[Work] : trending topics

Karena bingung mau nyerita apa, sedangkan jari lagi pengen ketak ketik, dan mumpung si Bos lagi nggak ada di kursi kebesarannya *diselepet dokumen*, jadi mending nyerita hal yang lagi happening di kantor aja lah ya.

Ya? Ya? Ya?
Udah iyain aja, biar cepet #maksa

Ada dua trending topic yang ngeheitz banget di kantor.

Yang pertama, kasus botol minum.

Suatu pagi, salah seorang staff Quality Control (QC), sebut saja namanya Via, seperti biasa tiba di kantor pada pagi hari dan langsung menuju office, lebih tepatnya meja kerja yang biasa ia gunakan.
Seperti kebanyakan staff office lainnya, Via memulai aktivitas dengan beres-beres meja kerja, nge-teh atau ngopi dan mengisi botol minumnya.

Kebiasaan sebagian besar staff disini, selalu menyimpan botol/gelas minum di meja kerja, plek begitu saja dan ditinggal pulang, tanpa dibawa ke rumah untuk dicuci atau disimpan (karena mereka nyuci di wastafel toilet atau pantry).

Tanpa curiga sedikit pun, Via membuka tutup botol minum dan bermaksud mengisinya dengan air galon. Saat itu Via agak curiga, pasalnya isi air di dalam botol terlihat bertambah dibandingkan kemarin saat terakhir ia mengisinya.
"Mungkin ada anak QC lain yang kemaren pake buat minum", pikirnya.
Tapi, ketika tutup botol dibuka, tercium aroma tidak sedap yang tidak asing.
Aroma amoniak yang menusuk alias bau air kencing.

Karena tidak mau berburuk sangka, dan agak kurang yakin juga, Via manggil teman di sebelahnya untuk ngecek isi air di dalam botol.
Sayangnya, si temen nggak mau disuruh ngendus-ngendus air pipis dan langsung ngacir.
Akhirnya, Via membawa si botol berisi air yang mencurigakan itu ke klinik kantor dan minta perawat buat mengecek.

Tanpa ragu, perawat bilang kalau air di dalam botol minum Via adalah air pipis.

Via tidak mau ribut-ribut soal ada orang iseng *isengnya kebangetan ini mah* yang nuangin air pipis ke dalam botol minumnya.
Tapi ya namanya kantor, bahkan sampai ada istilah "dinding aja punya telinga", maka gosip dan cerita pun menyebar dengan cepat, bahkan sampe ke telinga Bos gue juga Presdir.

Satu aja sih komentar ane, INI ORANG NIAT BANGET YA.
Isengnya niat banget.
Coba aja bayangin, si pelaku kudu bersusah payah bawa botol minum ke toilet, trus pipis di dalemnya, trus bawa lagi botolnya ke office, trus simpen di meja Via.
Kecuali kalo si kamvret ini udah kepalang gelo dan pipis langsung di office.
*padahal di office disediain ember gede buat menampung air bekas minum kopi atau teh, kalo mau pipis napa kagak disitu aje, Nyet*

Usut punya usut, ada yang bilang kalo si pelaku mau melet Via, makanya dia nyimpen air pipis nya di botol supaya Via nggak sengaja minum, dan nantinya Via bakalan klepek klepek jatuh cintrong sama si pemilik air pipis.

Aduh, Nyet! *dari tadi si onyet mulu yang disalahin #abaikan*
Via juga nggak bego-bego amat keleus.
Waktu buka tutup botol, kan dia langsung ngeh dengan bau dan warnanya. Pastinya nggak bakalan diminum begitu aja donk sis.

Sayangnya, di office nggak dipasang CCTV, jadinya nggak ketahuan siapa si culprit kamvretos ini.

Gara-gara kasus ini, semua staff langsung mengamankan botol minum, gelas, mug, tupperware atau apapun namanya itu, karena takut kasus sama terulang.
Ada yang dibawa pulang, ada yang dikunci di laci mejanya, pokoknya semua SIAGA SATU.

Satu minggu berselang setelah peristiwa menggemparkan ini, karyawan sudah mulai tenang dan perlahan-lahan melupakan.
Tapi, SIAGA SATU teuteup jalan sih ya, apalagi si pelaku belum ketahuan sampai sekarang *meski Via sebenernya udah punya feeling siapa pelakunya*

Di saat-saat kayak begini, berharap ada Detektif Conan datang dan memecahkan kasus #KomikKaliAh

Yang kedua adalah perihal cuti karyawan.

