Buat apa semua itu?!

21-May-13

Pokoknya hari ini aku mau curhat! TITIK!!

Terserah deh mau didenger atau nggak, pokoknya ini unek-unek dan semua kekesalan harus tersalurkan dan kalo bisa sih dilampiaskan, daripada aku makin galau *masih musim, mbak?* atau malah jadi gelo *bukannya emang udah gila?* Husshhh!!!
Ini sapa sih ada yang nanya-nanya di belakang *tuh kan, mulai stress*

Aku tahu sejak awal seharusnya aku nggak usah menanggapimu, meladenimu bahkan mengharapkanmu. Aku tahu jika aku menunggu dan mengharapkanmu, maka aku hanya membuang-buang perasaan dan waktuku.

Tapi, kenapa tidak sejak awal kamu berikan kejelasan? Kenapa tidak sejak awal kamu acuhkan aku? Kenapa tidak sejak awal kamu diamkan saja aku?

Untuk apa semua perhatianmu itu? Untuk apa omelanmu saat aku malas makan atau laranganmu ketika aku bandel minum kopi, padahal sudah jelas-jelas penyakit maag-ku bakalan kambuh?

Untuk apa semua rasa pedulimu itu? Kenapa kamu selalu setia mengantarku pulang, mengantarku belanja, menungguku ketika aku sedang lembur, atau mengiyakan ketika aku memintamu mengantarku hingga terminal bis saat mau pulang kampung?

Untuk apa semua candaan, godaan, bahkan rayuanmu itu? Kenapa kamu selalu setia mengirimiku pesan pendek dengan candaan khasmu, sengaja menggodaku, sengaja bercanda denganku, tertawa meski aku melempar candaan garing atau bahkan meledekku?

Aku tahu, di luar sana sudah ada yang menunggumu, makanya aku tidak mau terlibat jauh denganmu. Aku selalu menahan perasaanku, karena aku tak mau merebut milik orang lain. Aku tak mau ada orang lain tersakiti gara-gara aku. Aku tak mau mendapat karma hanya karena merebut seseorang yang berharga dari tangan orang lain. Aku tak mau kejadian 2 tahun lalu terulang kembali.Lalu, apa maumu? Apakah kamu memiliki begitu banyak perhatian dan kepedulian, sehingga tidak tahu harus diberikan pada siapa dan akhirnya aku yang dilimpahi semua perhatianmu itu? Lalu, bagaimana dengan seseorang yang menunggumu di luar sana? Bukankah dia lebih berhak mendapat perhatianmu?Apa maumu, hah?!

Oke, aku tidak peduli apa maumu dan aku juga tidak mau tahu. Tapi, sudah cukup semua kebaikan yang kamu berikan padaku. Terima kasih, tapi sebaiknya simpan saja semua kebaikanmu itu atau berikan pada orang lain, karena aku tak akan membalasnya. Aku tak mau merasa berhutang budi padamu, jadi mulai saat ini tak usah terlalu peduli lagi padaku.

Lalu, tiba-tiba kamu muncul dengan kabar bahwa kau akan mengikat janji dengan seseorang. Padahal semua orang tahu, tapi nampaknya hanya aku yang tidak tahu. Hanya aku yang nampak seperti orang bodoh. Hanya aku yang nampak seperti badut, tertawa sendiri, bersenang-senang sendiri, padahal orang lain tak menghiraukanku.Yeah, aku memang bodoh. Dan akan lebih bodoh lagi jika aku terus terperosok.

Seperti prinsipku, aku tak mau mengulang kesalahan yang sama dua kali. Jadi, jika besok, lusa dan seterusnya tiba-tiba aku berubah jadi dingin dan cuek *kalo ini sih emang udah penyakit akut*, maka jangan protes dan jangan salahkan aku.

Salahkan siapa?
Terserah.

Aku tak peduli dan tak mau peduli lagi denganmu.

Aku bersyukur pada Tuhan yang selalu membukakan mata hati, pikiran dan mataku, sehingga aku bisa mengetahui kebenaran. Bahkan tahu lebih cepat dari yang kuduga dan kuminta. Sebelum aku terjerumus dan terperosok lebih dalam, Tuhan telah memberikan tangannya untuk menggapaiku dan menyelamatkanku dari lubang yang entah seberapa dalamnya.

Mungkin aku akan sedikit down, tapi percayalah begitu kupalingkan wajahku, aku yakin akan menemukan kebahagiaan lain yang jauh lebih indah.
Bye~~



No comments:

Post a Comment

Nomikai

N omikai dalam bahasa Jepang secara harafiah berarti Drinking Party.  Biasanya diadakan di lingkungan kerja, kuliah, circle/club/community ...