Untuk semua teman-temanku di mana pun kalian berada
Waktu SMA, tepatnya saat kelas 3, kami membentuk genk beranggotakan 6 orang termasuk aku. Bagi kalian yang pernah SMA (hihihi), terutama cewek, pasti juga suka membuat genk seperti itu. Awalnya, kami berenam tidak saling kenal. Kecuali aku dan salah seorang temanku, Nana yang memang sudah kenal dari SMP. Tapi saat kelas 3 kami berada di kelas yang sama dan duduk berdekatan. Lambat laun kami pun jadi akrab dan kemana-mana selalu berenam.
Waktu pun terus bergulir, tidak terasa kami sebentar lagi akan memasuki bangku kuliah. Saat itulah kami pun sadar bahwa saat-saat bersama tidak akan seperti dulu lagi. Kelima orang temanku memilih meneruskan kuliah kecuali Nana. Karena ia terlahir dari keluarga yang sederhana, tapi walaupun begitu ia seorang teman yang sangat peduli, kocak, ceria dan selalu menjadi mood maker diantara kami. Nana pun bermaksud untuk bekerja setelah lulus SMA. Ia mendapatkan pekerjaan sebagai pramuniaga di salah satu mall di Bandung. Teman-temanku yang lain memilih jurusan yang berbeda-beda, yang otomatis membuat kami terpisah satu sama lain.
Suatu hari, teman-temanku mengadakan rencana untuk kumpul-kumpul di rumahku. Mereka ingin berkumpul lagi dan mengenang masa-masa SMA dulu. Sayangnya saat itu yang datang hanya Nana dan dua orang temanku yang lain yaitu Nita dan Intan. Walaupun kami berkumpul hanya dengan anggota yang ada, tapi saat itu terasa seru sekali. Kami masak, ngerujak, sampai mancing bersama-sama. Dan sore harinya teman-temanku memutuskan untuk pulang.
Beberapa minggu kemudian, kami pun berencana untuk kumpul-kumpul lagi. Langsung saja aku menghubungi teman-temanku. Tapi yang bisa datang hanya Nita dan Intan. Saat aku SMS Nana, dia sama sekali tidak memberikan jawaban. Akhirnya aku pun menelepon dia. Karena Nana selalu menjadi mood maker, dan rasanya akan sepi tanpa kehadirannya. Saat aku meneleponnya, sayang sekali dia tidak bisa hadir karena ada keperluan mendadak. Akhirnya, kami pun membatalkan acara kumpul-kumpul itu.
Saat itu aku belum menyadari kalau itu mungkin menjadi saat terakhirku bisa ngobrol dengannya. Setelah acara kumpul-kumpul terakhir itu, tiba-tiba Nana menghilang. SMS tidak pernah dijawab, telepon pun tidak pernah aktif. Mungkin dia mengganti nomor handphone-nya. Padahal kami sudah berjanji, kalau ada yang mengganti nomor telepon akan langsung mengabari.
Selama beberapa bulan tidak ada kabar apapun dari Nana. Aku mulai khawatir. Akhirnya aku mulai mencarinya dengan menggunakan teknologi jejaring sosial. Untungnya disitu aku menemukannya. Langsung saja aku memngirimkan message dan bilang kalau aku sangat kangen padanya sekaligus khawatir.
Syukurlah Nana menjawab message-ku. Dia pun memberikan nomor hanphone-nya yang baru, dengan syarat cukup aku sendiri yang tahu. Saat itu aku pun mulai sedikit curiga. Padahal Nana yang dulu kukenal selalu berbagi dan tidak pernah menyembunyikan apapun.
Aku pun mulai mengiriminya SMS. Pertama-tama aku menanyakan kabarnya, pekerjannya dan hal-hal kecil lainnya. Ternyata saat ini dia sudah tidak bekerja di Bandung lagi dan tinggal bersama orang tuanya di Sumedang. Aku sempat terkejut karena begitu tiba-tiba. Waktu kutanyakan kapan akan ke Bandung lagi, Nana menjawab belum pasti. Atau mungkin tidak akan ke Bandung lagi. Setelah beberapa lama, aku mulai memberanikan diri untuk menanyakan alasan dia tiba-tiba menghilang. Bahkan meninggalkan pekerjannya. Tapi Nana hanya bilang bahwa dia sedang ingin sendiri dan merenung. Dia jenuh dengan pekerjaannya dan ingin fokus mencari jodoh. Haha. Mendengar jawaban Nana, aku pun percaya.
Tapi SMS yang datang berikutnya membuat aku tidak percaya. Tiba-tiba Nana memberitahuku alasan sebenarnya ia tiba-tiba menghilang dan tidak memberi kabar padaku juga teman-teman yang lain.
Nana bilang dia merasa sakit hati pada salah seorang dari kami. Aku sangat terkejut mengetahuinya dan langsung minta maaf pada Nana, takut-takut aku yang telah membuat dia sakit hati. Tapi, Nana bilang bukan aku.
Kejadiannya ternyata saat terakhir kami berkumpul. Yaitu saat Nana, Nita dan Intan datang ke rumahku. Saat itu Nana dan Intan sedang menyiapkan bumbu lotek dan rujak di dapur belakang. Sedangkan aku dan Nita sedang membereskan teras depan untuk tempat kami ngerujak nanti. Saat itu, entah bercanda atau sengaja, Intan mengatakan sesuatu yang menyakiti hati Nana.
Intan mengatakan bahwa Nana hanya lulusan SMA, sedangkan kami semua bisa melanjutkan kuliah. Dan selain Nana, kami selalu hidup berkecukupan. Belum cukup sampai disitu, Intan juga bilang tempat kosan Nana yang sekarang kumuh dan kotor. Padahal yang aku tahu, hanya aku dan Nita yang pernah main ke kosan Nana. Aku tahu saat mengatakan itu Intan hanya bercanda dan main-main. Karena genk kami memang berisi orang-orang gokil dan suka bercanda. Dan Nana yang paling edan di antara kami.
Semenjak itulah Nana menutup diri dari kami. Ia benar-benar sakit hati dengan perkataan Intan. Walaupun dia tahu Intan tidak serius mengatakannya, tapi hal itu sangat membuat dia minder dan tidak mau bertemu kami lagi.
Dan saat Nana membeberkan semuanya, aku pun sadar bahwa bagaimana pun kita senang bercanda, pasti ada batasnya. Aku dan teman-temanku yang lain (kecuali Intan mungkin) selalu berhati-hati saat membicarakan tentang kuliah atau hal-hal sensitif saat kami bersama Nana. Dari situ pulalah aku sadar perkataan seseorang baik itu disadari atau tidak, bisa merusak suatu persahabatan indah yang telah kami rajut bertahun-tahun.
Setelah beberapa lama, kini Nana pun mulai membuka dirinya kembali. Ia kembali menjadi seorang Nana yang gokil, ceria, peduli, seperti yang selama ini kami kenal. Dia selalu mengabari aku dan Nita, walaupun masih belum bisa menerima Intan. Dan tentunya sebagai seorang sahabat aku tidak bisa memihak salah satu di antara mereka. Aku pun tidak bisa menghakimi Intan ataupun membenarkan Nana. Karena mereka tetaplah sahabat-sahabatku.
Saat ini Nana sudah hidup bahagia bersama suaminya di kota kelahirannya Sumedang. Aku sangat senang saat mendengar dia akan menikah. Semoga kami akan selalu menjadi sahabat selamanya.
No comments:
Post a Comment