[Slice of Life] : Kerja part time

Sebelumnya, ku mau mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan.

Semoga ibadah puasanya lancar.
Amin.

 

...

 

Di akhir bulan April ini ada libur puanjaaaang yaitu libur musim semi

atau sering disebut Golden Week.

Lamanya libur panjang ini tergantung perusahaan atau instansi tempat kita kerja.

Alhamdulillah tempat kerja gue ngasih libur DUA BELAS HARI!

Dari akhir April sampai pertengahan Mei!

Mantep nggak tuh!?

 

Libur musim semi kali ini bertepatan dengan datangnya bulan suci ramadhan,

dan kebetulan juga gue masih work-from-home (WFH),

so yaaaa bisa menghemat energi dan nggak haus-haus amat selama puasa. Haha.

 

Mengingat libur panjang selama 12 hari, plus lagi puasa,

terlintaslah ide daripada libur sepanjang hari cuma bengong, nonton netflix dan bobo chantieuq

*biasanya juga gitu, ngga cuma pas libur panjang doank*

kenapa gue nggak cari kesibukan lain aja?

Itung-itung ngabuburit juga cyiin.

 

Karena saat ini gue lagi butuh dana tambahan untuk membeli segenggam beras dan seember berlian #HALAH

so, gue pun memutuskan untuk cari kerja part time selama libur musim semi.

Lumayan kaan?!

Sekalian ngabuburit, sekalian nambah income, sekalian dapet pengalaman baru dan ketemu

orang-orang baru juga.

 

Apalagi selama 1 tahun WFH ini, interaksi sosial alias ngobrol sama manusia secara langsung alias tatap muka amat sangat sedikit.

Bahkan gue yang introvert ini pun terkadang merindukan ngobrol sama manusia juga. Haha.

 

Then, setelah nyari-nyari kerja part time yang pas dengan passion gue #HALAH

gue pun menemukan satu tempat yang cucok dengan persyaratan gue.

Syarat yang gue pengenin dari kerja part time ini adalah masuk kerja cuma di Sabtu Minggu

atau tanggal merah, lokasi deket rumah, jam kerja nggak lebih dari 7 jam sehari,

dan honor lumayan #PENTING.

 

Gue menemukan ada satu Family Restoran deket rumah gue.

Saking deketnya, cuma jalan kaki 5 menit donk!

Ditambah lagi, lokasinya sebelahan sama gym tempat gue biasa olahraga.

Mantep banget kan!

 

Sebetulnya banyak pilihan bidang pekerjaan buat part time ini.

Mulai dari bantu-bantu di pabrik makanan, packing produk kosmetik,

sampai jadi agen pindah rumah pun ada!

Kali ini gue pilih Family Restoran jadi tempat gue kerja part time kali ini,

karena gue memang kepengen banget punya pengalaman kerja di bidang restoran,

terutama di bagian kitchen alias masak-masak.

 

Pengen juga sih nyobain di bagian hall/waitres,

kayaknya keren aja gitu memandu tamu, nanya menu, lalu menyajikan makanan ke customer.

Tapi, gue masih belum pede dengan bahasa jepang gue,

takutnya gue salah ucap dan malah jadi nggak sopan.

Tau sendiri kan service orang-orang Jepang kalo menangangi customer itu super telaten dan sopan.

So, pilihan gue jatuh ke bagian kitchen.

 

Setelah registrasi untuk ngelamar kerja part time melalui aplikasi di smartphone,

gue pun booking tanggal dan jam untuk interview.

Karena belum masuk libur musim semi alias gue masih kerja (untuk main job gue cencunya),

so gue pun minta supaya interview di malam hari abis pulang kerja.

 

Then, di hari Senin malam sekitar jam 18:30,

setelah gue tutup lapie, gue langsung ngibrit dari rumah menuju ke Family Restoran.

Di sana gue diminta duduk di salah satu meja restoran di pojokan untuk interview

sama manager restoran.

Sebelum interview dimulai, gue diminta mengisi beberapa form seperti identitas,

quisioner dan hari/jam kerja yang gue inginkan kalo keterima kerja part time di restoran tersebut.

 

Setelah selesai, manager restoran pun datang menghampiri dan duduk tepat di depan gue.

