16-Feb-12
Melanjutkan postingan sebelumnya. Emosi labil...hmm...dan hari ini pun masih seperti itu.
Susaaaaah rasanya mengontrol emosi. Apalagi kalau emosi udah meledak-ledak, rasanya seluruh dunia menyebalkan, rasanya pengen ngilang, deh.
Tapi kemana?? Nah, karena nggak tahu harus kemana dan bagaimana itulah justru yang bikin mau MELEDAK!!!Jegeeeeeeeerrrrrrrr!!!!
Kalau postingan sebelumnya aku "meledak" gara-gara ulah si Bos yang rudet alias menyebalkan, nampaknya hari ini (dan mungkin hari-hari sebelumnya) berbeda. Selain kesal sama si Bos, kemarin juga mungkin gara-gara ada test promosi yang cukup bikin pusing. Sebetulnya test nya nggak susah-susah amat. Hanya soal psikotes, matematika dasar dan bisnis manner. Tapiiiiiiiiii.......karena aku paling BENCI dengan matematika, walaupun soalnya sekelas anak SD, tetep aja bikin puyeng (terlalu dramatisir, ah...haha).
Yah, okelah...kita tinggalkan test promosi itu. Toh, aku bisa mengerjakan dengan cukup baik (menurutku), dan kurasa hasilnya nggak jelek-jelek amat. Walaupun aku benci matematika, tapi bukan berarti nggak bisa, kan? Kalau dipaksa sih bisa, tapi sebisa mungkin menghindar....hahahahaha.
Dan pagi ini, walaupun rasa kesal pada si Bos kemarin masih bersisa sedikit, tapi yahh...sudahlah...never mind. Toh, aku kerja profesional aja. Urusan perasaan nggak usah dibawa-bawa. Lagian hari ini si Bos nggak rudet lagi dan dia diam terus di atas karena ada tamu, jadinya aku anteng terus di meja. Baguslah...Tapi di siang hari rasanya aku harus mengelus-elus dada lagi menahan emosi.Saat aku selesai memberskan file-file di meja, aku lihat gunting yang biasa kupakai lengket-lengket akibat menggunting selotip. Dan si Bos paling nggak suka kalau guntingnya lengket (halah..halah). Akhinya aku pun pergi ke warehouse dan meminta lap+methanol untuk membersihkan lem bekas selotip pada gunting. Ketika sedang asik melap, tiba-tiba si engineer playboy cap gayung itu lewat dan dia menyempatkan diri ngobrol dengan temanku dari Production Control.
Temanku yang satu ini orangnya ramah, tapi dia kelewat ramah sehingga kadang agak bawel. Dan yang kutahu dia juga ngefans dengan cowok itu. Walaupun temanku udah punya cowok, tapi dia teuteup ngefans ama cowok itu. (mungkin karena nggak tahu belangnya si engineer playboy cap gayung itu kali, yah?? Hahaa..)
Dan obrolan kami pun dimulai. Sebetulnya lebih tepat disebut obrolan satu arah, karena temanku terus yang ngomong, sedangkan aku cuma angguk-angguk dan ber-oh atau ber-iyah saja.*waktu itu kebetulan si engineer playboy cap gayung itu lewat*
"Eeh, tau nggak si xxx bentar lagi mau nikah loh...", dia memulai pembicaraan sambil matanya tertuju pada cowok yang paling pengen aku cubiiitt..haha
"Heeee...gitu yah? Tau kok, kenapa emang?", jawabku tanpa minat. (yaeyalah tau, lha orangnya sendiri yang ngaku sama aku, sampai-sampai ceweknya nelpon langsung ke aku)
"Duuh, sayang banget yah. Dia kan masih muda banget. Kenapa nikah secepat itu..." temanku melanjutkan.
"Heee...gitu yah? Tau kok, dia 1 tahun di bawah aku. Kenapa emang?" masih dengan jawaban ogah-ogahan.
"Yah, aku kira umurnya udah segimana gitu...taunya masih muda banget. Terus yah, waktu aku tanya kenapa dia nikah di umur semuda itu, katanya karena kalau di tempat dia pantang kalau pacaran lama-lama. Soalnya kalau emang udah klop, kenapa nggak dinikahin aja? Lagian dia juga bilang kalau ceweknya masih tetangga dia, katanya ceweknya juga nggak terlalu tinggi, kayak aku gini...agak pendek. Hihihihihhi...bisa aja si xxx." temanku terus nyerocos tanpa melihat wajahku yang udah merah nahan emosi.
"Ooohhh...." (sebodo amat, dalam hatiku berkata)
"Oia, dia kan nikahnya ntar bulan Maret, katanya aku harus datang. Duuhh, nggak sabar pengen lihat dia pake pakaian tradisional gitu. Dia pasti pakai adat Sunda...lucu kayanya yah. Mau datang juga nggak? Kamu juga pasti diundang-lah..." aku mendengarnya dengan emosi yang hampir meledak.
"Hmmmm...entah yah. Kao hari libur kan biasanya aku pulang ke Bandung..." (nggak mungkin datang-lah!! Mau bunuh diri apa?!!)
Setelah bercerita panjang lebar, temanku itu malah mancing-mancing aku soal pacaran. Katanya kenapa aku belum punya pacar juga? Apa aku nggak merasa kesepian kalau sendirian di kosan? Apa aku nggak merasa iri kalau melihat teman-temanku yang lain pada ngegandeng cowok? Apa di tempat kerja nggak ada seorang pun yang aku keceng? Dan setumpuk pertanyaan lainnya yang bikin aku pengen nyubiiiiiiiittttt dan gigiiiiiittttt temanku itu. Hehehehe...
Aku bukan tipe-tipe cewek yang bakalah mati kalau nggak punya COWOK!!!!Dan parahnya lagi, saat temanku itu bicara panjang lebar dan menginterogasiku dengan setumpuk pertanyaan, si engineer itu malah bolak-balik, bolak-balik di hadapan kita. Sengaja, yah??!! Memang sih dia lagi kerja, tapi nggak usah bolak-balik gitu napa? Bikin gerah tauk!!!
Yah, sudahlah. Saat itu aku hanya bisa menghela napas. Biarlah, biarkan saja semuanya. Walau mungkin masih terasa sakit (walau sedikit) tapi dengan seiring berjalannya waktu, pasti bisa sembuh. Pasti bisa!!! Harus bisa!! Walaupun tiap hari aku melihat wajahnya, bertemu dengannya, menyapanya yang memang (jujur saja) membuatku nyesek dan pedih, tapi biarlah... Semua pasti bisa kulalui.
Go to the flow...
Cerita yang Nggak Penting
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Shinjuku yang melelahkan
Beberapa waktu lalu saya pergi nonton Kimetsu no Yaiba movie di bioskop Shinjuku. Saya pergi dengan 3 orang teman, sebut saja Intan, Eti da...
-
Good morning, epribadih! Udah lama banget kayaknya aku nggak nge-review dorama. Alhadulillah kali ini ada kesempatan [baca : kemauan] bua...
-
Selama sebulan terakhir ini ada satu hal yang bikin KECANDUAN. Entah dari mana awalnya, kapan mulainya, entah kenapa ujug-ujug ngebet sehin...
No comments:
Post a Comment