#Day19 : Kue Buatan Ibu

4-Sep-13

Setiap lebaran pasti ada tradisi membuat kue kering. Tapi seiring waktu berjalan, kebanyakan orang terutama ibu-ibu dan para wanita lebih memilih cara praktis. Yaitu langsung membeli kue jadi ketimbang bikin sendiri. Karena yang namanya Lebaran pasti akan terasa kurang kalau di meja tidak berhiaskan macam-macam kue kering. Makanya, meskipun nggak sempat bikin atau memang nggak bisa bikin, paling tidak kue lebaran harus selalu ada.

Mamihku tipe yang suka buat kue sendiri. Katanya rasanya lebih terjamin dan sesuai selera, juga bisa bikin sebanyak yang beliau mau. Dari dulu kue buatan mamihku ini enak banget. Empuk dan manis, tapi nggak bikin enek juga nggak tercium bau telor. Aku yang setiap tahun tidak pernah absen menyantap kue buatan mamihku, tentunya sudah biasa dan terkadang bosan. Paling-paling cuma makan 1-2 biji, udah gitu pergi deh. Lagipula aku memang nggak terlalu suka makanan manis.

Nah, suatu kali aku berniat bawa kue Lebaran buatan mamihku ke tempat perantauan ini *halah*. Karena aku cuma pulang seminggu-atau dua minggu sekali, otomatis waktu menikmati kue buatan mamihku pun tidak banyak. Jadinyalah dibawa ke kosan buat dinikmati dikala senggang. Aku bawa dua toples kecil yang berisikan macam-macam kue. Mulai dari kastangel, putri salju, kue kacang, seprit, dan lainnya. Satu toples disimpan di kosan untuk cemilan dan satu toples lainnya aku bawa ke kantor buat icip-icip saat istirahat.

Tadinya mau aku bagi-bagi pas hari Senin. Tapi, berhubung waktu itu lagi males, kuenya aku simpen deh di loker dan dibagi-bagi nanti saja, begitu pikirku. Saat istirahat, banyak juga yang bawa kue lebaran, jadi aku pikir pasti mereka bosen makan kue, mending nanti saja aku bagi-bagi kue.

Begitu teman-teman kantorku lagi makan kue lebaran yang dibawa temen kantorku yang lain, tiba-tiba ada yang tanya apa aku bawa kue lebaran dari Bandung atau nggak. Aku jawab sambil angin-anginan dan bilang kalau mereka pasti bosen makan kue. Sambil setengah hati aku ambil tuh kue di dalam loker.

Satu orang nyicip, dua orang....tiga orang...

Entah sejak kapan di sekelilingku jadi berkerumun banyak orang. Semua pada muji-muji kue lebaran mamihku. Ada yang ngambil cuma 1-2 biji, ada juga yang maruk ngambil sampe 5. Padahal mereka baru aja makan setoples kue lebaran (itupun nggak habis), tapi kue lebaran yang aku bawa langsung ludes hingga dasar toples.

"Kue kastangel-nya enaaakk. Lembut dan meleleh di lidah. Nggak usah dikunyah, langsung berasa."
"Putri saljunya enak banget. Nggak terlalu manis, pas boo!"
"Aku suka kue seprit-nya. Biasanya aku nggak mau makan kue kering, suka bau telor. Tapi yang ini beda, nggak kerasa bau telornya."
"Kue kacang lebih mantap. Enak."

Dan beragam pujian lainnya yang ditujukan pada kue buatan mamihku. Sebagai anaknya, bangga donk punya mamih yang jago bikin kue. Toples-toples kue lainnya pun pada dianggurin dan terlantar begitu saja, sedangkan toples kue yang aku bawa nggak bersisa.

Bahkan ada yang bilang pengen beli langsung kue buatan mamihku. Supaya bisa makan sepuasnya, kalo cuma minta kan sedikit^^Sayangnya, setelah konfirmasi langsung pada sang koki alias mamihku, beliau nggak sanggup buat bikin pesanan. Pasalnya mamihku kan kudu kerja juga, bukan Ibu RT yang seharian ada di rumah. Jadinya nggak bakal cukup waktunya. Lagipula, mamihku bikin kue cuma karena hobi, bukan untuk komersil.

Yaa, tetep aja bangga kue buatan mamihku laku keras. Mamihku juga keliatan seneng waktu aku sampaikan pujian-pujian temenku.

Sebagai tanda terima kasih atas pujian temen-temenku, mamihku pun menghadiahi mereka dua toples kue lagi buat aku bawa ke kantor.

Mamih, you are the best!!



No comments:

Post a Comment

Shinjuku yang melelahkan

Beberapa waktu lalu saya pergi nonton Kimetsu no Yaiba movie di bioskop Shinjuku.  Saya pergi dengan 3 orang teman, sebut saja Intan, Eti da...