[Training] : Day 32 (last)

Day 32

Perasaan baru kemaren gue registrasi di gym untuk mulai ikutan program training, tau-tau udah session terakhir aja.
Yup, training day 32 ini adalah last day dari serangkaian session training gue.

Sebelum gue mulai cerita hari terakhir training, kita flashback dikit ya.

Di awal Agustus 2020 lalu gue memutuskan untuk mencoba olahraga baru. Selama ini olahraga yang gue geluti adalah berenang, running/jogging/walking dan hot yoga.
Berenang nggak gue lanjutin semenjak datang ke Jepang, karena ya males aja. Haha.
Lagian gue nggak punya baju renang dan males beli baju renang, udah gitu harus nyari kolam deket rumah, dan kalo winter mana bisa berenang, yang ada gue masuk angin.
Running/jogging masih gue lakuin hingga setahun lalu, tapi gue hentikan karena lutut gue sakit dan gue males ngos-ngosan. Oiya gue juga sempet nyoba dance aerobic selama masa pandemi ini, karena bisa dilakuin di rumah sambil liat yutub, tapi itupun gue hentikan karena nggak ada hasilnya.
Dan dari situ gue menarik kesimpulan kalo gue nggak cocok dengan aerobic exercise dan sejenisnya.
Gue masih melanjutkan walking, karena gue seneng jalan-jalan pagi sambil lihat pemandangan, meski gue sementara walking di tredmil gym selama winter karena nggak sanggup walking di luar.

Setelah searching dan baca-baca, gue melihat kayaknya gue harus coba muscle training atau workout atau angkat beban atau apapun itu sebutannya.
Karena gue nggak tau apa-apa dan nggak tau harus mulai dari mana, gue pun memutuskan untuk pakai personal trainer dan training di personal gym, supaya lebih private, nggak khawatir diliatin orang dan lebih fokus.

Tujuan gue selain pengen sehat cencunya, adalah pengen dapet ilmu, nggak cuma tentang workout dan training, tapi juga tentang pola makan, pola hidup dan cara olahraga yang bener dan tepat untuk gue, yang ilmunya bisa gue pake seumur hidup dan jadi investasi alias bekal untuk kedepannya.

So, gue pengen dapet ilmu langsung dari ahlinya, karena gue nggak mau tersesat dengan info abal-abal tentang tren diet yang nyiksa yang akhirnya malah ngerusak badan, karena buat gue kesehatan itu buat seumur hidup, bukan cuma buat ikutan tren pengen kuyus dan stylish.

Dari situ gue mulai mencari personal gym dan personal trainer yang tepat, sesuai dengan visi gue, lingkungan dan service-nya bagus, nggak ngotot jualan suplemen atau alat kesehatan, dan cencunya masuk di budget gue.
Karena jujur sajah kakak, personal trainer dan personal gym itu mihiiiiil, Jendral!

Tapi kalo ilmu dan hasil yang didapat worth it dengan harga yang gue bayar, ya gue nggak akan protes.

Then, setelah bertualang #HALAH mencari personal gym dan personal training kesana kemari, gue akhirnya dipertemukan dengan BODYKE *sila gugling untuk lebih lengkapnya*.
Personal gym yang meskipun namanya baru gue dengar, tapi rekam jejaknya bagus dan yang terpenting mereka nggak pake acara ngotot jualan suplemen atau alat olahraga, trainernya pun profesional, ramah, asik sehingga olahraga pun terasa menyenangkan *walopun kadang trainer gue keluar sparta-nya*

Di situlah gue dipertemukan dengan tiga orang personal trainer gue, yaitu Oda-san, Hirose-san dan Okubo-san.
Gue mengambil program 32 kali session training, plus 1 kali Food Master Program dan 1 kali LSP (dimana sampai detik ini gue masih nggak tau apa itu kepanjangan dari LSP).
Setiap session menggunakan sistem booking dan sebenernya gue bisa milih pengen di handle sama trainer siapa di setiap training. Kalo misalnya gue cocok sama Hirose, bisa aja selama 32 kali gue pilih sama Hirose terus.

Tapi gue pengen tau gimana masing-masing trainer ngasih ilmu, instruksi dan training di setiap session-nya, sehingga gue "nerimo" siapapun itu yang jadi trainer gue nanti.
So, selama 32 kali training, gue pun dapet ilmu yang beragam dari ketiga trainer hebat itu.
Jadi gue bisa dapet ilmu tiga kali lipat dari trainer yang berbeda. Asik, kan?!
Meski di akhir-akhir training, gue ngintip dikit skejul-nya Okubo supaya bisa nyesuaian session gue sama shift dia, jadi gue bisa ketemu dese di session training. Hoho.

Iya, dari ketiga trainer gue, entah ada petir darimana, atau si cupid nakal itu udah nancepin anak panahnya ke gue, sehingga gue malah jadi pake hati sama trainer gue yang bernama Okubo itu.
Well, it is just for fun, don' be so serious, beb!

............

Hari itu hari minggu, skejul gue untuk training di day 32 adalah jam 12 siang.
Sengaja gue pilih siang hari di hari libur, supaya nggak terlalu capek kalo gue pilih malam di weekdays gegara tenaga abis setelah seharian kerja *kayak kerja aja*, so gue jadi lebih semangat training.