Cuti yang bakalan dibahas kali ini bukan sembarang cuti, pasalnya karyawan yang bersangkutan, kita sebut saja Mawar, mengajukan cuti selama 2 bulan.
Set dah!

Alasannya adalah si Mawar ini mau kewong sama orang asing sekalian perjalanan ibadah ke Yerusallem.
Well, .kalo mengutip kata-kata bos ane, sebetulnya nggak masalah sih toh si Mawar kan mau kewong yang notabene-nya adalah sebuah momen bahagia. Nggak mungkin kan perusahaan melarang karyawannya berbahagia, makanya abah Presdir dan bos ane memberikan persetujuan.
Plus, mereka tahu kalau kewong sama orang beda negara pasti bakalan RIBET dan prosedurnya makan waktu lama.

Hmmm, emang kalo kita ntar kewong, bakalan seribet itu, Kang? *colek yang di bawah*

[Yuk, Kang! Kapan nih kita?
*dikeplak*]


Masalahnya adalah si Mawar tidak mengajukan ijin cuti ke HRD, tapi malah langsung nodong abah Presdir supaya ngasih persetujuan.
Awalnya, si mbake ini ngajuin ke HRD, tapi HRD bilang kudu dipelajari dan ditelaah dari segi rule, perjanjian kerja dan tentunya kebijakan perusahaan. Pokonya kudu sesuai secara struktural dan prosedur yang berlaku, karena HRD juga nggak mau kalau kedepannya perusahaan merugi dan terkena masalah besar cuma gara-gara seorang karyawan.

Entah si Mawar ini udah kebelet pengen kawin, atau entah emang si mbake ini egois matek, tanpa menunggu persetujuan HRD, dia langsung masuk ruangan Presdir dan nodong beliaw.
Ditambah lagi, letter yang berisi permohonan cuti si Mawar, menggunakan nomor registrasi HRD beserta kop suratnya, padahal jelas-jelas HRD tidak mengeluarkan nomor registrasi itu, bahkan nggak ada persetujuan sama sekali.

Si Mawar bisa dituntut atas dasar manipulasi data dan merugikan perusahaan.
*gituuu kata bos HRD yang merangkap pengacara di kantor*

Di peraturan sebetulnya tertulis soal "Menikah" mulai dari hak cuti, prosedur dan sebagainya. Tapi, menikah secara general, tidak terbatas apakah dengan beda negara atau sesama kebangsaan, bahkan kalopun mau sesama jenis juga nggak apa-apa.
*yang terakhir abaikan*

Menyalahi aturan, karyawan pun protes dan menganggap si Mawar dianakemaskan.
Pasalnya, karyawan lain mau cuti sehari dua hari aja susyehnya naujubilah, sedangkan si Mawar minta cuti dua bulan dan disetujui segampang itu.
Bahkan ada isu kalau produksi jadi turun karena para buruh kehilangan motivasi gegara cemburu sama si Mawar ini, malah ada yang bilang bakalan demo kalau Presdir masih aja berlagak egois dan menanakemaskan salah satu karyawan.

Susyeeh sih memang, kalo punya Presdir yang egois matii dan suka menilai orang secara subjektif alias atas dasar suka atau tidak suka.
Entah pake pelet apa, si Presdir bisa termakan racun dan omongan si Mawar, yang emang terkenal licik kayak Mak Lampir ini.

Well, saya sebagai karyawan biasa alias rakyat jelata sih, tidak mau ambil pusing.
Biarkan saja para pejabat perusahaan itu bermain sesuka hati di atas panggung, karena saya akan dengan senang hati menonton dari jauh sebuah pertunjukan dan hiburan gratis, yang sebetulnya nggak menghibur-hibur amat, tapi lumayan lah untuk mengisi waktu luang :)

Salam rakyat jelata dari pojokan.




No comments:

Post a Comment

Are you listening?

 “Kita dianugerahi dua telinga dan satu mulut, bukankah itu berarti kita sebaiknya lebih banyak mendengar daripada bicara?” Saya sering deng...