Affair

30-Aug-12

Hmmm....postingan kali ini mungkin sedikit berat. 
Atau malah ngacooo? Karena aku emang jarang posting yang beginian. 
Jadi, sebelum-sebelumnya mohon maap kalau ada yang kurang berkenan di postingan kali ini.

Affair yang ingin aku bahas kali ini adalah affair disekitar lingkungan kerjaku. Selidik punya selidik, ternyata di tempat kerjaku ada yang punya hubungan terlarang. Dan orang-orang ini adalah temanku sendiri. Awalnya aku kaget dan nggak nyangka, sampai berpikir ribuan kali. Kok bisa ya mereka melakukan itu. Menjalin suatu hubungan dengan suami orang atau udah nikah tapi pacaran sama orang lain.Di tempat kerjaku ada 2 orang yang punya hubungan seperti itu. Mungkin sebetulnya ada lebih dari 2 orang kali ya? Tapi yang aku tahu memang cuma 2 orang ini, yang kebetulan temanku juga.

Yang satu adalah seorang cewek. Sebut saja namanya Esti. Esti ini statusnya adalah janda beranak satu. Menurut cerita dari orangnya langsung, mantan suaminya bekerja di Arab dan ketahuan udah nikah lagi. Jadinya mereka bercerai dan hak asuh anak jatuh ke tangan Esti. Dengan statusnya yang sekarang ini, aku maklum kalau dia pasti sedang mencari tambatan hati yang lain untuk mengisi kekosongan hatinya. Lagipula Esti masih muda, mungkin usianya sekitar 29-an.

Yang aku tahu, Esti pernah pacaran dengan beberapa orang. Dari mulai berondong sampe yang udah bapak-bapak. Aku sendiri nggak begitu ambil pusing, karena aku nggak mau terlalu mencampuri urusan orang lain. Aku sendiri nggak pernah punya pikiran aneh-aneh kalau Esti pacaran dengan siapa-siapa.

Tapi, semua itu berubah ketika aku tahu degan siapa dia pacaran. Saat itu, aku, Esti dan beberapa orang teman kerjaku pergi karaoke sepulang ngantor. Ketika sedang asyik ber-karaoke-ria, tiba-tiba ada telepon masuk ke handphone Esti. Dia langsung keluar, dan begitu masuk kembali dia datang dengan seorang cowok yang udah bapak-bapak. Begitu aku lihat, ternyata orang itu adalah driver di kantorku. Tanpa curiga sedikitpun, kami pun melanjutkan karaoke. Begitu karaoke selesai dan kami memutuskan pulang, aku bingung mau pulang dengan siapa. Lalu, Esti pun menawarkan pulang sama-sama dengan driver itu.

Yang bikin aku sedikit curiga adalah saat Esti meminta driver itu supaya aku bisa pulang bareng, dia memanggil driver itu dengan sebutan "Yang....". Pastinya bukan eyang dooonkkk, tapi "Sayang..."
 Waktu itu kupikir Esti cuma becanda. Tapi, besoknya ketika di kantor, salah seorang temanku yang kemaren ikut bareng karaoke bertanya. "Kemaren pulang sama siapa?" tanyanya. Aku jawab, "Sama Bu Esti dan Pak Agam". Tiba-tiba temanku menarik tanganku dan berbisik, "Eh, jangan ribut-ribut soal mereka berdua yah.."

Semula aku nggak mudeng. Kenapa harus ribut-ribut? Tapi, beberapa detik kemudian barulah aku sadar bahwa dua orang itu ada hubungan khusus. Kalau Esti sih aku nggak masalah, toh dia kan memang single, tapi Driver itu??? Setahu aku dia kan udah punya istri, waktu acara Family Gathering pun dia bawa anaknya kok. Anaknya udah SMP lagi.


aad339461f47f20871f55e2cc1905ba8_furin2


Eeehhhhhh???!!! Aku benar-benar nggak nyangka. 
Ternyata hubungan mereka seperti itu. Dan tampaknya sudah cukup lama. Soalnya dulu Esti pernah cerita padaku dia punya pacar udah bapak-bapak dan orangnya ada di kantor. Emang dasar aku orangnya cuek, aku nggak begitu menggubris ceritanya. Tapi, ternyata oh ternyata...

Kalau temanku yang satu lagi, lain ceritanya. Sebut saja namanya Ramli. Kalau yang ini kebalikannya cerita Esti. Cowok ini udah nikah dan punya anak 3. Tapi, ternyata oh ternyata (lagi) dia juga punya pacar di kantornya. Pacarnya adalah tak lain dan tak bukan anak buahnya sendiri. Ramli ini menjabat sebagai supervisor bagian produksi, dan ceweknya adalah operator di divisi yang sama.

