maka pagi itu perut jadi keroncongan dan pengen segera diisi.
Setelah sarapan, kita pun berkumpul di lobi hotel karena bis yang bakal membawa kami jelong-jelong hari ini akan meluncur tepat pukul 7 pagi.

Seperti yang pernah dibahas di postingan sebelumnya, hari ini kami akan mengunjungi Bang-Pa-In Palace alias Istana Raja Thailand. Dari Hotel menuju Palace memakan waktu sekitar 1 jam. Tapi, sebelum itu rupanya kita mau berkunjung dulu ke factory office yang ada di Thailand. Selain berkunjung dan temu sapa para staff dan bos dari Thailand, di factory juga kita sekalian observasi buat ngeliat factory Thailand itu kayak apa sih^^

Sekitar jam 9.00, kami tiba di factory yang langsung disambut hangat olah para staff Thailand yang ramah-ramah. Setelah penjelasan singkat mengenai skejul aktivitas hari itu, kami pun dibagi-bagi dalam beberapa kelompok. Karena partisipan lumayan banyak dan bakal jadi rusuh kalo sekaligus masuk factory, jadinya dibagi dalam kelompok kecil. 

Waktu itu aku kebagian dalam satu kelompok bersama member dari Philipine dan India.

Setelah menunggu sekitar 15 menit, akhirnya tiba juga giliran kelompok kita. Dengan dipandu seorang staff Thailand yang akan menjelaskan alur observasi dengan bahasa Inggris, kita pun mulai berkeliling factory.
Sebagian besar sih nggak jauh beda dengan factory tempatku kerja di Indonesia, hanya saja factory di Thai ini bersiiiiiihhhh dan rapih banget. Selain itu orang-orangnya sopan banget. Kalo ketemu, pada nyapa dan senyum.
Nggak kayak operator di Indonesia yang sok hebat dan songong, ketemu aja kagak ada sapa-sapanya. Bahkan yang cowok-cowok pada nggak sopan dan kadang brengsek. Ada tamu atau staff cewek lewat, bukannya ngucapin salam, malahan siul-siul nggak jelas.

Hadeuuhh, malu-maluin. 

Beginilah bedanya orang yang berbudaya dan berpendidikan, dibanding yang bisanya cuma demo tereak-tereak nggak jelas.

Oke sip.
Sedikit intermezo. Hehe.

Lanjut ke acara semula.

Setelah observasi selesai, kami kembali ke office tempat tadi berkumpul.
Pihak staff Thailand menjelaskan sedikit rute untuk tempat sightseeing ke Palace nanti.
Setelah itu, kami pun keluar factory dan menuju bus masing-masing untuk cuss lanjut menuju Palace.
Oia, sebelum pergi, tidak lupa foto-foto dulu di depan factory.
Eksis teuteup nggak boleh ketinggalan :D

Dari factory yang berlokasi di Ayutthaya menuju Palace memakan waktu sekitar 1 jam.
Sepanjang jalan, satu hal yang aku perhatikan, Thailand ini buanyaaak banget fly over-nya. Fly over-nya pun nggak maen-maen guedeeenya. Jalan yang lebar dan tingginya bisa melebihi gedung-gedung bertingkat. Selain itu, banyak juga pembangunan jalan dan infrastruktur. Nampaknya pembangunan di Thailand lagi gencar-gencarnya dilakukan.

Setibanya di Palace, kami langsung berbaris rapi di depan penjualan tiket. Setelah menghitung berapa orang yang akan masuk, kami pun mulai memasuki Palace dengan tertib.

Oiya, kalau mau memasuki Palace harus menggunakan pakaian tertutup.
Nggak, nggak perlu berhijab syar'i, yang penting pakai celana yang menutupi hingga betis dan dada nggak tumpeh-tumpeh, trus pakai baju lengan pendek pun OK, asal jangan tanktop ya.
Untungnya aku dan member dari Indonesia pakai baju sesuai persyaratan, jadi kami boleh masuk tanpa ditahan terlebih dahulu.

