Yura - Tottori; Kota Dimana Kamu Bisa Bertemu Conan!

writen at 26-Mar-16

(11-Mar-16)

Sebetulnya, Tottori sebelumnya nggak ada di dalam itine. 

Pertama, jaraknya cukup jauh dan aku nggak begitu tahu ada spot wisata apa yang ada di Tottori.
Tapi, begitu baca liputan para blogger yang pernah kesini, bahwa di Tottori tepatnya di Yura ada Gosho Aoyama Manga Factory, aku sebagai penggemar berat Detektif Conan langsung pukul palu dan berikrar : PERGI KE TOTTORI HUKUMNYA FARDU'AIN!

Setelah malam sebelumnya nyari-nyari info soal transportasi ke Tottori, pagi itu aku dan Uul seperti biasa udah standby dan siap meluncur sejak pagi.

Awalnya, rencana ke Tottori ini hampir gagal karena berbenturan dengan biaya transport yang mihiiiil. Pake kereta aja bisa makan biaya hampir 12,000 Yen (sekitar 1,3 juta rupiah). Aku sih gapapa karena punya JR PASS, jadi bisa gratis. Tapi kasian Uul, ntar dia kudu puasa 40 hari sepulang dari Tottori.

Namun, karena ketemu sama Conan adalah impian yang kudu diwujudkan, maka kedua bolang ini pun nggak nyerah begitu aja. Setelah ngulik sana sini, tanya sana sini, akhirnya kami dapet info kalo ke Tottori bisa pake bus! Meski waktu tempuh jadi dua kali lipat, yaitu 3 jam sekali jalan, tapi ongkos pun bisa lebiiihh murah.

Satu kali jalan dari Osaka ke Tottori Station memakan biaya 3700 Yen (sekitar 380ribu rupiah).
Dari Tottori station, kami masih harus lanjut naik kereta menuju Yura Station atau yang lebih dikenal dengan Conan Station selama 1 jam, dengan biaya 840 Yen (sekitar 90ribu rupiah).
Setelah perjalanan 4 jam, kami pun akhirnya tiba di Conan Station, yang langsung disambut oleh atribut serba Conan. Mulai dari gate station, papan welcome, coin locker, tangga station, hingga seisi station pun penuuuuuhh dengan gambar karakter Conan dkk.

Dua bolang yang tadinya kecapean karena perjalanan jauh, langsung semangat lagi dan jingkrak-jingkrak nggak karuan melihat Conan ada di setiap sudut.
Aaaaaak!!!
Bener-bener berasa mimpi!!!



[surga banget deh buat penggemar Conan!]



Setelah puas mengabadikan seluruh sudut station, kami pun mulai beringsut menuju Mangan Factory.
Kota Yura waktu itu sepiiiiiii banget, padahal udah hampir tengah hari. Station-nya sendiri masih sangat sederhana, bahkan saking sederhananya, nggak bisa pake kartu elektronik atau mesin tiket seperti di kota besar. Pengecekan tiket masih manual, yaitu dicek satu persatu oleh sang petugas station yang cuma ada satu orang.

Dari Conan Station sebetulnya ada shuttle bus yang bakal menjemput para pengunjung langsung menuju area Manga Factory. Tapi, menurut referensi orang-orang yang pernah ke Manga Factory, mereka menyarankan sebaiknya kita jalan kaki. Kenapa? Soalnya kalo jeli, sepanjang jalan kita bakal menemukan spot-spot ketjeh yang bisa diabadikan.

Ternyata mengikuti saran para pendahulu kita memang tepat banget!

Baru 100 meter melangkah dari station, ada patung Shinichi Kudo lagi nunggu di depan City Library. Jalan lagi hingga lampu merah, kita menemukan banyak sampul komik Conan yang ditempel di batu-batu pinggir jalan. Begitu menyebrangi lampu merah, di depan kantor pemerintahan ada Conan yang cute banget lagi makan semangka, plus tembok gedung pemerintahannya pun full sama karakter Conan. Masih belum cukup bikin penggemar Conan mangap, masih banyak spot lainnya seperti Conan bridge, patung Shinichi dan Ran di lapangan, penunjuk jalan berhiaskan karakter Conan, bahkan icon toilet wanita dan pria pun pake icon Shinichi dan Ran, dan di ujung jalan ada Kaito Kid siap menyambut kita dengan jubah putihnya yang cool!

