Selama 3 hari ini di kantorku kedatangan tamu staff accounting dari Jepang. Kebetulan perusahaan tempatku bekerja memang perusahaan Jepang yang bergerak di bidang manufacturing. Dan kebetulan lagi aku bekerja di sana sebagai interpreter atau Japanese speaking.Karena di kantorku interpreter hanya aku seorang, otomatis aku dituntut harus bisa memegang semua departemen yang ada. Mungkin untuk bagian engineering ataupun produksi serta exim, aku masih bisa bertahan. Karena hampir setiap hari aku berkutat di situ. Tapi, kalau sudah berurusan dengan accounting....Guaaarrgghhhhh!!!! Nyerah, deh!!!!Apalagi lihat istilah-istilah accounting-nya itu...Ukh, pusiiiing. Belum angka-angkanya yang entah ada berapa digit....Huhuhuuuuuu. Istilah bahasa Indonesia/Inggris-nya aja aku kadang nggak ngerti, apalagi pas lihat istilah Jepang plus kanjinya. Mau meledak rasanya ini kepala.
Untung staff Jepangnya baik-baik dan ramah. Kalau saat mereka ngomong dan aku nggak ngerti dengan istilah accounting, dengan sabar mereka menjelaskan dengan bahasa sehari-hari yang mudah dimengerti, bahkan untuk orang awam sepertiku. Syukurlaaahh.Karena mereka juga maklum kalau bahasa yang digunakan memang bahasa khusus orang accounting. Staf Jepangnya memang baik, tapi justru staf Indonesia-nya yang menyusahkan. Kalau dalam Bahasa Sunda mah, pikasebeuleun!!! Manager accounting yang sekarang baru bekerja selama beberapa bulan di kantor aku, karena yang lama sudah resign.Yang membuat aku sebal adalah tiap kali staf Jepang meminta data ataupun jurnal, pasti dijawab dengan keluhan atau alasan. Belum selesai lah, ada kesalahan lah, belum direvisi lah atau tidak tahu lah. Terus, selama ini dia kerja apa?? Bahkan kalau ada kesalahan pada data atau jurnal, dia selalu tidak ingin disalahkan dan bilang : "Itu kesalahan manager accounting yang dulu."Haaaahhhhh???!! Plis, deh. Karena sebenarnya manager accounting yang dulu itu juga temanku, maka aku tahu kalau dia bukan orang seperti itu. Bukannya membela teman atau berat sebelah, tapi aku lebih dulu mengenal manager accounting sebelumnya daripada dia. Dan dia (manager yang baru) itu tidak berhak menyalahkan begitu saja, sedangkan dia sendiri tidak tahu apa-apa, menurutku.Maka dari itu, saat dia menjelek-jelekkan manager accounting yang lama, aku hanya diam. Aku tidak menterjemahkan kata-kata manager yang baru itu. Untuk apa? Itu sama saja dengan mempermalukan perusahaan bukan?! Lagipula staf Jepang-nya pun setuju kalau kesalahan tidak terletak pada manager yang dulu.Dan ternyata tidak hanya manager accounting sebelumnya yang selalu dia salahkan, tetapi staf Indonesia lainnya juga. Entah itu dari IT, Production Control, Produksi ataupun departemen lainnya. Pantas saja semua orang tidak menyukai manager yang baru itu. Hhhhh...baru kali ini aku menemukan orang seperti itu. Dunia kerja memang tidak dapat dipandang sebelah mata.Yah, sudahlah. Kalau dibahas terus mungkin tidak akan ada habisnya. Yang penting sekarang aku harus bekerja secara profesional.
Cukup. That's all. Mudah-mudahan orang yang selalu menyalahkan orang lain dan tidak pernah mau mengakui kesalahan orang lain itu nantinya diberi pencerahan. Amiiinn.Ok, Work mode-on!
No comments:
Post a Comment