17-Dec-12
Suatu hari di kegelapan yang membisu, hanya seorang diri. Kau berjalan
menelusuri kegelapan sunyi itu. Terlihat secercah sinar di kejauhan.
Tanpa ragu, kau berjalan menghampiri cahaya kecil nan redup itu. Dalam
gelapnya gulita, melihat setitik terang rasanya seperti menemukan
kebahagiaan yang lama dicari.
Oh, dalam sinar kecil itu ada seseorang
yang sedang diam namun tidak membisu. Diam karena ia sedang meminta pada
Sang Pengasih, ia ucapkan dalam hati permohonannya itu. Karena ia tahu
Sang Pengasih pasti mendengar dengan jelas meski ia hanya berbisik
pelan.
Sang Pengasih sebetulnya bisa saja langsung mengabulkan
permohonannya saat itu juga. Tapi, Sang Pengasih ingin melihat seberapa
keras usaha dan pengorbanannya. Jika permohonannya tidak dikabulkan,
apakah ia akan menyerah lantas mencaci maki dan menggerutu karena
mengganggap Sang Pengasih tidak se-pengasih yang selalu dibicarakan
orang-orang yang permohonannya telah dikabulkan? Jika permohonannya
tidak dikabulkan, apakah ia justru berusaha lebih keras dan menambah
doanya?
Akhirnya, kau tinggalkan ia yang sedang menatap gelap itu. Cahaya
itu bukan dari lampu, lilin ataupun terangnya bulan di luar. Namun,
cahaya itu datang darinya yang tak pernah menyerah hingga bisa menerangi
malam yang gelap.
No comments:
Post a Comment