[Travelling] : Pulau Pahawang - Day 1

Siang itu bis yang membawaku dari Purwakarta menuju Karawang berhenti tepat di sebuah jalan kecil yang satu setengah tahun lalu adalah jalan yang sering kulewati.
Sekitar jam 17:00 aku tiba di Karawang dan langsung melesat menuju kosan temanku.

Malam itu aku, Oeng, Bulan, Kikiw dan seorang teman kantor Oeng berencana untuk menghabiskan malam pertama libur panjang di awal bulan Mei dengan melancong menuju Pulau Pahawang yang berada di Lampung - Sumatra.
Rencana ini sebenarnya sudah kami rencanakan sejak dua bulan lalu. Setelah Oeng sebagai pencari jejak menemukan destinasi yang tepat untuk kami (tepat dalam biaya maksudnya), maka dipilihkan sebuah trip gabungan Pulau Pahawang dari sebuah travel agent.

Rencananya, aku dan Bulan pergi dari Karawang menuju Pelabuhan Merak, karena jarak tempat tinggal kami berdekatan. Sedangkan Oeng, Kikiw dan seorang teman yang nantinya diketahui bernama Sari pergi dari Cikarang yang notabene tempat mereka mencari sesuap nasi dan seember berlian [setdah! tajir amat kalian!].

Well, perjalanan dari Karawang menuju Merak harusnya cukup ditempuh 2-3 jam, tetapi berhubung weekend dan jalanan yang unpredictable [lagian kapan sih jalanan di Indonesia bisa diprediksi...], maka kami baru nyampe Merak sekitar jam 00:30 lebih setelah transit lebih dulu di Kp. Rambutan [gaya amat pake transit segala, mau ke Merak apa mau ke London, Neng?].

Padahal waktu meeting point di Merak adalah jam 00:00, tapi dua bolang ini baru nyampe 30 menit kemudian. Parahnya lagi, rombongan Oeng malah belum nyampe.
Sambil nunggu tiga bolang yang lagi putus asa gegara nggak nyampe-nyampe ke Merak, aku dan Bulan memutuskan untuk sholat, istirahat dan sedikit touch up dulu.

15 menit kemudian, kelima bolang pun lengkap dan kami menunggu di meeting point seperti yang ditunjuk travel agent. Parahnya, travel agent-nya justru belom nyampe alias masih di jalan.
Schedule penyebrangan Ferry yang seharusnya cuss jam 00:00, delay parah hingga jam 03:00 dinihari. Kelima bolang udah kelojotan nggak sabar, apalagi Kikiw sampe demo protes di depan salah seorang member travel agent. 

Setelah cengo nungguin berjam-jam sampe hampir jadi arca saking kelamaan nunggunya, akhirnya pihak travel agent mengumumkan kita bakalan naik Ferry dan cuss menuju Pelabuhan Bakauheni.
Horeeee!!!! Akhirnya, pergi juga.
Untung ntuh orang travel belum ane ceburin ke laut buat dimakan ikan hiu.

Perjalanan dari Merak menuju Bakauheni memakan waktu sekitar 2~3 jam. Entahlah, soalnya kelima bolang ini udah kepalang capek dan ngantuk, alhasil mereka pun pules di dalem kapal.

Sekitar jam 06:00 pagi, Ferry berlabuh dengan cantiknya di Pelabuhan Bakauheni.
Setelah kumpul dan absen tiap member [yaaa, sapa tau aja ada yang ketinggalan di dalem kapal atau lagi anteng berenang di tengah laut], kami menuju tempat parkir mobil tidak jauh dari tempat berlabuh. 
Rupanya perjalanan masih panjang, pemirsah.
Setelah berkutat di dalam kapal, kami masih harus berjuang menuju Dermaga Ketapang menggunakan mobil. 

Sebetulnya perjalanan menuju Ketapang akan terasa indah dan menyenangkan kalau AC MOBIL KAGAK MATI.
Selama dua jam lebih kami diobok-obok di dalam mobil dengan AC dudul plus bapak sopir dengan kemampuan menyetir melebihi pembalap F1. Mungkin bapak sopir beranggapan penumpang yang dia bawa itu pisang, bukan orang-_____-.

