Rekan Kerja yang Menyebalkan

22-Sep-11

Specially buat teman-teman di kantorku...

Sebetulnya ini cerita dari teman-teman kantorku. Aku sendiri awalnya tidak terlalu terlibat, tapi akhir-akhir ini sepertinya aku terkena imbasnya juga. Mungkin sebagai pegawai yang baik memang kurang etis kalau membicarakan kejelekan orang sekantor, apalagi atasan. Tapi, kalau sudah kelewatan dan membuat semua orang sebal, harus bagaimana lagi?Cerita berawal ketika ia (sebut saja si A) mulai bekerja di kantor kami sekitar 6 bulan yang lalu. Ia menempati posisi sebagai manager akunting yang baru. Karena manager sebelumnya sudah resign. 

"First impression is most important". Sepertinya kata-kata itu sangat tepat. Saat pertama kali melihat si A, entah kenapa aku sudah merasa kurang suka. Sebagai seorang pegawai baru, seharusnya ia mempunyai etika sendiri. Misalnya, saat berkumpul makan siang di kantin, selayaknya sebagai orang baru tidak terlalu memonopoli pembicaraan. Mending kalau dia adalah orang yang serba tahu, it's ok. Tapi, justru yang dibicarakannya itu entah apa, aku juga tidak mengerti. Dan terkesan sok tahu, padahal yang dia bicarakan pun belum tentu benar.Saat itu aku berpikir, toh orang ini bukan atasanku langsung dan aku tidak akan terlalu banyak terlibat soal pekerjaan dengannya. Karena itu aku tidak terlalu ambil pusing. Biarkan saja dia mengoceh terus.Waktu berlalu dan kelakuannya semakin menjadi-jadi. Saat ada pekerjaan yang harus dikerjakan si A, dia selalu menyuruh seenaknya pada orang lain. 

Misalnya, saat dia membutuhkan surat jalan dan purchase order untuk keperluan laporannya, dia langsung meminta pada departemen bersangkutan. Masih mending kalau hanya 2 atau 3 dokumen. Yang dia minta adalah SEMUA dokumen yang ada di tahun 2011. Belum lagi, departemen yang bersangkutan saat itu sedang sibuk dengan urusan ekspor-impor, yang tentunya tidak bisa ditunda karena bea cukai tidak mau menunggu. Kalau saat dia minta buru-buru dan tidak langsung direspon, pasti ujung-ujungnya langsung mengadu pada bos (direktur).Sebaiknya, kalau mau meminta tolong, lihat dulu orang yang akan kita minta tolong. Apakah mereka sedang sibuk, urgent atau ada keperluan lain yang harus segera diselesaikan saat itu juga. Orang lain pasti punya masalah dan keperluan masing-masing bukan ? 

Okelah, dia sebagai seorang manager punya wewenang, tapi saat ia menyuruh orang lain di departemen lain, tentunya harus seizin manager yang bersangkutan, bukan?Setiap hari ada saja pegawai yang dibuatnya kesal. Ya itulah, karena dia selalu seenaknya menyuruh orang lain tanpa melihat kondisi saat itu seperti apa. Dan sekali si A menyuruh, saat itu juga harus segera dilakukan. Tapi, sebaliknya saat ada orang lain yang meminta bantuannya, ia malah memprioritaskan pekerjaannya sendiri dan menunda-nunda permintaan orang lain. Yang pada akhirnya terbengkalai hingga berhari-hari. Saat ditanyakan, si A hanya menjawab : SIBUK.Seharusnya kalau saat dia minta tolong dan ingin secepatnya direspon, dia pun harus melakukan hal yang sama saat ada orang yang minta tolong padanya. Itulah gunanya rekan kerja, bukan? Bisa diajak kerja sama dan saling membantu dalam hal pekerjaan. Saat sedang butuh bantuan, kita meminta tolong pada orang lain. Begitu juga saat orang lain butuh bantuan, kita pun akan membantunya. Tapi yang terjadi malah sebaliknya...Tidak cukup disitu, ia pun membuat kesal semua orang dengan perilakunya yang tidak mau disalahkan dan cenderung menyalahkan orang lain. 

Seperti minggu lalu, saat ada audit dari Jepang (kebetulan aku menjadi penterjemahnya) aku jadi tahu sifat aslinya. Selama ini aku hanya mendengar cerita dari teman-temanku.Saat audit berlangsung, staff akunting Jepang meminta beberapa dokumen dan data yang diperlukan. Lalu, saat data diberikan ternyata tidak semua data rampung. Si A beralasan bahwa ada yang belum selesai dan masih harus revisi ini-itu. Whaaatttss??!! Bukannya dari kemarin dia bilang SIBUK, SIBUK dan selalu SIBUK. Jadi selama ini apa saja kerja dia? Ukh, malu-maluin. Padahal rencana audit itu sudah dari bulan yang lalu, seharusnya sebagai seorang manager yang berpengalaman di bidangnya, dia bisa mempersiapkannya dari jauh-jauh hari.Belum selesai dengan alasan SIBUK-nya itu. Terkadang dia beralasan bahwa manager akunting yang sebelumnya salah membuat jurnal dan dokumen, sehingga data-data jadi kacau. Belum lagi dia menyalahkan bahwa IT di kantorku kerjanya kurang sigap, sehingga sistem jadi tidak dapat digunakan secara optimal. 

