bolos

Hari Kamis lalu aku bolos kerja.
*celingak-celinguk takut ketauan Bos*

Bolos di tengah minggu, bukan untuk hari kejepit supaya bisa libur panjang saat weekend dan escape ke Bandung atau kota lainnya.
Cuma bolos.
Males kerja.
Thats it.

Jam 05:00 pagi, setelah bangun dan sholat subuh, pagi itu kembali berselimut dan meluk guling *pura-puranya meluk Matsujun gicuu*

Tepat jam 07:00 pagi, aku terbangun dan bukannya buru-buru ke kantor, tapi malah SMS ke Bos kalau aku pura-pura sakit dan nggak bisa masuk kerja.
Padahal hari itu ada kunjungan customer untuk Plant Tour dan meeting soal karyawan.
Tapi sebodo amat, kutarik kembali selimut dan kulanjutkan mimpiku bersama Matsujun.

Terkadang aku butuh waktu untuk merenung atau berpikir, atau menyepi sejenak atau mungkin hanya untuk melanjutkan mimpiku tadi malam.
Satu hari bolos kuisi hanya dengan nonton, tidur, makan dan ngajak motor kesayangan ke salon supaya kinclong.

Maaf, Bos.
Hari kemarin terlalu berat bagiku untuk dilewati, sehingga aku perlu sedikit waktu untuk menghela napas dan mengumpulkan energi agar bisa kembali bekerja dengan normal.

Dengan pikiran normal maksudku [karena badan sih masih sehat bugar], tanpa harus banyak distraksi, pikiran dan otak jahat, serta rasa menyebalkan yang akhir-akhir susah hilang.

Mungkin bukan hanya hari kemarin yang terlalu berat untukku, tapi kemarin-nya lagi, kemarin-kemarin-nya lagi, dan seterusnya.

Setelah satu hari penuh harga diriku diinjak-injak dan dicecar terus-menerus, mungkin memang sudah saatnya aku pergi sejenak.




No comments:

Post a Comment

Are you listening?

 “Kita dianugerahi dua telinga dan satu mulut, bukankah itu berarti kita sebaiknya lebih banyak mendengar daripada bicara?” Saya sering deng...