18-Oct-13
Udah lama nggak curhat soal kerjaan, ya karena akhir-akhir ini di kantor
nggak ada yang bikin kesel. Alhamdulillah semua lancar. Kalo yang nyelepet-nyelepet
dikit sih ada, tapi nggak begitu bikin ketar-ketir.
Tapi, hari ini ada
satu yang bikin sedih rasanya...
Beberapa hari yang lalu, bagian Produksi
bilang mau order spare part ke Jepang buat penunjang produk. Aku
sebagai penghubung antara kantor sini dengan kantor Jepun sana langsung
kirim e-mail sesuai permintaan bagian Produksi tersebut. Tetapi, spare
part yang dimaksud ternyata butuh revisi drawing, jadinya kudu minta
bikin drawing baru sama Production Engineering di Jepun sono.
Setelah
masalah drawing beres, ternyata sebelum order harus minta penawaran
dulu. Dan sebelum penawaran keluar, masih harus bikin Form Permintaan
Pembelian (FPP). Yang jadi masalah, FPP itu harus ditandatangani Bos
sebelum diajukan ke Jepang, sedangkan si Bos saat ini lagi dinas luar ke
Jepang selama dua minggu.
Begitu aku mau diskusi sama Bos dan minta
saran beliau aku kudu ngapain, tiba-tiba penawaran untuk spare part tadi
dikirim by e-mail dari bagian purchasing di Jepang sana.
Lho?
Bukannya
prosedur yang berlaku adalah ajuin dulu FPP, terus minta penawaran baru
issue Purchase Order (PO)?
Penawaran nggak boleh dikirim sebelum ada
FPP.Aku pun langsung bilang kalau FPP belum dikirim dan tanya, "Apakah
boleh penawaran diterima tanpa FPP?"
Orang Jepangnya malah balas e-mail
ku dan bilang, "Jadi saya harus ngapain?!"
Itu bahasa yang dia kirimkan
itu amat sangaaaat sopan. Saking sopannya, keliatan banget kalo dia
ngambek dan pundung.*orang jepang kalo ngamuk, biasanya pake bahasa yang
amat sangaaaat sopan, kayak nyindir gitu...*
Entahlah, mungkin staff
yang ngirim imel itu lagi sensi atau datang bulan, makanya uring-uringan
*etapi, staff-nya cowok, bok*
Aku yang nggak tau apa-apa jadi bengong
dan nggak tau kudu ngapain. Duh, sedih banget....padahal aku cuma
ngerjain apa yang jadi tugasku dan sesuai prosedur yang berlaku. Tapi
kenapa pihak sana malah pundung?
Mana Bos lagi nggak ada, nggak bisa
diskusi sama siapa-siapa.
Akhirnya, karena nggak ada cara lain, aku pun
langsung telepon Bos di Jepun sono dan ngadu sama beliau dengan mata
berkaca-kaca *eh, nggak ding*
Untungnya Bos ngerti dan bilang, "Ya sudah.
Saya yang handle dan nanti bilang langsung sama staff
itu."
Leganyaaa #phiew
Dan hari ini, staff yang tadi pundung itu tiba-tiba
ngirim imel lagi dan bilang kalau PO yang dikirim bagian purchasing di
sini harga dan quantity-nya nggak sesuai dengan penawaran yang di
kirim.
Setelah di cek, ternyata kita sudah bikin PO sesuai dengan
penawaran yang diterima dari Jepang (dari dia tentunya). Kalo soal
quantity, itu memang bagian produksi yang merubah tanpa konfirmasi
dulu.
Aku bilang, kalau tidak ada e-mail dari dia yang mengirimkan
penawaran apapun, kecuali penawaran yang dicantumkan bersamaan dengan
PO.
Dia bilang, kalau dia pernah kirim penawaran baru pada tanggal sekian
dan dikirimkan lagi pagi ini.
Bahkan dia bilang, "Itu tidak mungkin!
Saya pernah kirim e-mail beserta penawarannya pada anda! Masa tidak
ada?"
*dan lagi-lagi dia kirim e-mail dengan bahasa yang amat sangaaaat
sopan dengan indikasi #halah# menyindir*
Karena nampaknya masalah ini
nggak bakalan selesai *meski aku udah nelpon Bos dan diskusi dengan
beliau*, akhirnya aku ngalah dan bilang kalau aku akan ngecek kembali
history e-mail di kantor. Mungkin waktu itu lagi ada gangguan internet
atau apalah, jadinya e-mail yang dia kirimkan tidak
sampai.
----------
Sekitar beberapa bulan lalu, pihak Production
Engineering di Jepang pernah mengirimkan penawaran suatu spare part ke
kantorku. Sebetulnya yang bertugas mengirim penawaran adalah staff yang
ngambek tadi, karena dia penanggung jawab bagian supply dan purchase.
Tapi, pihak Production Engineering nggak bilang apa-apa sama staff
tersebut dan tanpa konfirmasi apapun, tiba-tiba PO datang ke
mejanya.
Staff tadi bingung dan ngambek tentunya *karena Job desk dia
diambil orang lain*. Bos dan pihak Production Engineering sudah minta
maaf dan bilang kalau berikutnya akan selalu menyertakan staff tersebut
tiap kali mengirimkan penawaran.
Sejak hari itu, entah masih dendam atau
sensi, staff tersebut jadi sering pundung dan ngambek. Ada sedikit salah
ketik aja, langsung protes dengan bahasa sopan andalannya. Padahal,
sebelum kejadian di atas, dia ramah dan baik.
Malahan, waktu aku ke
Jepang pernah ketemu dia, pergi kunjungan supplier bareng, sampe dinner
bareng juga.
Orangnya ramah walaupun jarang ngomong, tapi nggak se-sinis
kayak sekarang.
Entahlah, mungkin aku yang terlalu diambil hati.
Atau
mungkin dia yang lagi punya masalah *tapi kan, kalo kerja tetep harus
profesional nggak peduli lagi punya masalah atau nggak*
I just doing my
job.
And I always try to do my work according with the procedure.
If I
made a mistake, you can tell directly to me without having to quip like
that, right?
Semoga staff yang suka pundung dan ngambek itu cepet baikan
dan bisa ramah lagi seperti dulu.
No comments:
Post a Comment