Jauh memang perjalanan dari station hingga manga factory, sekitar 1Km lebih. Tapi semua itu nggak berasa karena perjalanan terasa menyenangkan sambil ditemani para tokoh Conan.

Begitu tiba di Manga Factory, kita langsung disambut oleh mobil VW kodok berwarna kuning milik Profesor Agasa. Gileee! Niat banget ya ini yang bikin. Mirip banget sama di komik *derek bawa pulang*




[tampak depan Manga Factory dengan mobil VW Profesor Agasa mejeng di sampingnya]



Tanpa menunggu lama lagi, kedua bolang yang udah cengar-cengir nggak sabar, langsung masuk menuju Manga Factory. 

Begitu memasuki Manga Factory, kami disambut oleh beberapa karakter ciptaan Aoyama Gosho plus karikatur sang author sendiri. Oiya, meskipun Manga Factory ini didominasi oleh Conan, tapi ada juga karya Aoyama Gosho lainnya yang ikut mejeng. Seperti Yaiba dan Kaito Kid tentunya :)
Sebelum masuk lebih dalam, kita harus beli tiket dulu.

Kami pun menghampiri mba-mba penjaga tiket yang kalo jeli rupanya seragam yang dia pake adalah kostum Conan.
Ketika kedua bolang ini mangap mau bilang kalo mereka ingin beli tiket, si mbak-nya malah ngomong duluan,

Mba tiket : "Dua orang ya? Silakan, ada dua jenis tiket yaitu dewasa dan pelajar."
Uul : "Eerr, kita mau yang dewa....."
Mba tiket : *merhatiin kedua bolang dari atas sampe bawah* "Oh, pelajar ya."
Uul : *karena emang ngerasa pelajar* "Iya, tiket untuk Mahasis...."
Mba tiket : *merhatiin lagi kedua bolang dari atas sampe bawah* "Oh, SMA ya."
Aku dan Uul : *saling pandang*
Mba tiket : "Dua tiket untuk pelajar SMA, jadi 800 Yen."
Uul : "800 Yen itu untuk dua orang?"
Mba tiket : "Iya, satunya 400 Yen."
Uul : "Kalo tiket yang dewasa berapa satunya?"
Mba tiket : "Satunya 700 Yen"
Aku dan Uul : *tanpa dikomando* "Tiket palajar SMA DUA, ya!"

Seakan bisa membaca pikiran satu sama lain, kedua bolang yang disangka SMA padahal masa-masa SMA-nya udah lewat hampir sepuluh tahun yang lalu itu [Jirrr, ketahuan deh umur gue], hanya saling pandang memandang menahan tawa. Dapet tiket murah, sapa yang nolak coba?

Tapi, dasar Uul si Goldar A yang selalu taat pada aturan, dia malah menawarkan buat memperlihatkan kartu pelajarnya ke si Mba tiket.

Uul : "Perlu kartu pelajar?"
Mba tiket : *untuk kesekian kalinya ngeliatin kita dari atas sampe bawah* "Tidak usah."

Dan dua tiket pelajar SMA pun kami dapatkan, pemirsah!
Rupanya punya tinggi minimalis nggak selamanya merugikan.
Dengan sekali ngeliat aja, si Mba tiket langsung nyangka kalo kedua bolang ini masih SMA.
SMA lhooooo. Masih mending mahasiswi, ini SMA lhooooo!!!!!
Susah emang kalo punya wajah unyu *ditoyor*

Setelah tiket ditangan, kami pun mulai menjelajah Manga Factory yang terdiri dari dua lantai.
Di lantai pertama, pertama-tama kita disambut oleh patung Conan, Shinichi Kudo, Grup Detektif Cilik dan Ran Mouri dengan berbagai pose. Di sudut ruangan ada video yang menampilkan sejarah hidup sang author, Aoyama Gosho.

Dari situ, kita beringsut sedikit menuju karya-karya original Aoyama-sensei. Karya-karya original ini nggak boleh difoto, sedangkan di luar itu bebasss difoto.