Sekitar jam 11:00 kami tiba di Dermaga Ketapang, telat 4 jam dari schedule.
Di itine, harusnya kami tiba di Ketapang jam 7 pagi, lalu sarapan, lalu menuju ke Pahawang, lalu snorkeling dan poto-poto cantik.
Tapi apa daya, tengah hari baru nyampe ditambah dengan udara panas menyengat, bingung mau ngapain karena tour leader-nya cuek bebek dan malah dengan santai-nya duduk di dalem rumah penduduk lokal buat ngadem.

Masih cengo dan bingung, kelima bolang akhirnya memutuskan untuk ganti baju karena setelah ini kita akan langsung snorkeling. Setelah ganti baju rame-rame di salah satu rumah penduduk, tour leader mengumumkan kalo makan siang udah siap.
Dengan udara panas dan hati ketzel, sebenernya udah nggak napsu makan, tapi daripada pingsan di tengah laut [amit-amit!], aku dan Oeng pun menuju teras depan rumah dimana makanan sudah disiapkan oleh penduduk lokal.

Makanan enak dan nikmat yang ada di bayangan kami seketika pupus, ketika melihat peserta tour lain saling berebut bahkan nggak segan-segan sikut menyikut hanya untuk mendapatkan sepiring nasi uduk+telur+bihun+tempe dan kerupuk. Layaknya orang-orang primitif yang nggak pernah sekolah, mereka bukannya antri tertib tapi malah saling serobot.
Tour leader pun bukannya support atau apalah gitu, tapi malah cuek bebek.
Aku yang sebetulnya udah males, mau nggak mau cuma bisa ngelus dada dan ikutan saling sikut #Eh

Kalo aja ada rumah makan padang atau pecel ayam di deket situ, meski harganya dua kali lipat, ane beliiiii!!! Daripada kudu berbaur dengan orang-orang primitif itu.

Sebelum cuss snorkeling, lagi-lagi kami kudu menunggu.
Pembagian alat snorkeling yang kurang terorganisir dan nggak tertib, menambah jam ngaret dan itine pun semakin amburadul.

[ini pembagian alat snorkeling apa sembako? rempong amat...]


Well, setelah perjalanan dilanjutkan menggunakan kapal kecil.
Kami berhenti di spot snorkeling pertama yaitu Pulau Kelagian Besar. Sebetulnya siang itu banyak spot yang bakal kami kunjungi seperti Penangkaran Ikan Nemo, Transplantasi Karang dan beberapa pulau serta spot snorkeling.
Tapi, dengan adanya ngaret parah, itine pun berantakan dan imbasnya cuma satu spot yang bisa dijelajahi.

[Meski bete karena schedule amburadul, wefie tetep jalan!!!]


Ya udah lah ya, daripada ngeluh mulu mending kita nyebur aja dan bercanda-ria dengan ikan-ikan di bawah sana. 
Sebagai seorang Type O yang sangat terstruktur, terjadwal dan paling kesel dengan hal-hal dadakan, apalagi kalo udah menghadapi schedule yang berantakan, aku yang siang itu udah kepalang nggak mood dan kesel akhirnya hanya snorkeling sebentar.
Apalagi kapal yang kami naiki ternyata nggak punya tangga, Jendral! Dan hanya mengandalkan seutas tali tambang serta ban karet untuk memfasilitasi peserta tour yang mau naik ke kapal setelah snorkeling.

Ya kali kalo yang naik body-nya ramping kayak model Victoria Secret, gampang naikknya dan cukup ditarik sama satu orang dari atas.
Kalo yang naiknya....ah, sudahlah.
Dear Mas-mas tour leader, jangan protes kalo abis ini tanganmu bengkak dan pegel gegara kudu narik banyak orang dari atas kapal ya.
Suruh sapa kagak nyiapin tangga.

Setelah snorkeling pertama selesai, kami pun beringsut menuju Pulau Pahawang Besar yang menjadi tujuan utama untuk check in penginapan dan istirahat.

