interview

Tanggal 9 April lalu, saya mendapat panggilan interview kerja.

Ceritanya, seminggu yang lalu saya ngobrol via chat dengan partner in crime sekaligus teman kuliah dulu. Disitu saya mengutarakan kalau ingin kerja di Jepang. Saya muak dan jenuh dengan kerjaan sekarang, jadinya kepengen coba merantau ke negara doraemon.

Kebetulan, si teman juga punya keinginan yang sama.
Karena profesi kami sama yaitu sebagai Japanese Interpreter dan punya ambisi sama untuk kerja di Jepang (baca : nontor konser Arashi di Jepang), soo kami pun sepakat untuk nyari-nyari info seputar kerja di Jepang.

Beberapa hari kemudian, si teman ngasih info kalau ada perusahaan Jepang di Jepang sana (bukan perusahaan Jepang yang ada di Indonesia) lagi nyari karyawan baru alias recruitment orang Indonesia buat kerja di Jepang.
Karena semua syarat dan kualifikasi yang diminta bisa saya penuhi, tanpa ragu saya pun mengirim CV melalui agent yang mengurus recruitment tersebut.

Sayangnya, si teman merasa nggak pede atau mungkin belum siap untuk merantau jauh, jadinya dia mengurungkan niatnya untuk mengirim CV.

Dua hari kemudian, pihak agent meneleponku untuk menghadiri undangan interview.
Beruntung, interview diadakan di Bandung, jadinya nggak perlu jauh-jauh pergi.

Tanggal 9 April, hari eksekusi (HALAH!) pun tiba.
Interview diadakan hari Sabtu pagi (untunglah, jadi nggak usah bolos kerja) dan kami disuruh kumpul sekitar jam 09:00 di sebuah mall di Bandung.

Sebetulnya hari itu, teman saya melangsungkan pernikahan dan saya berencana pergi ke pesta resepsi sepulangnya dari interview. Karena saya pikir interview palingan cuma memakan waktu 1-2 jam.

Di gerbang mall, saya datang paling pertama dan paling pagi!
Semangat amaat cyiiin.
30 menit kemudian, beberapa kandidat mulai berdatangan. Ada sekitar 5 orang laki-laki dan 3 orang perempuan. Begitu melihat mereka yang berpakaian rapih, sampai-sampai ada yang pakai jas plus dasi, entah kenapa saya jadi merasa saltum karena cuma pakai celana kain plus kemeja berlengan pendek.
Ah, sudahlah...yang penting nggak pakai jeans belel dan tanktop kan ya? Segini udah formal, toh yang penting nanti interview-nya lancar.

Ngaret 30 menit dari acara, semua kandidat diarahkan menuju convention hall.
Begitu memasuki convention hall, sang agent yang kemarin menelepon langsung memperkenalkan diri dan membacakan schedule hari itu.
Rupanya ada dua perusahaan Jepang yang sengaja jauh-jauh datang untuk merekrut langsung calon karyawan mereka, bahkan sampai Presdir-nya langsung yang datang. Widiiih, beneran niat nih perusahaan.

Yang pertama adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang consultant investor, recruitment, outsourcing dan advertisment.
Perusahaan satunya lagi yang bergerak di bidang IT.
Karena perusahaan IT mencari lulusan engineering IT dan saya nggak mumpuni di bidang itu, jadinya saya menyerahkan nasib (caileeh, bahasanyaa) kepada perusahaan consultant.

Interview yang awalnya diprediksi cuma berlangsung 1-2 jam, malah jadi seharian.
Setelah perkenalan masing-masing perusahaan, kami dikelompokkan dengan kandidat lain dan harus membuat presentasi dadakan. Disitu kami diuji apakah bisa membangun team work yang solid dengan orang yang baru dikenal atau tidak.

Hmmm, bagus juga metode interview kayak gini.
Jadi kita tidak hanya interview face to face dan dinilai secara personal, tapi dinilai dari segi adaptasi lingkungan serta team work.

Presentasi harus menggunakan bahasa Jepang dan setiap orang, bisa nggak bisa, gagap atau lancar, kudu berani presentasi di depan calon bos.
Alhamdulillah, saya yang tiap hari dihadapkan dengan meeting dan presentasi di depan para bos, menjadikan presentasi hari itu lancar dan bisa sedikit mengusir rasa grogi.

Setelah presentasi dan ajang diskusi dadakan selesai, kami diminta untuk menunggu giliran interview, sambil istirahat siang plus sholat.

Sekitar jam 13:00, saya dan seorang kandidat laki-laki dipanggil kembali untuk interview.
Dua orang Jepang yang mewawancarai kami mengajukan beberapa pertanyaan standar yang biasa diajukan pewawancara kerja.
Alhamdulillah (lagi), saya yang tiap hari ngobrol dengan bos Jepang di kantor, membuat interview hari itu berjalan lancar. Yaaa, meski sesekali salah ucap karena grogi.

Setelah interview, calon-calon bos memberitahu bahwa pengumuman hasil interview akan disampaikan dalam 1 minggu ke depan.
Dan kandidat yang sudah selesai interview diperbolehkan pulang.

Siang itu waktu menunjukkan jam 15:00, yang artinya saya tidak bisa menghadiri resepsi nikahan teman, karena pasti sudah selesai.
Akhirnya, setelah titip salam pada teman yang ikut hadir di resepsi, saya pun memutuskan untuk pulang, setelah sebelumnya beli kopi di gerai favorit saya :)

Semoga, interview tadi hasilnya baik dan saya bisa lulus.
Semoga, ini menjadi jalan menuju impian saya untuk bisa kerja di Jepang.
Amin.




No comments:

Post a Comment

Are you listening?

 “Kita dianugerahi dua telinga dan satu mulut, bukankah itu berarti kita sebaiknya lebih banyak mendengar daripada bicara?” Saya sering deng...