Setelah saling memperkenalkan diri, yang berikutnya gue tahu nama beliau adalah Ikeda-san,

interview pun dimulai.

Oiya, karena ini kerja part time, nggak perlu bawa-bawa CV dan sejenisnya.

Cukup bawa diri dan bawa dosa sendiri aja *karena nggak ada yang mau mikul dosa elu #naonsih*

Palingan bawa kartu identitas (SIM, KTP dsb) dan alat tulis.

 

Interview pun nggak yang berat dan penuh tekanan kayak lagi diwawancara

Bos HRD dengan pertanyaan klasik "Akan seperti apa Anda sepuluh tahun mendatang?"

 

Manager restoran tanya hari apa aja dan dari jam berapa sampai jam berapa

gue memungkinkan untuk kerja.

Dan apakah ini pengalaman pertama gue kerja di bidang restoran, terutama kitchen,

yang gue jawab dengan anggukan kepala.

Setelah beberapa obrolan singkat yang serius tapi santai,

manager restoran akan kasih hasil apakah gue diterima atau nggak tiga hari kemudian.

 

Then, tiga hari kemudian,
bapa manager restoran nelpon gue dan bilang

kalo gue diterima kerja part time di restoran beliaw!

*potong tumpeng*

Gue pun diminta datang di hari Sabtu pagi buat training dulu.

 

Meski libur musim semi masih dua minggu lagi di akhir April ntar,

tapi kerja part time gue udah mulai sejak 3 April lalu.

Karena weekdays gue kerja untuk main job gue, so gue cuma ambil

part time di sabtu minggu, itupun cuma 2-3 jam sehari karena gue juga pengen istirahat

dan leyeh-leyeh nonton netflix atau baca buku di rumah donk ya.

 

Tanggal 3 April, hari Sabtu, gue datang ke Family Restoran yang menerima gue

sebagai pegawai part time baru mereka.

Begitu masuk ke restoran, gue pake handsanitizer dan ngukur suhu,

lalu menghampiri salah seorang mas waitres dan bilang kalo ini hari pertama gue part time dan tanya gue harus kemana dan gimana.

Si mas-mas yang kayaknya masih mahasiswa itu pun memandu gue ke dalam,

lalu gue diminta untuk mengukur suhu lagi.

Setelah itu, gue dioper #halah ke salah seorang staff kitchen

*yang kayaknya lebih hatam soal kerjaan dibanding si mas waitres*

 

Mbak staf kitchen yang nantinya gue tahu kalo dese bernama Kodaira-san

memandu gue ke ruang tunggu karyawan yang ada di belakang kitchen

dan meminta gue untuk tunggu di situ sampai manager restoran datang.

 

Setelah mengucapkan terima kasih sama Kodaira-san,

gue pun duduk sambil ngeliat-ngeliat sekeliling ruang tunggu sampai manager datang.

 

Ruang tunggu khusus karyawan ini nggak terlalu besar, kira-kira sama kayak kamar kosan

gue dulu di Indonesia.

Luasnya sekitar 4x5 meter, dengan dua meja dan empat kursi berhadap-hadapan yang

ditengahnya diberi partisi untuk menghindari penyebaran virus covid.

Nggak lupa di setiap meja pun ada handsanitizer dan tissue.

 

Di pojok ruangan ada satu kamar kecil yang diperuntukkan sebagai ruang ganti,

dan di sebelah ruangan itu berjejer rak tempat menyimpan tas/jaket/barang-barang pegawai restoran.

Di dinding banyak tertempel kertas-kertas, mulai dari daily report, jadwal shift,

informasi, dan poster contoh memakai seragam yang baik dan benar untuk setiap bagian.

 

Iyesss, gue akan dikasih seragam, atasan kemeja hitam, bawah celana panjang hitam katun,

dan karena gue dibagian kitchen, dilengkapi dengan apron hitam, serta tudung kepala/rambut

dan sepatu hitam.

 

Beberapa menit kemudian, bapa manager datang dan gue diminta menuju ke ruangan beliau.

Ruangan manager yang semula gue bayangkan adalah kantor/ruangan terpisah, dengan meja bagusmengkilat, luas, dan tertutup layaknya ruang manager di perkantoran.