[Pahawang arrived!!!]



[suasana dan pemandangan sekitar Dermaga Pahawang. Nice weather!!!]


Sebetulnya pemandangan di sekitar Pahawang amat sangat ketjeh, tapi lagi-lagi udah kepalang bad mood gegara schedule berantakan, aku cuma menanggapi dengan lempeng, sampe-sampe nggak mood poto-poto dan kamera pun tetap tersimpan rapih di tas.

Untuk mengantisipasi rebutan kamar, ngatri di kamar mandi dan rempong dengan peserta tour lainnya, kami berlima sengaja memilih penginapan private alias cuma kelima bolang ini yang menempati satu rumah penduduk. 
Sambil menunggu tour leader menunjukkan penginapan, aku, Kikiw dan Bulan rame-rame makan kelapa muda yang dijual penduduk setempat.
Lumayan lah, sedikit mengusir rasa bete :)

[kelapa mudaaaaaaa!!! daun mudaaaaa!!!! Saya suka semuanyaaaaa #eh]


Begitu tiba di penginapan, kami langsung disambut dengan makan siang yang amat menggoda dan bikin lidah bergoyang. Ada ikan laut yang digoreng, sayur asem, lalap dan tidak lupa sambel!
Kelima bolang yang udah kalap lapar langsung makan tanpa dikomando.
Apalagi semua hidangan itu disediakan si empunya rumah khusus cuma buat kami berlima. Waoww!!!
Akhirnya ada point plus buat travelling kali ini.

Selesai makan, kami pun mandi, sholat dan istirahat.
Sekali lagi aku bersyukuuuur banget memilih penginapan private. Meski kena charge tambahan 100 ribu per orang, tapi kita nggak usah ngantri lamaaaa ke kamar mandi dan bisa guling-guling di dalam rumah sebebas mungkin tanpa kuatir ada yang terganggu.

Sebetulnya sore itu ada acara snorkeling dan jelajah spot yang tadi siang belum sempat terjamah. Tapi, berhubung udah males dan capek, aku memutuskan untuk diem di penginapan aja. Rupanya Kikiw yang saat itu sakit kepala dan nggak kuat kalo harus jalan-jalan lagi, seiya sekata denganku.
Eeehh, Bulan dan Oeng pun ngikut.
Akhirnya, tinggal Sari yang sendirian pergi.
Ati-ati ya, Nak. Jangan lupa pulang, doa kami berempat menyertaimu. #Halah

Sambil mengisi waktu luang dan menunggu kepulangan Sari, aku, Oeng dan Bulan jalan-jalan chantieq di sekitar dermaga dan rumah-rumah penduduk. Sedangkan Kikiw masih meringkuk di penginapan karena masih sakit kepala *pukpuk Kikiw*.
Setelah puas poto-poto gaje, kami pulang dan nggak lupa beli sekarung cemilan buat di penginapan plus obat buat Kikiw.

[Pahawang di sore hari]


Sekitar setelah maghrib, Sari kembali ke penginapan [masih inget jalan pulang rupanya bocah satu ini].
Lagi-lagi sang pemilik rumah yang kami tempati menyediakan makan malam yang nikmat banget. Menu malam itu sayur lodeh, ayam goreng, dan sambel. Meski sederhana, tapi nikmat!
Sayangnya, karena Bulan udah keburu pules, jadinya cuma kami berempat yang dinner waktu itu.

Belum cukup dengan menu makan malam, sekitar jam 9 malam lagi-lagi kami dibawakan beberapa ikan bakar, lengkap dengan sambal kecapnya.
Ya owloooohhh, alhamdulillah!!!
Sambil bergosip di teras, malam itu kelima bolang melahap habis beberapa ekor ikan laut bakar lalu tidur sambil kekenyangan.

Gud nait, eperibadih!

Lanjutannya di postingan berikutnya ya :)




No comments:

Post a Comment

Are you listening?

 “Kita dianugerahi dua telinga dan satu mulut, bukankah itu berarti kita sebaiknya lebih banyak mendengar daripada bicara?” Saya sering deng...