Sayangnya, member dari UK kudu dibungkus dengan banyak kain penutup (yang sudah disediakan staff Palace), soalnya cewek-cewek bule ini pada pake baju minim yang paha dan dadanya tumpeh-tumpeh. Haha.
Bahkan, salah seorang staff Thailand yang jadi pemandu kami pun kudu pakai kain penutup cuma karena dia pakai celana jeans robek di bagian pahanya. Waoooww, bener-bener kudu sopan ya disini.
Katanya, karena kita akan memasuki kediaman Raja Thailand yang amat sangat dihormati, maka pakaian yang dikenakan pun harus sopan.

Setelah semua pakaian pengunjung dirasa sudah tidak ada masalah, kami semua pun mulai memasuki area Palace.

Area Palace didominasi taman dengan padang rumput dan pepohonan di sekelilingnya. Untuk mengelilingi Palace, disediakan mobil yang biasa digunakan golf supaya kita nggak capek jalan kaki. Biasanya mobil ini disewakan ke pengunjung dengan harga 400 THB (sekitar 160 ribu) perjam untuk jam pertama dan 200 THB (sekitar 800 ribu) perjam untuk jam berikutnya, kalau nggak salah ya, lupa ane...haha.

Karena semua sudah dibayarin sama staff Thailand, yaa kita sih tinggal naik aja. Hoho.
Oia, kalau mau pakai mobil ini pastikan bawa temen yang bisa nyetir mobil ya, karena cara nyetirnya sama seperti mobil-mobil di jalanan.

Udara di Palace kala itu tidak beda jauh dengan di Jakarta atau Jogjakarta. Puanaaaasss dan gerah. Meski sedikit terbantu dengan banyaknya pohon di sekeliling Palace, tapi teuteup aja bikin keringat bercucuran. So, jangan lupa bawa air minum supaya nggak kehausan.

Spot pertama dari Palace yang kami kunjungi adalah sebuah altar berukuran 2x2 m yang berfungsi untuk berdoa. Di depan altar tersebut ada sebuah kolam kecil yang tenang plus air mancur.

Puas melihat-lihat dan berfoto, spot berikutnya adalah sebuah bangunan mirip kuil yang berada di depan kolam. Di tengah kolam itu sendiri ada sebuah kuil kecil yang kinclooong banget. Mungkin dari logam mulia kali ya dibuatnya. Karena temen-temenku sibuk selfie dan aku sibuk ngipas-ngipas saking panasnya, jadi kami nggak begitu ngedengerin penjelasan guide soal spot ini. *dipelototin guide*



[Kuil kecil di tengah kolam yang ada di salah satu spot Bang-Pa-In Palace]



Di bangunan mirip kuil ini, kami boleh masuk dan foto-foto. Uniknya, di dalamnya ada petugas khusus yang jualan roti. Roti-nya sejenis roti tawar/kadet tanpa rasa dan toping apapun, polos pokoknya. Disimpan di dalam etalase, harganya lupa. Roti ini bukan buat dimakan oleh pengunjung, tapi untuk dikasih ke ikan-ikan yang ada di kolam di sebelah kuil.

Karena saya merasa sayang banget ngabisin duit Baht cuma beli roti yang nantinya dibuang ke kolam dan jadi makanan ikan, ya udin mending liatin aja orang lain ngasih makan ikan. Haha.

Dari kuil berisi pedagang roti dan ikan-ikan kelaperan, spot selanjutnya adalah menuju Istana Raja.
Naah, ini dia yang dinanti-nanti!

Istana Raja Thailand ini didominasi warna putih, dengan bangunan megah yang memiliki banyak pilar tinggi. Sebelum memasuki istana, lagi-lagi kita diharuskan memakai kain penutup. Kali ini tidak terkecuali meski sudah pakai baju tertutup, tetap harus pakai kain khas Thailand untuk menutupi bagian bawah mulai dari pinggang hingga kaki.

Begitu memasuki istana, segala jenis kamera ataupun video dilarang dipakai. Bahkan ngobrol pun harus bisik-bisik alias nggak boleh gaduh. Kita boleh duduk di alas karpet, tapi tidak diizinkan untuk menduduki kursi-kursi yang ada di dalam istana.