Seperti biasa, gue tiba di depan pintu gym jam 11:57, tiga menit sebelum session dimulai.
Sebelum memutar knop pintu dan masuk ke dalam gym, ritual gue adalah tarik napas panjang dan mengucapkan bismillah, supaya training gue hari ini berjalan lancar dan NGGAK GROGI.
Kenapa? Karena hari itu yang handle gue adalah Okubo. 
*you know me so well lah*

Begitu gue masuk ke ruang gym, di sana sudah ada Okubo yang lagi ketak-ketik di lapienya sambil nunggu gue datang. Dia langsung menghentikan aktivitasnya dan menyapa gue.
Sebelum gue masuk lebih lanjut ke dalam gym, seperti biasa gue menyemprotkan hand sanitizer dan Okubo akan mengukur suhu badan gue, yeah standar protokol kesehatan selama pandemi COVID-19.

Setelah memastikan suhu badan gue normal, Okubo pun mempersilakan gue untuk ganti baju di ruang ganti dengan setelan olahraga lengkap dengan sepatu dan face towel yang sudah doi sediakan di dalam ruang ganti.
Sebelum gue berjalan menuju ruang ganti, Okubo tanya ke gue, apakah hari ini ada sakit otot atau nggak, karena dia bakal kasih menu training sesuai kondisi badan gue hari ini.
"Nggak ada", jawab gue singkat yang langsung dijawab "Oke!" oleh Okubo.

Beberapa menit kemudian, gue selesai ganti baju dan siap untuk training.
Begitu pintu ruang ganti gue buka, Okubo sudah stand by dengan lapie dan menu training untuk gue di depan alat gym.

"Oke, kita mulai ya!"

Seperti session-session sebelumnya, Okubo akan memulai training dengan squat plus angkat beban untuk beberapa set dengan beban yang ditambah di setiap set-nya.
Setelah itu, beberapa menu training berbeda akan diberikan sama trainer gue satu ini, mulai dari training untuk otot punggung, lengan dan kaki.

Setiap satu set training (sekitar 15 kali hitungan), Okubo akan ngasih jeda sekitar 1-2 menit, supaya gue bisa istirahat, ngatur napas, dan minum serta ngelap keringat.
Di sela-sela jeda istirahat inilah, biasanya kita ngobrol berbagai hal, mulai dari tentang keseharian, hobi, apa yang lagi tren sekarang dan banyak lagi.

Kalo gue lagi training sama Oda-san, biasanya yang kita obrolin adalah tentang komik dan anime, karena trainer gue satu ini demen banget sama komik dan anime, bahkan hapal sampai semua scene, episode dan tokoh-tokohnya, pokoknya detail banget.

Kalo sama Hirose-san, biasanya kita ngobrol tentang keseharian, fashion, apa yang lagi tren, dan sejenisnya. Kalo ngobrol sama dia itu lucu dan seru, entahlah kayak lagi ngobrol sama temen yang udah lama kenal, rileks aja gitu, bisa ngobrolin apapun.

Sedangkan kalo lagi sama Okubo-san, biasanya kita ngobrolin tentang hobi, yang belakangan gue tahu kalo kita punya banyak kesamaan hobi. Mulai dari hobi baca buku, nonton netflik, sampai nongkrong di coffee shop berjam-jam atau explore bermacam coffee shop yang ada di sekitar tempat tinggal masing-masing.

............

Waktu menunjukkan jam 12:50 yang artinya session training hari ini akan segera berakhir.
Karena gue harus ganti baju lagi, biasanya trainer menyelesaikan training-nya di 10 menit sebelum session berakhir, supaya gue bisa ganti baju tanpa buru-buru sebelum member gym berikutnya datang.

Di training day 32 ini nggak terlalu berbeda dari session-session sebelumnya, dan gue juga nggak begitu inget apa aja yang kita obrolin selama jeda istirahat.
Bener-bener nggak bisa gue inget. Monmaap.

Setelah selesai ganti baju, gue pun menuju loby ruang gym dan mengucapkan terima kasih ke Okubo.
"Minggu depan LSP kan, LSP ngapain sih?" tanya gue.
Sayangnya, entah gue saat itu lagi ngelamun atau lagi mikirin yang lain, gue nggak inget apa yang dikatakan sama Okubo tentang LSP. Tau-tau dia udah selesai ngejelasin apa itu LSP, dan gue cuma bengong *makanya fokus woooi, bukan malah terpesona sama trainer-nya*.

Mau nanya lagi dan minta dijelasin ulang, nggak enak.
Ya udah lah, yang penting gue udah booking buat LSP minggu depan di hari dan jam yang sama.
Tinggal datang aja lah ya, mau ngapain nya gimana ntar aja.

"LSP minggu depan sama aku lagi ya." kata Okubo.
"Oh iya kah?" gue tanya balik pura-pura nggak tau, padahal gue sengaja booking di jam sesuai shift dia.
"He-eh. Itupun kalo kamu berkenan di handle sama aku lho..." timpalnya setengah bercanda.
"Eh...oh.....iya donk. Pastinya!" jawab gue rada bingung mau ngejawab apa.
"Haha, kok jawabnya kayak kepaksa gitu." dia malah ketawa.

Lalu, gue pun pamit setelah ngucapin terima kasih ke Okubo.

Last day training.....nggak kerasa ya.
Sampai ketemu minggu depan!


No comments:

Post a Comment

Are you listening?

 “Kita dianugerahi dua telinga dan satu mulut, bukankah itu berarti kita sebaiknya lebih banyak mendengar daripada bicara?” Saya sering deng...