Ternyata tidak seperti itu, pemirsah.

 

Ruangan manager luasnya hampir sama dengan tempat ganti baju di ruang tunggu pegawai tadi.

Sekitar 2x3 meter, satu kursi yang sudah reyot, satu meja buat nulis-nulis, dan satu meja

lagi di pojokan untuk tempat komputer.

Di seluruh dinding banyak kertas-kertas ditempel seperti di ruang tunggu.

Ruangnnya pun terbuka begitu aja, sehingga orang yang lewat bisa melirik ke dalam

ruang manager.
Ada pintu sih, tapi kayaknya ruangan manager itu lebih sering terbuka begitu aja.

 

Karena cuma ada satu kursi, bapa manager meminta gue duduk untuk memulai training,

sedangkan dia menyiapkan tablet sebagai media training sambil jongkok di sebelah gue.

Waduh paak, nggak tega dah gue ngeliat dia jongkok begitu.

 

Setelah tablet di setting, bapa manager menyodorkan tablet dan menjelaskan cara pakainya.

Karena ini hari pertama gue part time, gue hanya menonton beberapa video tutorial

yang berhubungan dengan kitchen selama dua jam lebih.

 

Isi video-video tutorialnya seputar cara mencuci piring, cara pakai wash machine,

cara pakai oven, alat masak beserta nama dan istilahnya,

serta cara memasak beberapa menu yang restoran sajikan.

 

Karena ini Family Restoran, jadi menunya nggak jauh-jauh dari spageti, pizza, ayam goreng,

omelete rice, udon, pancake, beef stew, salad, desert, dan sejenisnya.

Sekitar dua jam setengah gue terus mantengin tablet dan nonton semua tutorial di dalamnya.

 

Setelah semua video tutorial selesai gue tonton,

gue pun menghampiri salah seorang staff cowok dan bilang kalo udah selesai.

Setelah staff tersebut lapor ke bapa manager kalo gue udah selesai, dese men-scan sebuah kertas berisikan barcode dan bertuliskan nama gue.

Kayaknya itu sejenis absensi gitu, jadi kehadiran gue hari ini ter-record.

 

"Total jam kerja hari ini 2.5 jam" kata staff tersebut sambil menyerahkan kertas yang tercetak

otomatis setelah dia men-scan barcode berisikan nama gue.

"Untuk part time berikutnya, silakan datang Sabtu depan ya." tambahnya ramah banget

"Besok (hari Minggu) nggak ada jadwal kerja kah?" tanyaku

"Hmm, iya. Soalnya sepatu kerjanya belum datang, jadi apa boleh buat besok libur dulu."

"Oke. Terima kasih untuk hari ini" jawab gue sambil pamit.

Dan gue pun pergi meninggalkan restoran untuk pulang.

 

Meski masih dalam masa training dan cuma nonton video tutorial selama dua setengah jam,

tapi itu udah masuk hitungan kerja yang artinya gue dapet upah setara gue kerja

selama 2.5 jam.

Lumayan kan?!

 

Tapi sesungguhnya kerja yang sebenarnya baru dimulai Sabtu depan, Pemirsah.

Akan seperti apa part time pertama gue di restoran nanti?

Antara cemas karena khawatir gue bisa apa nggak, secara ini pengalaman pertama.

Antara khawatir juga, apa staff lainnya yang sebih senior bakalan galak dan jutek.
Suka ada kan pegawai senior yang julid dan sok berkuasa ketika ada anak baru di kantornya.
Haha.

Tapi, gue juga excited karena ini pengalaman pertama gue kerja di dapur restoran.

Pasti bakal banyak pengalaman baru dan unik, serta menarik yang bakal gue dapatkan.

Pasti bakal banyak hal yang mungkin nggak gue dapatkan selama kerja kantoran biasa.

 

Well, apapun itu,

cemas,

excited,

mari kita hadapi dan maju terus, Jendral!

 

*bersambung ke postingan berikutnya....*




No comments:

Post a Comment

Are you listening?

 “Kita dianugerahi dua telinga dan satu mulut, bukankah itu berarti kita sebaiknya lebih banyak mendengar daripada bicara?” Saya sering deng...