Ada juga replika ruang kerja sang author, contoh komik Conan yang sudah diterjemahkan dalam beragam bahasa di seluruh dunia, yang pastinya Indonesia termasuk salah satunya. Serta nggak lupa potret sang author dengan skala 1:1 sehingga kita bisa foto di sebelah doi seolah-olah lagi foto bareng :)

Di sudut ruangan lain, ada maket trik kasus yang pernah muncul di komik dan bisa kita praktekkan langsung.
Sayang, maketnya cuma tiga biji, padahal trik kasus di komik kan bisa ampe ratusan.
Selain maket, ada juga beberapa alat canggih buatan Profesot Agasa yang biasa dipakai Conan dan bisa kita coba juga.

Misalnya, dasi kupu-kupu pengubah suara yang beneran bisa mengubah suara kita mulai dari kayak anak kecil hingga menyerupai suara bapa-bapa. Selain itu, ada juga skateboard yang bisa dimainkan layaknya game racing. 



[suasana di dalam Manga Factory]


Lantai satu beres, berikutnya kita ke lantai dua.
Di lantai dua ada ruang pamer karya-karya penggemar Conan yang menggambar karakter favorit mereka. Yang dipajang tentunya yang juara^^

Ada juga spot foto bersama karakter 3D yang bakal muncul jika kamu menyimpan tiket masuk tepat di depan kamera. Kemudian, di sudut ruangan pun ada pertunjukan teater boneka.

Oiya, selama menjelajahi Manga Factory, kalian bisa mengumpulkan 4 stempel yang ada di beberapa sudut Manga Factory. Lembar untuk membubuhi stempelnya sudah tersedia, dan bisa dibawa pulang buat kenang-kenangan.

After all, Manga Factory ini sangat menghibur, apalagi buat penggemar Conan, pasti bahagiaaaaa berada di sini.
Satu hal yang kurang adalah kurang gedeeee.
Kalo kita cuma jalan mengelilingi aja, mungkin hanya dalam waktu 15 menit, bahkan kita nggak akan sadar bahwa udah ada di ujung Manga Factory.

Setelah puas menjelajahi seisi Manga Factory, spot berikutnya adalah menguras dompet di Souvenir Shop!
Siap-siap aja istigfar banyak-banyak, kalo kamu nggak mau bangkrut dan puasa sebulan sepulang dari Manga Factory.

Karena nggak afdol kalo nggak beli kenang-kenangan dari Manga Factory, aku pun memboyong sehelai t-shirt Conan, sedangkan Uul beli postcard dari kayu bergambar karakter Conan.
Meski hanya sebentar, tapi sekali lagi aku puas banget dan bersyukur bisa mengunjungi Manga Factory plus ketemu tokoh favorit-ku.

Dari Manga Factory, kami menyusuri jalan yang sama saat pergi tadi menuju station, dan nggak lupa beli cemilan buat di kereta nanti.

Perjalan pulang yang memakan waktu 4 jam pun dihabiskan dengan tidur pules di dalam bis.
Perasaan senang bisa ketemu tokoh idola pun terbawa mimpi hingga kedua bolang ini kembali ke Osaka.

PS : Untuk foto-foto lainnya bisa dilihat disini.





3 comments:

  1. mba saya tertarik nih mau kesana juga, tapi karena mau budget ga beli jrpass rencana mau naik bis.

    mba boleh tanya ga klo naik bis ke tottori dari osaka naik nya dari mana rute nya kemana aja ? trus beli tiketnya gimana ? makasih ya mba.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo~
      Kalau dari Osaka, naik dari shuttle Shin-Osaka, beli tiketnya langsung disitu on the spot juga bisa. Jangan lupa sekalian beli tiket buat pulangnya juga^^
      Dari Shin-Osaka langsung ke Tottori (perjalanan sekitar 3 jam sekali jalan), nanti turun di depan Tottori Station.
      Dari situ baru naik kereta biasa menuju Yura Station atau Conan Station.
      Pulangnya rutenya sama.

      Delete
  2. Mba Ira,

    So happy mendapatkan artikel ini, karena pengen ke Tottori naik bus dari Kyoto / Osaka, boleh info untuk website tempat beli shuttlenya? Nama Shuttlenya apa?

    Terima kasihhhhh sekali :")

    ReplyDelete

Are you listening?

 “Kita dianugerahi dua telinga dan satu mulut, bukankah itu berarti kita sebaiknya lebih banyak mendengar daripada bicara?” Saya sering deng...