Suasana di dalam istana amat sangat terasa sakral. Beberapa area di dalamnya agak-agak bernuansa Eropa zaman dulu. Seperti furniture dari kayu, dinding-dinding berhiaskan gorden klasik dan beberapa foto dengan frame mewah nan vintage terpampang di setiap dinding istana.

Di ruang utama, terdapat singgasana raja dan di depannya ada beberapa patung juga kursi, mungkin untuk tempat para bawahan raja. Intinya, dengan berkunjung ke istana Raja Thailand ini, image suasana istana yang sering kita lihat di film-film nggak beda jauh lah ya.

Oiya, ketika aku tanya ke salah seorang staff Thailand, sebenarnya sakarang ini Raja Thailand sudah tidak memakai istana ini. Raja Thailand saat ini tinggal di Bangkok di kediaman yang lebih modern tentunya^^

Meski begitu, Bang-Pa-In Palace masih digunakan untuk acara-acara kerajaan atau acara kenegaraan lainnya. Sehingga, tempat ini amat sangat dijaga dan banyak tentara wara-wiri untuk menjaga tempat ini.
Setelah puas melihat-lihat isi istana, kami pun melanjutkan ke spot yang lain.

Spot berikutnya adalah sebuah taman berisikan pohon-pohon yang sengaja dibuat menyerupai gajah.
Lucu-lucu deh! Ada yang kecil sampe yang gueeede bingits!
Gajah memang jadi ciri khas Thailand, jadinya pohon-pohon pun dibuat mirip gajah.

Spot selanjutnya adalah sebuah kuil sekaligus menjadi spot terakhir yang dikunjungi.
Kali ini kita mengunjungi sebuah kuil besaaar dengan dominan warna merah!
Kalo dilihat-lihat sih, kayaknya kuil ini masih sodaraan dengan kuil China, karena selain warna merahnya, di dalamnya pun banyak tulisan dalam bahasa Mandarin.

Lagi-lagi, karena aku sibuk kipas-kipas saking panasnya, aku nggak begitu merhatiin penjelasan guide soal kuil ini *dipelototin lagi*. Yang aku tahu, saat memasuki kuil ini, alas kaki harus dilepas.
Tapi luckly, kita boleh foto-foto di dalam kuil. Iyeey!

Aku yang nggak tahan dengan udara panas, akhirnya nyerah dan istirahat di pinggir kuil. Kuil merah cuma dilirik bentar, foto, pakai sepatu lagi, lalu duduk kecapean di pinggir.
Sumveh, puanaaas banget! Air mineral dua botol pun kayaknya nggak bakal bisa mengobati kegerahan hari itu.
Untungnya, kuil merah adalah spot terakhir, karena setelah itu kami meluncur kembali menuju pintu keluar. Iyeeyy!!! 

Ngebut, masbro!

Setelah semua kumpul, kami pun kembali naik bis untuk pulang ke Hotel.
Entah kebetulan, atau entah memang sudah budayanya kalau ke tempat wisata, di Palace ini pun rupanya ada tukang curi-curi foto. Itu looh, tukang foto yang diem-diem ngambil foto kita, trus dicetak diem-diem juga, tau-tau udah digelar dan dijual. Dia menawarkan pake bahasa Thailand sambil nunjukin foto kita. Staff Thailand bilang, harga fotonya adalah 100 THB atau sekitar 40ribu, sudah termasuk frame chuantieq, kakakss!
Oiya, ditambah bonus senyuman mang-mang penjual fotonya. Kalau mau silakan dibeli, kalau nggak butuh cuekin aja. Gituu kata Miss Lek, yang jadi guide kami waktu itu.

Sayang, penjual fotonya nggak kayak bintang film Thailand yang suka ada di bioskop, jadinya nggak aku beli deh #HALAH.