Hellooooo...masih mau menyalahkan orang lain?! Dan dia menyuruh aku menterjemahkan semua alasannya pada staff Jepang tersebut. Agar dia tidak disalahkan. Sory dory wory yah...lha, aku yang translate, gimana aku donk. Lagian itu sama saja dengan mempermalukan perusahaan sendiri. Akhirnya aku hanya diam dan duduk manis. Kecuali itu si Mbak mau bayar lebih. Hahaaahaha...Belum lagi saat staff Jepang itu meminta si A membuat laporan akunting, dia malah bilang suruh saja IT yang mengerjakan. Haaahhhh??? Memang IT bisa disuruh bikin laporan akunting yah?? Orang IT-nya sendiri hanya bisa geleng-geleng kepala.

Belum cukup bikin ulah dengan menyalahkan manager terdahulu dan IT, departemen yang lain pun terkena getahnya. Misalnya saat si A berurusan dengan Departemen Quality, gara-gara sikapnya yang seenaknya dan ngotot itu, serta selalu menyalahkan orang lain, akhirnya staff bersangkutan tidak tahan dan memilih untuk resign. Karena setiap hari staf tersebut hanya disalahkan dan disalahakan. Kasihan...Dan pagi ini...semua orang disibukkan gara-gara permintaan si A yang (seperti biasa) seenaknya. Pagi hari dia sudah menghadap direktur untuk melapor dan minta bantuan. Dia meminta untuk dicarikan purchase order tahun jebot untuk laporannya ke mother company. Karena dia minta langsung ke direktur, otomatis tidak ada yang berani membantah. Dan karena 3 bulan lalu aku pernah menempati purchasing, aku pun terkena imbasnya. Dan dia pun tiba-tiba membawa sebundel dokumen berbahasa Jepang yang minta diterjemahkan. Busyeeett!! Nggak salah, bu?! Langsung saja aku bilang : "Maaf ya, tapi kalau ada translate harus seizin direktur. Tidak bisa langsung minta ke saya untuk translate." Dan dia pun langsung minta pada direktur, yang untungnya sang direktur bilang tidak usah translate karena yang diperlukan hanya angkanya saja, bukan dokumenya. Horeeeeee!!! Good jod, bos!! 

Dan dari bel masuk berbunyi hingga makan siang, semua orang sibuk mencari-cari purchase order. Padahal masing-masing punya pekerjaan sendiri. Aku sendiripun translate dokumen bertumpuk dan nggak kelar-kelar.Saat si A menginginkan sesuatu, pasti saat itu juga harus dipenuhi. Tidak peduli rekan kerja yang lainnya sedang sibuk atau tidak. Kalau tidak dipenuhi, pasti langsung mengadu ke direktur. Padahal kalau dibicarakan baik-baik, kan tidak usah sampai seperti itu. Kalaupun orang lain memberikan alasan, dia pasti tidak mau tahu. Saat ada yang tidak mau memenuhi permintaannya, pasti langsung dibalas dengan mengadukan pada direktur atau tidak diacuhkan sama sekali oleh si A. 

Misalnya, saat temanku meminta account number supplier (yang tentunya itu kerjaan akunting), si A malah menyuruh untuk tanya langsung saja pada supplier terkait. Padahal supplier tidak hanya satu, tapi puluhan! Hanya gara-gara sebelumnya temanku itu tidak segera memenuhi permintaannya.Sudah banyak temanku yang curhat dan mengadu padaku soal kelakuannya itu. Dan rasanya hampir semua departemen di kantor mengalami hal serupa. Entah bagaimana caranya menghadapi orang seperti itu. Sebetulnya direktur pernah mengumpulkan orang-orang yang bermasalah dengan si A (kebetulan ada yang mengadukan kelakukan si A). Tapi saat si A dipanggil, dia dengan lihai dan pintarnya berkelit dengan seribu alasan. Tentunya direktur pun tidak bisa mengambil keputusan gegabah. Dan yang paling menyebalkan, si A selalu menjelekkan dengan cara halus jika orang yang bersangkutan tidak ada.Jadi, bagaimana nanti jadinya kantorku ini dengan kehadiran si A? Entahlah. 

Mudah-mudahan direktur bisa mengambil keputusan terbaik bagi semua pegawainya...




No comments:

Post a Comment

Shinjuku yang melelahkan

Beberapa waktu lalu saya pergi nonton Kimetsu no Yaiba movie di bioskop Shinjuku.  Saya pergi dengan 3 orang teman, sebut saja Intan, Eti da...