Hari Senin lalu, saat aku menghampiri meja kerja temanku, terlihat seonggok sepucuk kartu undangan pernikahan berwarna hitam. Disitu tertulis nama mempelai pria-nya adalah si Engineer Playboy Cap Gayung itu.
Owalaaahhh....ternyata jadi toh dia married. Dan tidak lama kemudian, si Engineer Playboy Cap Gayung itu pun menghampiri mejaku seraya memberikan undangan sambil tersenyum. Aku pun membalas senyumnya sambil mengucapkan terimakasih dengan datar.
Jealous? Sakit hati? Pedih? Yaelaaahhh, udah nggak musim.
Beneran, lho.. Entah kenapa saat itu perasaanku biasa-biasa aja. Nggak ada sedikitpun rasa aneh di dada ini. Aku bahkan amat sangat tenang menanggapi candaan temanku yang sesekali meledekku sambil memperlihatkan kartu undangan itu.
Yup!! Aku memang tidak akan move-on, karena aku tidak butuh move on-move on-an, aku sudah berlari jauuuuuuuuuhhhhh meninggalkan cowok playboy itu. Aku bebaaaassss!!!!
Lalu, apa aku akan datang ke pernikahannya? Tadinya aku bersikeras nggak akan datang, tapi setelah aku minta saran pada sahabatku, dia bilang justru aku harus datang. Datang dan buktikan bahwa aku baik-baik saja, buktikan bahwa aku sudah tidak peduli padanya, buktikan bahwa aku sudah tidak mengharapkannya, dan buktikan kalau aku bisa bahagia tanpa dia, buktikan bahwa aku bisa menemukan yang jauh lebih baik 1000 kali lipat dari dirinya.
Hey, boy! Cowok bukan hanya kamu seorang. Yang lebih baik di luar sana.....BERANTAKAN!!! Jadi, nggak usah ke-PD-an dulu kalau dia menyangka aku masih mengharapkannya. Helloooooo....orang bisa berubah. Hari ini mungkin suka, tapi besok pagi saat terbangun bisa saja tiba-tiba ilfeel dan muak. Bisa saja, bukan?!
Dan tanpa berpikir lagi, akupun menyetujui saran temanku itu. Aku akan datang!!
Lagipula, nampaknya si Bos mau nitip uang buat si Engineer itu karena dia nggak bisa datang (nggak mungkin datang kayaknya mah). Yah, mau nggak mau harus datang.....hehe. Tapi, untungnya temanku (yang aku ceritain di postingan sebelumnya) ngajak bareng. Baguslah...jadinya aku nggak sendiri. Lagipula kayaknya karyawan yang lain juga pada datang rame-rame.
Jadi kesimpulannya, aku sudah bebas, lepas, terbang, berlari atau apapun istilahnya dari si Engineer Playboy Cap Gayung itu. Yah, mudah-mudahan kalau udah nikah dia bakalan insyaf alias tobat dan nggak akan menyandang predikat Playboy Cap Gayung lagi (tapi Cap Ember...wakakakak). Mudah-mudahan aja setelah married dia nggak kegatelan dan lirik-lirik cewek lain. Hufft...
No comments:
Post a Comment