Beberapa minggu lalu ada temanku datang ke kosan dan dia berencana menginap. Sebelumnya dia juga pernah menginap di tempatku, lalu pergi dan kini datang lagi untuk menginap. Kami berteman sangat dekat dan rasanya sudah tidak ada rasa sungkan lagi. Aku sudah sangat mengenal dia dari luar hingga dalam, begitu pun sebaliknya.
Sebetulnya aku fine-fine aja kalau ada teman menginap di tempatku. Toh, aku tinggal sendiri jadi silakan saja. Malahan aku senang karena ada teman ngobrol, bercanda, nontong bareng dan banyak lagi. Aku yang biasa bangun tidur hingga tidur lagi selalu sendiri, saat ada teman datang menginap rasanya jadi sedikit terobati rasa kesepianku.
Pada awalnya aku merasa fun dan nyaman saat temanku yang satu ini datang menginap. Tujuan dia menginap di tempatku karena katanya mau mencari pekerjaan. Dia menginap hampir satu minggu. 2 hari, 3 hari aku masih merasa nyaman berbagi dengan temanku ini. Terkadang aku mentraktirnya karena aku tahu kondisi keuangan dia yang masih belum dapat pekerjaan.
Tapi, ketika hampir seminggu dia berada di tempatku, entah kenapa rasanya aku sedikit kesal padanya. Dan puncak kekesalanku pun makin menjadi-jadi.
Suatu hari, aku pulang kerja lumayan malam. Hari itu sepulang ngantor aku senam dulu plus badminton (fasilitas gratis dari kantor..hehe). Aku sampai di kosan sekitar pukul 19.00. Setelah aerobik plus badminton nontsop, pastinya ini badan amat sangat cape dan stamina terkuras. Pokoknya yang ada di pikiranku saat itu dalah buru-buru pulang, mandi, makan, nonton (tetep nggak kelewat) dan langsung tidur.
Sesampainya di kosan, aku lihat temanku itu sedang asyik nonton tv sambil santai. Dan seketika mataku tertuju pada tempat sampah di pojok kamarku. Aku lihat tempat sampah itu sudah menggunung, hampir nggak muat dan sampahnya pun hampir berhamburan. Memang, aku biasanya buang sampah tiap pagi saat akan pergi ke kantor. Tapi, karena pagi tadi aku lihat tempat sampah masih kosong dan kupikir mungkin nanti temanku akan membuangkannya saat sampah sudah penuh.
Saat kutanya pada temanku apakah itu sampah yang tadi pagi, dia menjawab : "Iyah, itu sampah tadi pagi sama yang sekarang. Tadinya mau aku buang sekalian beli makan keluar, tapi lupa. Trus karena bau, jadinya aku ikat aja sampahnya. Hehehe..." katanya sambil nyengir.
Helloooooooo, my friend!!! What are you doing in the whole day?!!!! Udah tau sampahnya menggunung, tapi nggak dia buang. Udah tau sampahnya bau, tapi bukannya dibuang malah diikat kuat-kuat. Kalau memang lupa buang sampah pas mau keluar, kenapa pas kamu balik ke kosan nggak langsung dibuang aja itu sampah?! Lagian tempat penampungan sampahnya juga nggak jauh, ada di depan kosan dan nggak bakalan makan waktu sampai 2 hari 2 malam untuk nyampe ke tempat penampungan sampah, temanku yang maniiisss...
Jujur saja, saat itu aku benar-benar marah pada temanku. Aku orangnya paling nggak suka ada sampah yang numpuk di kamar, apalagi sampai berbau. Bisa jadi sumber penyakit, kan? Sebetulnya yang bikin kesal bukan soal sampahnya itu, tapi temanku itu yang malasnya nggak ketulungan. Dia itu seharian ada di rumah, dan kerjanya cuma nonton, makan dan tidur. Apa nggak ada waktu untuk buang sampah?!
Akhirnya, karena udah cape, aku pun cuma diam dan langsung pergi mandi. Sudahlah, males aku marah-marah. Buang-buang energi aja. Setelah mandi, makan dan nyuci, aku pun langsung relax. Tadinya aku mau nonton dorama, tapi berhubung temanku lagi nonton tv jadinya aku pun mengalah dan berniat untuk browsing di internet sebentar.
