dua minggu

30-Mar-16

Dua minggu.
Selalu dua minggu.
Tahun lalu, tahun ini pun. Sama.
Hanya dua minggu waktu yang diberikan untukku.

Dua minggu di tahun lalu, di tengah kosongnya hati ini, di saat rasa ini tidak mau terganggu oleh rasa apapun yang nantinya akan merepotkan, di kala aku tidak mau memikirkan hal yang berhubungan dengan rasa dan hati, tiba-tiba kamu menyusup masuk, tanpa bisa ditahan dan ditolak.

Inginku bisa menikmati dan merasakan lebih lama, tapi waktu yang Tuhan berikan hanya dua minggu.

Kali ini pun, sama seperti tahun lalu, hanya dua minggu.

Hari pertama, aku tidak peduli.
Hari kedua entah kenapa suasana jadi terasa menyenangkan.
Hari ketiga rasanya tak ingin jauh-jauh.

Dan entah apa lagi yang terjadi hingga hari keempat belas nanti.

Meski aku tahu dari awal, waktuku tidak banyak dan hanya akan meninggalkan jejak serta bekas yang menyebalkan, tapi entah kenapa aku tidak bisa menolaknya masuk, tidak bisa mengusirnya, bahkan tidak bisa untuk tidak mengindahkannya meski satu detik saja.

Mungkin sama seperti tahun lalu, meski berat dan akan menyisakan hal menyebalkan, tapi satu-satunya cara adalah aku hanya bisa menikmati dua minggu ini. 

Menikmati kebersamaan, jam-jam terlewati dengan menyenangkan meski hanya saling diam di ujung dan sesekali melempar senyum saat menyapa atau obrolan kecil, hingga hari keempat belas nanti.

Hingga hari dimana aku harus menutup rapat kembali pintu yang telah dibuka olehmu itu.
Hingga hari dimana aku sendirian yang membersihkan jejak-jejak ini, meski mungkin tidak akan bisa kubersihkan hingga bersih dan tuntas.

Jadi, yang bisa kuucapkan untukmu kali ini adalah : Selamat Datang!

Semoga empat belas hari ini, tidak hanya aku, tapi kamu pun bisa melewatinya dengan senyuman.
Semoga selain empat belas hari ini, ada belasan hari lainnya yang bisa dilewati kembali, dengan kamu tentunya yang saat ini tepat berada di depanku dan hanya memandangi layar laptop-mu tanpa tahu aku sedang menulis sesuatu tentangmu.

Welcome, to my heart :)




No comments:

Post a Comment

Are you listening?

 “Kita dianugerahi dua telinga dan satu mulut, bukankah itu berarti kita sebaiknya lebih banyak mendengar daripada bicara?” Saya sering deng...