25-Jun-13
Jadi
ceritanya hari Jumat lalu aku cuti kerja karena harus periksa ke dokter
mata. Dua minggu lalu, ketika check up rutin mata, ternyata ketauan
kalau mataku iritasi akibat penggunaan lensa kontak yang tidak sesuai
ukurannya. Salahnya waktu aku pake lensa kontak, aku nggak fitting bola
mata dulu, langsung beli-beli aja. Akhirnya, selama dua minggu dilarang
pake lensa kontak dan harus check up lagi. Berhubung waktu check up yang
ditentukan adalah hari kerja, aku pun minta cuti ke bos. Untungnya
dikabulin.
Fitting lensa kontak yang semula kupikir hanya
sebentar, ternyata memakan waktu sampai sore. Mulai dari periksa di
bagian refraksi, konsultasi dokter, mengukur bola mata, hingga akhirnya
fitting hard lense. Ketika konsultasi dokter, awalnya aku disarankan
untuk pakai kacamata seperti biasa saja, tapi berhubung minus-ku tinggi
dan kacamatanya tebal, aku selalu mengeluh kesakitan di bagian belakang
telinga kalau kelamaan pakai kacamata. Belum lagi aktivitas aerobik dan
badminton 3 kali seminggu yang mengharuskan aku bergerak kesana kemari.
Kebayang donk, kalau pake kacamata pasti ribet...
Setelah
konsultasi dokter, aku diantar ke ruang periksa untuk mengukur bola
mata. Dua dokter berbeda menanganiku sekaligus. Setelah pengukuran bola
mata yang asli bikin pegel (karena harus nahan kedip selama beberapa
saat), akhirnya tiba juga fitting lensa kontak. Ketika akan fitting, dua
orang dokter yang tadi menanganiku bilang kalau fitting-nya akan
ditangani langsung oleh dokter kepala.Begitu dokter kepala tiba di ruang
fitting, dua dokter tadi ditambah tiga dokter lainnya langsung
mengerubuniku (lebih tepatnya mengerubuni dokter kepala itu) dan
memperhatikan semua gerak-gerik dokter kepala. Tidak lupa mereka menulis
semua hal penting di buku catatan. Hmmm, nampaknya kelima dokter yang
berkerubun itu adalah dokter-dokter muda yang masih training dan baru
pertama kali mengikuti proses fitting lensa kontak.
Lima dokter muda,
seorang dokter kepala dan seorang lagi ahli lensa kontak mengerubuniku
yang seorang diri ini, total jadi 7 orang dokter. Set dah...berasa lagi
di ruang percobaan. Dan aku yang jadi kelinci percobaannya.
Saat fitting,
para dokter muda memperlakukanku dengan amat sangat baik dan ramah,
mereka juga melayani semua kebutuhanku. Mungkin ingin menunjukkan
kinerja mereka dalam melayani pasien di depan dokter kepalanya.Ah, aku
terlalu buruk sangka.
Siapa tahu para dokter itu memang baik hati dan
tidak sombong :-)Ini pertama kalinya aku fitting lensa kontak dengan
segala proses ribet lainnya. Tapi, demi mata yang sehat, tak apalah.
Yang bikin shock bukan prosesnya yang ribet, tapi harga hard lense
ternyata muahaaaaal banget *berasa dirampok* Dua butir hard lense segede
kacang ijo untuk pemakaian 1-2 tahun, harganya setara dengan LED 24
inchi yang aku pengen. Haha...
Tips untuk yang menggunakan lensa kontak,
apalagi setiap hari dan untuk waktu yang lama seperti aku, sebaiknya
konsultasi dulu pada dokter ahli sebelum beli-beli lensa kontak. Dan
amat sangat disarankan untuk fitting lensa kontak serta mengukur bola
mata. Seperti yang disebutkan dokter saat aku konsultasi kemarin, ukuran
lensa kontak yang tidak sesuai dengan bola mata, menjadikan ruang
kosong antara bola mata dan lensa kontak yang tidak cocok. Ruang kosong
itu menjadikan sarang kuman dan bakteri betah sehingga mengakibatkan
iritasi. Kalau tidak segera ditindaklanjuti, bisa sangat berbahaya dan
mengganggu penglihatan.
Lalu, untuk anda yang memiliki minus cukup besar,
disarankan menggunakan hard lense (walaupun mahal^^). Apalagi yang suka
olahraga, hard lense lebih kuat menempel dan tidak mudah lepas saat
anda bergerak. Hard lense juga memiliki bahan yang lebih flexible
sehingga dapat mengurangi mata kering akibat pemakaian lensa
kontak.
Semoga bermanfaat :-)
*Makasih buat mama yang udah nemenin aku dan maaf jadi kelamaan nunggu....*
No comments:
Post a Comment