Posting ini saya tulis bukan untuk menyudutkan kelompok, perusahaan, ataupun orang-orang tertentu. Posting ini hanya sebagai sharing pendapat aja. So, go easy :-)
Nonton TV.
Semua orang pasti suka nonton TV.
Okelah, mungkin ada beberapa yang nggak suka nonton TV. Tapi, tidak bisa dipungkiri TV menjadi salah satu kebutuhan hidup sehari-hari. Coba aja lihat di setiap rumah, pasti ada TV. Bahkan tidak hanya 1, ada yang dalam 1 rumah TV-nya lebih dari 3!!
Kayaknya tiap penghuni rumah itu dari ayah, ibu, kakak, adik, nenek, kakek, pembantu, ampe peliharaan juga dikasih TV masing-masing satu. Hehehehe...
Lalu, apa yang biasanya kita tonton? Tentunya apa yang ditayangkan stasiun TV itulah yang kita tonton. Tapi, apakah acara TV yang ditayangkan, khususnya di Indonesia itu sudah benar-benar layak untuk ditonton? Kalau menurut pendapat pribadiku sih, masih jauh dari kata layak. Bahkan banyak yang tidak mendidik.
Misalnya dengan menjamurnya sinetron-sinetron stripping. Sinetron yang tayang kebanyakan memiliki alur cerita yang itu-itu aja. Entah anak yang ditukar-lah, dendam mak lampir kesumat-lah, rebutan harta warisan-lah, rebutan perusahaan & kedudukan-lah, rebutan cucian-lah (lho?!) atau anak tiri yang selalu dianiaya, dsb, dsb. Belum lagi latar para pemainnya yang kebanyakan tajir, rumah mewah, perusahaan sukses, mobil keren, kekuasaan tinggi atau yang lainnya, tapi kerjaan nggak jelas. Yang keliatan cuma bulak-balik kantor, pulang-pergi ke rumah, tapi nggak tau ngerjain apa, tau-tau tajir tujuh turunan.
Sinetron dengan latar seperti itu bukankah menjadikan cara berpikir orang Indonesia menjadi salah? Padahal kerja nggak jelas, tapi rumahnya mewah dan mobilnya keren. Nggak perlu kerja, rebutan harta warisan aja, nanti pasti banyak uang. Jadinya kita pun berpikir terlalu muluk dan malas berusaha. Belum lagi persoalan rebut-rebutan di atas. Emang nggak ada tema atau persoalan lain yang bisa dijadikan cerita, yah? Kan banyak tuh, persoalan sehari-hari yang aku rasa cukup menarik untuk dijadikan bahan cerita.
Dan yang paling bikin gregeeeetaaan banget sama sinetron Indonesia adalah karakternya nggak berkembang. Misalnya, tokoh utamanya adalah cewek yang alim, sabar, baik, pokoknya tanpa cela sedikitpun. Mau dianiaya kayak gimanapun, sampai jumpalitan-jungkir balik pun, dia tetap sabar, baik hati, tidak sombong, serta rajin menabung *Lho?!*
Sebaliknya, tokoh antagonisnya adalah orang yang judes, jutek, suka menganiaya, ngerebut semua yang dimiliki sama si tokoh utama, sirik, pokoknya jahat nggak ketulungan. Bahkan sampai akhir cerita itu yang baik dan penyabar teteeeeep kayak gitu, yang jahat teteeeeeep nggak berubah.
Dalam kehidupan nyata yang namanya orang itu, sebaik-baiknya orang, sesabar-sabarnya orang, dia pasti punya sisi gelap. Dia pasti pernah berbuat yang tidak baik, walaupun hanya di dalam pikirannya. Dan sebaliknya, sejahat-jahatnya orang, aku yakin orang tersebut pasti punya sisi baik juga, walaupun hanya sedikiiiiit..hehehe. Setiap orang tidak bisa digambarkan sebagai hitam atau putih saja, tapi mereka *termasuk saya* pasti punya sisi abu-abu juga.
Makanya kalau nonton sinetron, rasanya nggak real banget. Nggak nyata, males banget nontonnya, yang ada malah nambah dosa kalo ngomongin sinetron. Hahahaha.
Seperti drama Jepang yang aku tonton belum lama ini, judulnya Juui Dolittle yang mengisahkan tentang dokter hewan.
Ada satu tokoh bernama Junpei, yang wataknya anak baik, nurut sama ortu, berprestasi di sekolahnya, universitas terkenal sudah ditangannya, lahir dari keluarga berada dan baik-baik, dan bercita-cita jadi dokter hewan yang hebat. Tapi, ternyata di balik semua itu ia merasa kesepian dan kurang diperhatikan ortunya yang sibuk, menjadikan dia jadi suka menyakiti hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Walaupun, pada akhirnya dia mengaku dan meminta maaf saat anjing kesayangannya hampir mati karena tertusuk.
Berlawanan dengan Junpei, ayahnya yang bernama Domon adalah seorang dokter hewan hebat dan dikenal di seluruh Jepang. Karena ketenarannya itulah Domon menjadi seorang yang haus kekuasaan, kedudukan dan kakayaan. Ia menghalalkan segala cara demi mendapatkan apa yang ia inginkan, dan menyingkirkan orang-orang yang dianggap mengganggunya. Ia pun selalu menekankan pada anak-anaknya untuk menjadi dokter hewan yang hebat tanpa memikirkan perasaan mereka sendiri. Yang pada akhirnya justru perbuatannya itu menjadi bumerang baginya. Ia pun sadar bahwa sikapnya selama ini salah setelah tahu anaknya suka menyakiti hewan karena kurang perhatian darinya. Dan pada akhirnya Domon sadar bahwa kekuasaan bukanlah segalanya, karena seorang dokter hewan sejati haruslah mendedikasikan dirinya demi kesehatan dan keselamatan hewan di sekitarnya. Lalu, ia pun menyumbangkan harta kekayaannya dengan menolong hewan-hewan yang ditelantarkan pemiliknya *yang tadinya akan disuntik mati*.
Waaaaahhhhhh, jadi cerita panjang lebar nih. Hehehehe...
Tapi yang pasti, setiap aku nonton drama Jepang, aku memang selalu kagum dengan jalan cerita dan karakter para pemainnya yang selalu berkembang dan kadang di luar perkiraan kita. Hmmm, semoga kelak sinetron Indonesia bisa jadi lebih baik, lebih menghibur dan lebih layak ditonton:-)
Salam buat seluruh fans dorama Jepang!!!
No comments:
Post a Comment