nganggur time

23-Jul-15

Hari ini adalah hari kedua masuk kantor sejak libur lebaran lalu.

Hari pertama masuk kantor kemarin, banyak yang bikin agak kaget juga. Kaget karena budaya dan atmosfernya beda banget dengan saat di kantor lama.

Di kantor lama, hari pertama itu dimulai dengan General Briefing yang wajib dihadiri semua karyawan, mulai dari Big Bos, Manager, Staff, hingga Operator dan Security. Biasalaah, beberapa kata sambutan menyambut hari yang baru sambil salam-salaman ala idul fitri. Setelah itu, bebersih selama satu jam. Semua plastik pembungkus baik itu mesin, alat, jig, telepon, sampe alat tulis pun mulai dibuka. Nggak lupa sapu-sapu dan ngepel untuk bersihin debu-debu yang hinggap selama libur panjang.

Hari pertama pun terlihat semua meja office dan area proses penuh sama karyawan. Nggak ada yang absen apalagi minta cuti tambahan. Pasalnya, kalo di hari pertama ada yang nggak masuk, besoknya atau saat dia masuk ntar, pasti langsung dipanggil ke pojokan untuk diinterogasi. Bagi karyawan tetap, siap-siap aja menerima Surat Peringatan atau disensi-in Bos. Bagi karyawan kontrak / magang, siap-siap yu dadah yu babay saat kontrak berakhir nanti alias nggak ada perpanjangan kontrak.

Intinya, nambah libur di hari pertama setelah long holiday itu tabu, rendah banget, dosa besar yang bahkan tak termaafkan meskipun udah puasa 40 hari lamanya *apeu*. Pokonya cari mati deh.

Makanya, meski hari pertama, kantor langsung rame dan sibuuuuk seperti biasanya. Nggak ada acara leha-leha ato cuma sekadar temu kangen dan ngobrol-ngobrol doank. Pokonya langsung NGULI!

Nah, di kantor baru ini kondisinya berubah 180 derajadh!
Begitu tiba di kantor, masih sepi, tentunya karena aku datang paling pagi seperti biasa.
Saat itu masih menunjukkan pukul 07.00, sedangkan jam kerja mulai pada 08.00. Sambil nunggu, aku pun nonton beberapa acara TV Arashi di henpon.

Jam 07.30, cuma seorang temenku yang orang Akunting datang.
Jam 07.45, ada temenku dari Interpreter English datang. Disusul beberapa manager dan staff.
Jam 08.00 teng, nggak ada yang dateng lagi.
Begitu aku tengok ke office sebelah, sepi.
Dari satu departemen, palingan cuma ada 2-3 orang. Bahkan di tempat IT staff nya maen tunggal alias cuma sendiri.
Ngintip ke office produksi di bawah, sama sepinya. Cuman interpreter dan beberapa manager. Sisanya, hilang entah kemana.

Setelah kepo tanya sana-sini, owalaaah rupanya sebagian dari mereka ngambil cuti tambahan. Ada juga yang kemaren baru pulang mudik trus kecapean, dan dengan santeynya bilang : capek ah, masuk kantornya besok lagi aja.

Dengan wajah datar pulak.

Dan rekan kerja yang lainnya pun menanggapi dengan wajah datar pula.
Managernya cuek-cuek aja.
Bahkan staff Jepangnya pun pada belom pulang.
Dari 10 staff Jepang yang ada, cuma dua orang yang masuk. Sisanya? Masih guling-guling di menara Tokyo kayaknya.

Karena staff dan Bos Jepang pada ngilang, maka kami sebagai interpreter pun NGANGGUR.

E-mail kosong, dokumen udah diselesein dari sebelum libur [alhamdulillaaah], tugas interpreting? Orang Jepangnya aja pada nggak ada, yaa nggak ada yang kudu dibantuin translate. Jadinya kita pun cuma bengong, bergosip, sambil ngemil kue lebaran :D

Kerasa banget GAP-nya. Kadang suka agak gimanaaa gitu ketika masuk kerja, tapi cuman bengong dan malah ngegosip. Mungkin terlihat asik, tapi karena di tempat dulu terbiasa dikasih aturan ketat banget, jadinya ngeliat orang-orang nampak santey kayak di pantey yaa agak nggak suka juga.

So, buat mengusir rasa bersalah karena nggak ada kerjaan selama beberapa hari ini, mending buka-buka lagi buku latihan buat tes level 1 JLPT akhir tahun ntar deh. Lumayan, daripada bengong^^
Plus, ada satu staff Jepang juga yang sama-sama nganggur berbaik hati mau ngajarin bahasa Jepang sambil ngebahas soal-soal latihan.




No comments:

Post a Comment

Are you listening?

 “Kita dianugerahi dua telinga dan satu mulut, bukankah itu berarti kita sebaiknya lebih banyak mendengar daripada bicara?” Saya sering deng...