Ketika lagi buka-buka situs jejaring sosial, aku merasa sedikit aneh. Kenapa rasanya koneksi modemku lambaaaaaatt banget. Perasaan hari itu nggak mendung dan aku biasa pakai browsing juga selalu cepat. Waktu aku lihat speed connection-nya ternyata memang amat sangat lambat. Biasanya kalau udah lambat begini, itu artinya kuota modemku udah habis. Tapi....perasaan aku bau isi pulsa deh. Belum seminggu aku isi pulsa, dan modemku juga nggak aku pakai setiap hari.
Aku pun mulai berfirasat jelek. Lalu, aku coba check kuota modemku. Dan, owalaaaahhh.... sisa kuota modemku adalah 0 mb, sodara-sodara!! Nggak bersisa sedikitpun!! Aku yang melihat itu cuma bisa melongo dan menganga alias mangap. Padahal belum seminggu aku isi pulsa.
Memang sih, selama aku tidak di rumah dia bebas menggunakan semua milikku, termasuk laptop kesayanganku. Toh, itu karena aku percaya padanya. Dan sebetulnya aku tidak mau berprasangka buruk pada temanku. Tapi, semua bukti mengarah pada dia!! (detective mode-on). Ketika aku buka account FB-ku, yang muncul malah account temanku, begitu juga saat aku check e-mail. Nampaknya dia lupa log out, jadinya ketahuan dia habis pakai modemku. Dan yang paling mengejutkan adalah saat aku check history di laptop, ternyata web yang dia buka semuanya You Tube!!
Duuhhh, modem-ku itu memang speed-nya cepet banget, apalagi kalo buka You Tube, tapi yah risikonya kuotanya juga langsung kesedot. Itulah yang bikin kuotaku habis. Mending kalau sekalian donlot, jadinya ada data dan aku pun bisa menikmatinya. Tapi ini mah nggak ada sedikitpun data donlotan nya.
Aku bukannya pelit dan nggak suka dia pakai modem+laptopku. Silakan aja. Bebas, kok. Mau diabisin juga nggak apa-apa. Aku nggak pernah itung-itungan kalau sama teman. Tapiiiii, yang bikin aku marah dan kesal sampai ubun-ubun adalah KENAPA DIA SAMA SEKALI NGGAK BILANG??!! Padahal aku sengaja browsing di depan dia. Tapi, tidak ada sepatah katapun dari mulutnya yang hanya sekadar bilang : "Tadi aku pakai modemnya" atau apalah. Yang ada dia malah lempeng sambil (pura-pura) asyik nonton tv.
Aku yang sudah kesal dan marah, akhirnya hanya diam saja sambil terus memandangi laptopku. Aku terus diam sepanjang malam itu. Benar-benar kesal dan saking kesalnya sampai-sampai nggak tahu harus gimana. Aku memang bukan tipe orang yang bisa meluapkan kemarahan dengan teriak-teriak, aku justru akan langsung diam kalau sedang marah. Pokonya nggak mau ngomong. Titik.
Dengan badan yang udah cape banget dan kekesalan yang memuncak, aku pun langsung tidur. Dan seperti tidak menggubris rasa kesalku, temanku itu malah asyik nonton tv. Huffttt...
Besoknya, entah temanku itu menyadari aku marah padanya atau sekadar kebetulan saja, dia tiba-tiba pamit mau pergi ke Bekasi. Padahal pagi itu rasa kesalku sudah agak membaik, karena aku nggak mau marah lama-lama. Tanpa banyak bicara, temanku pun langsung melesat ke Bekasi dan aku pergi ke kantor. Sedikit rasa lega saat dia pergi, walaupun mungkin nanti akan kembali lagi suatu waktu, tapi bukan berarti aku mengusirnya.
Aku sama sekali nggak berniat mengusir temanku sendiri. Aku sudah kenal dia sejak kuliah, dan aku memang sudah tahu tabiat serta kebiasaan buruknya. Hanya saja peristiwa kemarin itu memang sedikit di luar batas.
Padahal kalau saja dia bilang sejujurnya dan mau sedikit berusaha, aku pasti maklum. Yaah, mungkin aku juga salah karena aku sendiri tidak mengatakan apapun padanya. Aku takut jika aku katakan sejujurnya, dia akan marah dan berujung rusaknya persahabatan kami. Aku sendiripun tidak tahu apa yang harus kukatakan agar dia sadar, tapi tidak menyakiti hatinya.
Persahabatan memang rumit...
No comments:
Post a Comment