Telepon

13-Mar-13

Posting ini aku buat dengan keadaan setengah migrain dan setengah puyeng (sama aja sih...).
Biarin deh, pokoknya ini uneg-uneg harus dikeluarin daripada diem terus di dalam hati, otak dan pikiran yang entah kapan mungkin bisa meledak. Dan karena nggak ada yang mau dengerin aku, mending aku curhat sama temanku yang paling setia ini.

Setelah meeting audit sama orang-orang Negeri Sakura itu beres, aku bisa sedikit bernapas lega. Walaupun migrain masih nemplok di kepala. Pas lagi melepas stres di meja produksi sambil ngadem (kebetulan di situ AC-nya yang paling dingin), tiba-tiba telepon berdering. Sebetulnya waktu itu ada admin di sebelahku, tapi karena kulihat admin-nya lagi sibuk plus posisiku adalah yang paling dekat dengan telepon, maka akulah yang ngangkat itu telepon.

Aku : "Halo, selamat siang."
X : "Manager produksi mana?" (ini orang nggak jawab salam, pake nyamber aja..)
Aku : -tanya admin- "Manager produksi dimana?"
Admin: "Di bagian welding...."
Aku : "Lagi di welding..."
X : "Panggil."
Aku : "Tapi, jauh...."
X : -sedikit membentak- "Panggiiiiillll..."
Aku : -urat keluar satu di ubun-ubun- "Mbak admin, minta dipanggilin katanya manager-nya..."
Admin : "Iya. Eh, nggak ada, malahan masuk ke bagian Clean Room.."
Aku : "Manager produksinya nggak ada di welding...."
X : "Yaaahhh....."
Aku : -urat muncul semua di ubun-ubun- "Sekarang managernya lagi ganti baju clean room, nanti aja telepon lagi kalo udah beres." -banting telepon-

Rasain!
Emang enak apa, dibentak kayak gitu? Kalo nyuruh orang kan ada etikanya, nggak usah sok bossy gituh!

Maaf saja yah, Mr.X yang namanya males aku sebutkan disini, mungkin anda memang bos, tapi tetap saja etika itu perlu. Aku tahu kalau saat itu anda sedang puyenghai dihadapkan oleh audit eksternal yang membuat siapapun meradang, tapi aku ini hanya mengangkat telepon yang kebetulan ada di sebelahku. Aku tidak tahu dan tidak mau tahu urusan serta apa masalah anda saat itu. Kalau anda memang gusar, tidak perlu ngomong nyelekit gitu, kan?!

Anda merasa tidak enak ketika aku membanting telepon dan memutuskan pembicaraan? Lha, memang saya merasa enak ketika anda membentak seperti itu? Nah, sekarang imbas kan? Sama-sama rugi dan sama-sama tidak enak. Jadi, anda tidak perlu protes.

Oke, mungkin aku memang tipe yang tidak mau kalah. Saat seseorang memberikan sesuatu padaku (baik itu positif ataupun negatif), aku pasti akan memberikan balasan yang setimpal (sekali lagi, baik itu positif ataupun negatif). Jika seseorang memberiku kebaikan, akan kuberikan kebaikan juga. Begitu pula sebaliknya. Bahkan bisa berkali lipat kuberikan.

Well, itulah aku. Aku menyukai segala sesuatu yang seimbang. Balance dan tidak berat sebelah. Ketika seseorang diperlakukan tidak adil, aku selalu ingin membantunya agar ia mendapat apa yang menjadi haknya. Apalagi jika orang itu keluarga atau temanku. Kalau aku? Ah, penyakit cuek akut ini memang sudah mendarah daging, Aku tak peduli pada diriku sendiri.

Tuh kaann, jadi ngelantur kemana-mana. Gara-gara telepon singkat itu, semuanya jadi nggak beraturan. Malah curhat soal pribadi. Hu-uh, tau gitu nggak aku angkat tuh telepon.Entah kenapa akhir-akhir ini aku sering sensitif. Sedikit-sedikit emosi, kadang cepat lemes, kadang tensi langsung naik-turun, kadang rasanya sediiiihhhh banget dan saat itu juga kepengen nangis. Tapi, ketika di kosan sendiri, kadang merasa amat sangat kesal dan marah. Tapi sesudah itu, langsung pengen nangis. What happened to me?

Dan kalau sudah begitu, yang bisa kulakukan hanya diam. Diam dan sibuk dengan dunianya sendiri tanpa peduli dengan sekelilingku..#penyakit akut kumat lagi...



No comments:

Post a Comment

Shinjuku yang melelahkan

Beberapa waktu lalu saya pergi nonton Kimetsu no Yaiba movie di bioskop Shinjuku.  Saya pergi dengan 3 orang teman, sebut saja Intan, Eti da...