pengajuan

20-Nov-14

Hari ini aku mengajukan Surat Pengunduran Diri.

Keputusan pun sudah bulat dan tidak bisa ditawar lagi. Dimulai dari awal tahun yang bimbang, pertengahan tahun yang coba bertahan dan mencari secuil alasan apapun agar aku bisa bertahan di perusahaan yang telah memberikan aku banyak hal selama 4 tahun ini, dan keputusan yang akhirnya sudah benar-benar final menjelang akhir tahun.

Pagi hari, aku menghubungi Ibu HRD dan bilang ada yang ingin didiskusikan. Tanpa basa-basi-busuk dan memang bukan gayaku, aku langsung berbicara empat mata dan mangutarakan tujuanku.
"Saya mau resign."

Satu kalimat pendek yang untuk mengucapkannya pun perlu pertimbangan matang selama kurang lebih satu tahun ke belakang.

Seperti kebanyakan atasan, Ibu HRD yang saat itu duduk di depanku menanyakan alasan pengunduran diriku.

Banyak urusan keluarga yang harus diurus dan akan memakan waktu cukup lama, sehingga dikhawatirkan mengganggu pekerjaan, dan satu-satunya jalan adalah resign.Itulah alasan yang kuungkapkan saat itu.Klise memang.

Bahkan terkesan mengada-ada atau mungin memang tidak pernah ada alasan seperti itu. Meski semua atasan atau management mendesakku, alasan sebenarnya TIDAK AKAN PERNAH aku ungkapkan. Biar saja hanya Tuhan, aku dan blog ini yang tahu :D

Ibu HRD menyayangkan keputusanku karena aku sudah cukup lama bekerja disini. Sekadar menghibur Ibu HRD itu, aku katakan kalau sebenarnya aku amat sangat menyesal harus resign karena aku sudah cukup betah disini.

Tapi sekali lagi, itu hanya keluar dari mulutku, bukan dari hati.

Setelah pembicaraan itu, Ibu HRD segera menyampaikan pada pihak management sekaligus Bos-ku. Mungkin aku terdengar cemen, karena tidak berani bicara langsung pada Bos-ku, malahan bicara dengan HRD. Tapi, ya sudahlah ya, aku malas berdebat [apalagi kalo kudu berdebat pakai bahasa Naruto, pasti aku yang kalah dan malah jadi tidak bisa menyampaikan maksudku dengan baik].

Dari staff-staff yang kemarin-kemarin resign, aku dengar setelah pengajuan resign mereka pasti dipanggil oleh atasan dan ditanya berbagai macam hal. Anehnya, aku tidak.

Hingga hari ini, tidak ada acara panggilan sidang, diajak mojok untuk interogasi, ataupun diberondong pertanyaan.

Bahkan, saat mengajukan surat resign ke Bos dan minta tandatangan beliau, tidak ada sepatah katapun keluar darinya. Bos cuma bilang, "jangan lupa transfer job kalau penggantimu nanti sudah ada, ya."

Kenapa rasanya aku diloloskan begitu mudah?
Mungkin mereka udah pasrah?
Atau bingung mau tanya apa?
Atau mungkin aku memang sudah tidak dibutuhkan lagi?
Haha.

Mungkin seperti kata temanku, Tuhan memberikan kemudahan agar aku bisa melangkah menuju dunia baru :D




No comments:

Post a Comment

Are you listening?

 “Kita dianugerahi dua telinga dan satu mulut, bukankah itu berarti kita sebaiknya lebih banyak mendengar daripada bicara?” Saya sering deng...