Reality or Imagination?

21-Feb-12

Sebetulnya ini sudah terjadi agak lama. 
Tapi, berhubung tadi malam kejadian lagi, yang sampe sekarang aku pun masih bingung, jadinya aku bikin postingan ini deh.

Semenjak aku pindah ke kota tempatku kerja sekarang, sudah sekitar 1.5 tahun berlalu. Ini kali pertama aku tinggal jauh dari orangtuaku. Karena dari sejak sekolah hingga kuliah aku terus tinggal di Bandung. Di kotaku tinggal saat ini udara dan cuacanya cukup panas, kalau nggak mau dibilang menyengat alias gersang. Mungkin karena aku biasa tinggal di Bandung yang sejuk dan adem, yang bahkan kalau lagi dingin, bisa berlipat-lipat baju dan kaos kaki yang aku pakai :-)

Di kota ini kalau tidur aku nggak pernah pakai selimut. Sekalipun. Pakai baju selembar aja udah kepanasan, apalagi tidur berselimut kain. Beeeuuuuuhhhh, makasih deh. Kalau akhir-akhir ini cuaca memang cukup bersahabat. Karena seringnya hujan, suhu pun jadi lebih sejuk. Tapi, kalau lagi panas menggila, aku tidur harus ditemenin kipas angin. Maklum, kosan menengah ke bawah, jadinya nggak ada fasilitas AC. Hahahaha...

Nah, ketika mata udah nggak bisa diajak kompromi aku pun langsung meluncur ke tempat tidur. Tempat tidurku cuma dua kasur kapuk yang ditumpuk, beralaskan sprei buatan ibu tercinta dengan boneka-boneka di atasnya. Padahal ibu kos udah nawarin buat pakai ranjang, tapi aku menolak. Alasannya aku memang nggak suka kalau tidur dengan tempat tidur yang terlalu tinggi. Lebih enak ngampar.Aku nggak suka kalau tidur terlalu jauh dari tanah (bumi). Hahaha...aneh, yah?? Tapi begitulah..

Kembali ke urusan tidur. Saat cuaca panas menggila, aku menyalakan kipas angin sambil tidur. Dan aku selalu tidur dengan memunggungi kipas angin. Soalnya kalau anginnya langsung kena mukaku, pasti nanti masuk angin (padahal sama aja yah..?? Hohohoho). Saat mulai terlelap karena hembusan angin yang menyentuh punggungku, aku pun tahu kalau kipas angin terus dinyakalakan pasti besoknya bakalan masuk angin. Tapi, entah kenapa mata ini ngantuuuukkk banget dan malesssssss banget buat mematikan kipas.Dan aku pun terlelap...nyenyak.

Tapi..... Keesokan paginya aku bangun dan mendapatkan kipas anginnya mati. Waktu itu aku berpikir kalau sedang mati listrik. Tapi, lampu di teras luar aku lihat menyala. Aneh...kapan aku matiin kipas, yah? Karena nggak mau ambil pusing, aku pun nggak terlalu mempedulikannya.Dan kejadian seperti itu terulang beberapa kali. Saat aku menyalakan kipas angin sambil tidur, besok paginya pasti aku terbangun dengan kipas yang sudah mati. Aku benar-benar tidak ingat kapan aku mematikan kipas. Apa mungkin aku ngelindur sambil matiin kipas? Atau alam bawah sadarku yang menyuruhku matiin itu kipas supaya aku nggak masuk angin?

Entahlah...Dan tadi pagi ada yang lebih membuatku bingung. Tadi malam aku benar-benar nggak bisa tidur. Entah kenapa gelisah terus. Padahal ini badan udah capek banget. Ditambah alergiku kumat pas tengah malam. Semua badan gataaaaaaaaalll!!! Mau minum obat, udah nggak mungkin. Soalnya obat alergiku bikin ngantuk nggak ketulungan dan dosisnya hingga 8 jam. Kalau tengah malam aku minum obat, dijamin sampe besok pagi aku bakalan ngantuuukkk...

Walaupun udah guling-guling, setel music melow, cuci muka, ke toilet, minum air putih, sampai meluk boneka supaya aku tertidur, tetep mataku melek 100%. Akhirnya jalan satu-satunya adalah dengan ganti posisi. Aku yang biasanya tidur di atas kasur, kini beringsut ke bawah. Cuma beralaskan karpet tipis aku pun membawa pasmina sebagai ganti selumutku.

Malam itu hujan rintik-rintik, yang otomatis udara pun lumayan dingin. Aku tahu kalau aku tidur di bawah cuma ditutupin pasmina tipis, besok pagi pasti masuk angin. Tapi sebodo amat, lah...yang penting bisa tidur. Akhirnya, entah jam berapa aku pun terlelap dan berada di alam mimpi.

Paginya...subuh, sih...sekitar jam 03.40 aku bangun. Terbangun oleh lagu Arashi sekaligus alarm-ku tiap pagi. Memang tiap pagi aku bangun jam segitu. Kepagian? Nggak kok, itu jam bangun yang pas buatku. Malah kalau lebih dari itu aku berasa kesiangan. Hahaha...aneh, yah...Ketika aku terbangun...apa yang terjadi sodara-sodara??!!! Aku sudah di atas kasur. Dan yang lebih membingungkan aku tidur dengan posisi seperti biasa. Kepala membelakangi jendela, selimut di perut (nggak pernah aku pake full soalnya), kepala nemplok dengan manis di atas bantal, dan boneka kucing kesayanganku setia berada di sebelah kiri badanku.

Pokoknya posisi tidur seperti biasa.Perasaan kemarin malam aku tidur di bawah, dengan posisi nggak beraturan. Tapi, sejak kapan aku tidur dengan posisi manis begitu??? Bener-bener nggak inget, nggak sadar dan nggak ngerti. Huuuftttt, kenapa bisa gitu? Jangan-jangan aku ngelindur?? Nggak Ingeeeeetttt!!! Apa alam bawah sadarku yang bekerja saat aku tidur. Halah...halah...

Yahh, mungkin aku kecapean. Dan saking kecapean itulah sampai-sampai nggak sadar dan nggak inget kalo aku udah matiin kipas dan posisi tidurku berubah. Waktu masih di Bandung sih, nggak pernah sampe hilang ingatan gituh.. Hmm, aku nggak mau mikir macam-macam dan nggak percaya yang aneh-aneh...hehehe.. 
So, let it be.




No comments:

Post a Comment

Shinjuku yang melelahkan

Beberapa waktu lalu saya pergi nonton Kimetsu no Yaiba movie di bioskop Shinjuku.  Saya pergi dengan 3 orang teman, sebut saja Intan, Eti da...