23-Dec-13
#1
Suatu pagi d
Jekardah.
Aku : "Pak, ke PRJ Kemayoran ya."
Sopir taksi : "Dimana itu,
mbak? Ngga tau saya..."
Aku : "Lha, saya naik taksi justru karna ngga tau
tempatnya. Makanya minta dianterin."
Sopir taksi : "Ngga tau, Mbak. Naik
taksi lain aja."
Aku : "HAAH?!"
~garuk2 aspal jalanan~
#2Suatu
malam di Jekardah.
Aku : "Pak, ke Restoran ABC di Jalan XYZ ya."
Sopir
taksi : "Oh, kalo ke restoran itu dari jalan raya belok kanan, ya
mbak?"
Aku : "Tadi saya tanya langsung ke restorannya, katanya dari jalan
raya belok kiri."
Sopir taksi : "Bukan ah, perasaan saya belok kanan."
15
menit kemudian.
Sopir taksi : "Lha, kok malah nyasar ke Mall ya,
mbak?"
Aku : "Lha, kan saya tadi udah bilang. Belok kiri. Orang
restorannya sendiri yang bilang, kok."
Sopir taksi : "Tapi, perasaan saya
sih belok kanan."
Aku : ~jedotin kepala ke dashboard~ "Makan tuh
perasaan..."
#3Suatu siang di Jekardah
Aku : "Pak, kalo
lewat jalan raya macet ya jam segini?."
Sopir taksi : "Wah, nggak tau
saya, mbak."
Aku : "Mending lewat jalan belakang hotel aja, pak."
Sopir
taksi : "Wah, nggak tau saya jalan belakang mana, mbak."
Orang Jepang :
"Saya tahu lho rute jalan belakangnya. Ntar saya yang tunjukin."
(senyum)
Ini sebenernya sapa yang sopir taksi sapa yang tamu, sih? ~nelen
samurai~
Ada apa sih sama para sopir taksi di Ibukota ini? Heran~
No comments:
Post a Comment