peraturan yang tidak konsisten

23-Jun-14

Udah lama nih nggak misuh-misuh soal kerjaan [padahal tiap hari ngeluh melulu], jadi kali ini aku mau curhat. Boleh, ya?
Bolehin aja deh, daripada bonyok ;P

Seperti yang pernah aku posting di sini, bahwa di kantorku ada peraturan dilarang membawa makanan dan minuman dari luar dengan alasan takut pada nyampah [padahal tiap hari nyampah kata-kata, nggak ada yang negur tuh] dan agar tidak ada yang curi-curi makan saat jam kerja [padahal tiap hari curi-curi pandang, nggak ada yang negur tuh..Ah, sudahlah!].

Ceritanya, bulan Januari lalu aku dapet rejeki lebih dan kebetulan pas hari ulang tahunku, aku beli beberapa dus Beng-beng untuk dibagi-bagikan ke seluruh karyawan di kantor. Sejak SMA, memang udah ritual tahunan buat bagi-bagi Beng-beng ke teman sekelas atau sekantor. Yah, lumayanlah, berbagi kebahagiaan kan nggak ada salahnya, toh?

Karena teringat peraturan yang tidak membolehkan membawa makanan dari luar, aku pun minta izin ke bagian HRD dan langsung ke Bos. Tapi apa daya, peraturan tetaplah peraturan, Beng-beng tidak boleh dibawa masuk ke area kantor. Padahal aku berniat membagikan saat jam istirahat di kantin, supaya tidak ada yang makan saat bekerja.

Tetep. 
Nggak. 
Boleh. 
*nangis guling-guling

Beng-beng pun hanya bisa dibagikan di pos security saat jam pulang [terima kasih untuk bapak-bapak security yang udah bantuin].

Beberapa bulan kemudian, ketika aku lagi makan di kantin, salah seorang staff HRD membagi-bagikan brownies [bukan berondong nista yaa]. Brownies yang mereknya terkenal di seantero Bandung itu dibawa oleh salah seorang karyawan yang baru saja melangsungkan pernikahan, dan sebagai bentuk perayaan dia pun bagi-bagi kue.Ketika asik nyomotin brownies, entah kenapa aku tiba-tiba teringat Beng-beng-ku.

Tunggu dulu! 
Ini kan brownies dari luar [secara di kantin kantor nggak ada yang jualan brownies], itu artinya boleh donk bawa makanan dari luar?

Terus, kenapa waktu aku bawa Beng-beng nggak boleh?
Ternyata bukan cuma aku yang berpikiran begitu, beberapa temanku pun mempertanyakan hal yang sama.

Apakah peraturannya udah berubah? Atau ada keringanan? Atau ada diskriminasi?

Yaaa, mungkin aja karena Beng-beng mah murah cuman serebuan, sedangkan si brownies mah mahal ampe 30rebuan, jadinya yang murah dilarang dan yang mahal silakan masuk.
Yaaa, mungkin aja orang depan [baca : HRD dan dedengkotnya] lebih suka sama si brownies manis nan legit ini daripada Beng-beng yang cuma camilan murahan dan BIASA.

Tapi, yang namanya peraturan ya tetap peraturan dong. Nggak ada istilah dibeda-bedakan atau keringanan atau diskriminasi endeswey endesbrey.

Kalau memang mau tegas bahwa TIDAK SATUPUN makanan atau minuman dari luar boleh masuk, berarti mau brownies kek, mau Beng-beng kek, mau ayam tiren kek [lho, kok jadi bawa-bawa Reportase Inventigasi?], tetep aja tidak ada yang dibedakan.

Betul, kawan?

Kalaupun memang ada perubahan peraturan, yaa sosialisasi dong kakakaaaks!
Apa gunanya itu e-mail dan seabreg corporate dokumen yang isinya peraturan perusahaan yang bisa diakses oleh seluruh karyawan?
Apa gunanya ruang miting, general brefing, atau Departement Head, Supervisor, dan staff lainnya untuk bantu sosialisasi peraturan?

Masalahnya, bukan soal Beng-beng atau brownies, toh aku udah ikhlas Beng-beng-ku cuma boleh mangkal sampe security sedangkan si brownies boleh masuk ampe kantin.
Tapi, kenapa peraturannya tidak konsisten begitu, Jendral?Kalau peraturan sekecil itu saja tidak konsisten, gimana dengan peraturan yang lainnya?

So, kepada seluruh Pejabat Pembuat Peraturan Yang Terhormat beserta jajarannya [termasuk jajaran genjang], kalau memang nggak niat bikin peraturan dan TIDAK BISA KONSISTEN dalam menjaga peraturan, mending nggak usah sok-sok-an bikin peraturan dweehh [ini 4L4Y].

Bikin peraturan aja nggak konsisten, gimana kalau mau nentuin pasangan hidup? #eeaakk

Selang beberapa minggu kemudian, ada lagi karyawan yang merayakan pernikahannya.
Dan dia boleh bawa Lapis Surabaya ke kantin. Dengan alasan "sudah koordinasi dulu sama HRD" [emang waktu itu saya nggak koordinasi dulu gitu? malah ampe ke Big Bos].

Nggak, aku nggak akan protes apapun kok.
Cuma mau bilang, "Kenapa aku nggak kebagiaaaan?!" [nasib orang yang jarang makan di kantin dan malah tidur di loker mah gini da...]

PS : Pagi ini temenku bawa satu sisir pisang pesenanku ke dalam kantor, dan nggak ada seorangpun yang ngeh, security pun cuek bebek.
AMAJING, right?!
Besok bawa kerupuk satu karung aah.





No comments:

Post a Comment

Nomikai

N omikai dalam bahasa Jepang secara harafiah berarti Drinking Party.  Biasanya diadakan di lingkungan kerja, kuliah, circle/club/community ...