Presdir Baru

1-Apr-15

Di kantorku ada sistem pergantian Presdir tiap lima tahun sekali. 

Kebetulan, bulan lalu Presdir lama bakal balik lagi ke Jepang dan digantiin sama Presdir baru.
Buat kenalan sama Presdir baru ini, kemarin aku dan seorang staff Jepang yang mengelola HRD meluncur ke Intercontinental Hotel di Jeketi.

Di sana Presdir baru bernama Yoshinobu Fukano ini udah nunggu stenbay dan kita bertiga pun langsung cuss menuju lounge buat ngobrol-ngobrol dan nongki-nongki cantik.

Pengennya sih gituuu.
Haha.

Tapi rupanya tujuan mereka adalah meeting soal kerjaan #nguaa
Staff HRD dan Presdir pun membahas banyak hal, mulai dari kesiapan apartemen barunya, barang-barangnya yang dibawa ke Jepang, pindahan, rekening bank, sampe iPhone dan mobil yang bakal beliau pake.
Image pertama ketika ngeliat Presdir baru ini adalah : berwibawa dan tegas.
Dari cara dia bicara yang jelas dan to the point, nampak kalo beliau ini cukup disiplin dan bersihan orangnya.
Presdir ini juga masih keliatan segar bugar, jadinya nggak cocok dipanggil "Mbah", tapi lebih pas kalo kita panggil "PAPA"
#disambit samurai

Minusnya, Presdir baru ini kayaknya banyak maunya deeh #dipelototin Presdir
Dia minta ganti iPhone pake iPhone 6 terbaru, minta apartemennya yang bagus, minta tinggal di Hotel mewah dulu selama sebulan sampe apartemennya beres, minta mobil baru pulaaak.
Yayayaaa, untung Presdir sih.
Jadi semua keinginan dia diturutin deh^^

Setelah meeting soal kerjaan dan acara penyambutan besok, Bapa Presdir [ganti ah, jangan PAPA...hihi] pun tanya, "Makan siang, yuk. Kamu mau makan apa?" dia ngeliat ke arahku.
"Eehh? Boleh kah?" jawabku nggak percaya kalo aku boleh milih makanan sesukaku.
"He-eh, pilih aja yang kamu suka. Jangan sungkan."
"Sushi." jawabku mantabh.

Karena di sebelah hotel ada emoll, maka meluncurlah kami bertiga jalan kaki ke emoll sebelah.
Bapa Presdir ini rupanya tipe yang nggak suka ngeluh.
Ketika jalan dari hotel ke emoll yang berjarak kira-kira 100 meter, plus panas mentereng kota Jekardah di siang bolong, ditambah polusi asap sama debu, Bapa Presdir teutep mantap melangkahkan kaki tanpa bawel ngeluh panas-lah, kotor-lah, capek-lah atau laper-lah [eh, itu mah gue...haha].

Sesampainya di emoll, kita langsung menuju sebuah restoran jepang, Kaihomaru.
Tanpa basa-basi, si Bapa langsung order paket sushi dengan kualitas terbaik.
Waooowww, kapan lagi makan sushi mahal gretong cyiinn #dasar muka gratisan.
Sebelum sushi yang dipesan datang, kita pesen beberapa appertizer dulu, kayak asinan sayur, kepiting goreng tepung dan chawanmushi.

Semuanya enyaaaakkk.
Apalagi gretooong. Haha.
Selang beberapa menit, sushi similikiti pesanan kita pun datang.
Beberapa potong sushi dengan toping ikan, udang, uni (bulu babi) hingga tarako (telur ikan) segar di atasnya.
Asli mewah bingiitss!!
Udangnya guedeee dan fresh, ikannya apalagi!
Saking guedenye, ampe nggak muat nongkrong di atas kepalan nasi.



[tadaaaa, ini dia tampilan sushi similikiti yang endeuuusss]



Oiya, ada juga potongan tamagoyaki (telur dadar) yang muanisss banget, plus asinan jahe yang nggak aku makan.
Puedeees soalnya :D
Padahal itu buat menetralisir ikan mentah kan ya? Heuuu.
Sayangnya, di dalem sushi banyak wasabinya.
Itutuh pasta warna ijo yang puedees dan bikin idung nyereeng ampe mual-mual kelojotan kalo nelen kebanyakan.

Jadinya, sebelum sushi dilahap abis, aku kudu menyingkirkan wasabinya satu persatu.
Ngeliat kelakuanku, Bapa Presdir sama HRD cuma bisa ketawa.
Maap yee, walopun aku suka semuaa masakan Jepang, tapi kalo wasabi nyerah deh.
Setelah sushi dilahap abis, sop miso nggak bersisa, chawanmushi udah tinggal mangkoknya dan ocha dingin hanya menyisakan es batu, kami bertiga pun minta bill.

Ketika si Bapa Presdir mau bayar, aku sedikit kepo dengan ngeliat berapa jumlah makanan yang kita makan.
Semuanya SATU JUTA DUA RATUS RIBU!!!
Weeww, berarti sushi tadi hargonyo tiga ratus rebuuu.
Pantesan kenyaaang. Hahahaa.
Setelah acara makan siang selesai, aku dan HRD kembali ke kantor. Sedangkan Bapa Presdir balik ke hotel buat istirahat.

Setelah pamit dan ngucapin terima kasih atas traktirannya, kami pun melesat kembali ke perantauan #halah.
Di mobil aku tidur pules sepanjang perjalanan.
Kenapa ya, kalo makan sushi standar itu pasti bawaannya nggak kenyang.
Tapi, kalo makan sushi mewah, langsung pules.
Hoahahahahahahhaaaa.
#disumpel wasabi

Arigtachou, Fukano-san :D
Selamat datang di Indonesia.




No comments:

Post a Comment

Are you listening?

 “Kita dianugerahi dua telinga dan satu mulut, bukankah itu berarti kita sebaiknya lebih banyak mendengar daripada bicara?” Saya sering deng...