Setelah semua member lengkap dan duduk manis di dalam bis, kami pun meluncur kembali ke Berkeley Hotel.
Rasa gerah dan capek seharian ini bikin pules tidur sepanjang perjalanan pulang.
Sebelum tiba di hotel, salah seorang staff Thailand bilang kalau kita akan dinner bersama sekitar jam 19.00. Soo, sebelum itu silakan istirahat dan mandi trus dendong yang chantieq. Kalo mau belenjong, belenjong dulu pun boleh, kakakks!

Karena mandi buatku adalah wajib fardu'ain, apalagi setelah kepanasan tingkat dewa kayak tadi, maka acara belenjong dikesampingkan dulu. 

Begitu tiba di kamar hotel, langsung ngibrit ke shower dan mandi sepuasnyaaaa!
Jam 18.50, kami sudah berkumpul di restoran hotel untuk dinner.
Rencananya, setelah dinner temen-temenku ngajak ke money changer sekalian belanja. Tapiii, sayang amat disayangkan, hujan deras mengguyur kota Bangkok malam itu.
Kepaksa kita ngelamun dan galau selama sejam buat nungguin hujan reda.

Alhamdulillah, sekitar jam 21.00 hujan di luar agak reda.

Meski masih gerimis, tapi kelima bolang dari Indonesia ini nggak bisa menghentikan hasrat buat belenjong. Apalagi uang Baht udah di tangan, plus Bos ngasih tambahan uang saku, plusssss abah presdir juga ngasih tambahan uang saku. Sooo, apalagi yang ditunggu?!! Uang di dompet udah tebel, mall ada di sebelah tinggal lima langkah dari hotel, hujan reda, dan pasar kaget di depan mall pun udah menunggu kami dengan manisnya :D
Karena siangnya udah kepalang capek, maka acara belenjong malam itu pun nggak bisa lama-lama. Kami hanya keliling sekitar mall buat cari-cari T-shirt khas Thailand, gantungan kunci, tas-tas lucu bergambar gajah, dan beberapa tas atau sepatu.

Harga yang mureee tapi dengan kualitas yang mumpuni, bikin acara belenjong pun amat sangat semangat.
Sayangnya, mall di Thailand ini tutupnya cepet banget. Baru jam 21.00 aja, udah sepiii dan diusir satpam karena mau tutup. Bahkan ketika beli tas, sampe-sampe mba-mba penjualnya ditungguin pacarnya yang mau pulang bareng, padahal kelima bolang dari Indonesia masih sibuk belanja di toko dia.

Maaf ya, Miss yang cantik (nggak tau namanya), udah ngerepotin dan thanks udah melayani kami dengan sabar sampe harus ngacangin pacar sendiri. Huhuu.

Meski mall udah tutup, rupanya para pedagang di Thailand ini pinter-pinter.
Barang dagangan mereka yang dipajang di mall, dibawa keluar mall (tepatnya di depan mall) dan dipajang untuk dijual lagi!!!

Yeaahh!! Meski mall tutup, belenjong jalan teruuussss!!! Bahkan, kalau udah agak malam banyak yang banting harga. Horeee!!!
Sekitar jam 22.30, acara belenjong kita sudahi karena kaki udah pegel dan kecapean, plus mata pun udah nggak kuat. 

Padahal uang di dompet masih banyak, loooh *ditoyor*.

Yowis, mending balik ke hotel dan bobo chantieq sajah.
Well, dengan kembalinya ke hotel, hari ke-2 di Thailand pun berakhir.

Capek memang, tapi semuanya terasa menyenangkan. Apalagi orang-orang Thailand ramah-ramah, dan partner dari Indonesia pun orangnya asik-asik, so rasa capek pun nggak begitu terasa.
Besok adalah hari yang paling ditunggu dan paling bikin grogi, pasalnya besok adalah hari presentasi dan convention.

Semoga besok semuanya dilancarkan.
Amiiiin.

PS : Untuk foto-foto lainnya bisa dilihat di sini.




No comments:

Post a Comment

Are you listening?

 “Kita dianugerahi dua telinga dan satu mulut, bukankah itu berarti kita sebaiknya lebih banyak mendengar daripada bicara?” Saya sering deng...