Mulanya aku hanya mendengar soal gosip Ramli dan ceweknya itu dari anak-anak operator di tempatku. Mereka membicarakan hubungan Ramli ini seperti ngomongin gosip seleb di tipi-tipi itu. Aku yang cuek dan sebodo amat, tidak begitu mempedulikan gosip itu. Hingga pada suatu hari, ternyata cewek yang jadi pacar Ramli akan menikah. Tentunya bukan dengan Ramli, tapi dengan orang lain.

Ketika surat undangan aku terima, orang-orang di kantorku langsung nyindir-nyindir. "Ada yang patah hati dan galau nih..." begitu kata mereka sambil lirik-lirik Ramli. Yang disindir sih lempeng-lempeng aja. Yah, memang pada dasarnya Ramli orangnya kayak gitu kali, yah? Kupikir orang-orang di kantor cuma bercanda, tapi begitu aku perhatikan dia, wajahnya langsung kayak anak ayam kehilangan induknya dan belom dikasih makan 2 minggu! Set dah...kasian amat.

Lalu, saat aku sedang ngobrol berdua dengan Ramli, aku keceplosan menyinggung soal pernikahan cewek dia. Langsung aja deh wajah Ramli mesem dan pura-pura mau nonjok aku. Aku pun bilang, "Hei, kalo kamu marah berarti tandanya kamu ngerasa doonkk..." Dan yang disindir pun nggak mau kalah.."Sapa yang marah, oncoommm??!!"

Hmmm....jadi kesimpulan yang bisa diambil? Nggak tau... Aku juga bingung. Kenapa yah mereka sampai bisa seperti itu. Memang sih, itu bukan urusan aku, toh itu hak mereka juga. Mau pacaran atau menjalin kasih dengan siapa pun, aku nggak berhak mencampuri urusan orang lain.

Tapi, yah...emang nggak ada orang lain lagi kah? Yang udah berkeluarga, apa yang ada di rumah masih belum cukup? Kasian kan sama pasangannya yang dengan setia (mungkin) menunggu mereka pulang kerja tanpa tahu apa yang terjadi di tempat kerja pasangannya. Kalau memang hanya cari kesenangan, kenapa nggak cari dengan cara lain? Kalau sampai ketahuan, kan urusannya berabe dan malah bikin orang lain sakit hati.

Dan di pihak lain (pacar gelapnya), kenapa nggak cari yang single atau masih bebas aja? Apakah udah nggak ada cowok/cewek single yang layak untuk dijadikan pasangan? Atau lebih suka yang udah berkeluarga karena dilihat dari pengalaman, finansial, kedewasaan, dsb...dsb... 

Ataaauuuu cuma cari tantangan dan sensasi? Hmmm, semua kembali pada diri masing-masing.

Aku sendiri jujur aja nggak mau dan nggak bakalan mau menyentuh hubungan terlarang itu. Karma itu pasti ada. Aku tidak mau ada orang lain sakit hati gara-gara aku. Dan bagaimana kalau nanti kondisinya jadi berbalik? Malah kita yang diselingkuhi dan pasangan kita punya pacar atau wanita idaman lain di luar? Pasti nyesek banget. Pengalaman waktu dengan si Playboy Cap Gayung aja udah bikin aku kapok dan kalo diinget-inget suka bikin darah mendidih.

Sekali lagi, semuanya kembali pada diri masing-masing. Kita tahu semua orang punya hak untuk menyukai orang lain. Rasa suka memang nggak bisa disembunyikan dan dibendung. Kalau udah suka dan sayang banget sama seseorang, terkadang logika nggak jalan, dan inginnya dia menjadi miliki kita apapun caranya. Kebahagiaan hanya bisa kita buat dan dapatkan sendiri, bukan orang lain yang menentukan. Tapi, menggapai kebahagiaan jangan sampai bikin orang lain sakit hati juga.

Klise?Yup, memang terdengar seperti itu. Yah, mau gimana lagi. 
Daripada ntar dapet karma dan situasinya berbalik ke kita?




No comments:

Post a Comment

Shinjuku yang melelahkan

Beberapa waktu lalu saya pergi nonton Kimetsu no Yaiba movie di bioskop Shinjuku.  Saya pergi dengan 3 orang teman, sebut saja Intan, Eti da...