[Slice of Life] : Ganti alamat rumah

Hari ini gue masuk kantor siang.
Sekitar jam 13:30 baru nyampe office.
Kenapa?
Karena gue harus ke kantor balaikota dulu untuk mengurus beberapa hal.

Sekitar jam 8:30, gue pergi dari rumah menuju stasiun.
Tadinya mau pergi jam 8-an, supaya nggak terlalu siang dan bisa cepet beres.
Tapi rencana tinggal rencana, gue terlalu males dan ngantuk untuk bangun di pagi itu.
Ditambah lagi nggak sholat, jadinya kan bablas ya.
Dari Stasiun Honatsugi, gue menuju Stasiun Ebina.
Dari situ ganti kereta dan jalur, gue naik kereta Soutetsu-Line menuju ke Stasiun Hoshikawa.
Gue nyampe Hoshikawa sekitar jam 9:40-an

Rencana pagi ini ke balaikota adalah buat update dan ngurus perubahan alamat rumah dan pritilannya.
Kalo di Jepang, ketika kalian pindah rumah, harus laporan atau registrasi ke kantor balaikota terdekat.
Sebelum laporan ke balaikota di tempat tinggal yang baru, sebelumnya gue harus ke kantor balaikota di tempat tinggal yang lama buat minta surat rujukan yang menginformasikan kalau gue akan meninggalkan kota yang bersangkutan dan pindah ke kota dimana tempat tinggal gue yang baru berada.
Setelah mengisi beberapa item di formulir yang disediakan, kita akan dikasih selembar surat yang berisi keterangan alamat tempat tinggal baru dan lama, nama siapa-siapa aja yang tinggal di situ, kewarganegaraan, no.identitas dan kebangsaan (untuk warga asing).
Karena gue tinggal sendiri, jadi yang gue daftarin nama gue doank.
*yaiyalah, masa mau gue masukin juga nama Matsumoto Jun?*
#PENGENNYA

Proses ini cuma makan waktu 5-10 menit.
Harusnya.
Tapi, karena gue ojan banget dalam ngisi-mengisi formulir, gue harus ngisi ulang sampai dua kali karena salah.
Jadinya, rada lama deh.
Proses ini juga nggak dipungut bayaran, alias gratiss.
Pelayanan di balai kota amat sangat cepat, canggih, taktis dan dilayani dengan baik sama petugas di sana.

Setelah dapet surat keterangan pindah, selanjutnya gue meluncur menuju balai kota di kota yang gue tinggali sekarang.
Di sana lagi-lagi gue harus mengisi formulir yang berisikan keterangan dan beberapa data, yang isinya kurang lebih sama dengan yang gue isi di balai kota sebelumnya.
Untungnya kali ini nggak salah lagi, jadinya dalam beberapa menit gue udah menuju resepsionis dan siap untuk diurus.
Kalo tadi cuma ngisi formulir,
kali ini ditambah ngajuin surat keterangan pindah yang tadi gue dapatkan, ditambah Residence Card (KTP-nya orang asing yang tinggal di Jepang).
Gue juga sekalian minta dibikinin Surat Keterangan Penduduk, buat jaga-jaga siapa tau perlu suatu saat, jadi nggak usah balik lagi ke balai kota.
Proses kali ini agak lama, mungkin karena harus daftarin nama gue di sistem, bikin Surat Keterangan Penduduk, dan mencetak alamat baru gue di bagian belakang Residence Card.
Semua proses memakan waktu sekitar 40 menit.
Dan biaya pembuatan plus administrasi adalah 300 Yen (sekitar 40 ribu rupiah).

Lagi-lagi, pelayanannya cepat, canggih, taktis dan ramah.
Padahal hari ini banyak banget yang datang ke balai kota, tapi semua tertib, dilayani dengan cepat dan baik, dan yang pasti nggak dijutekin sama petugas #PENTING
Flow-nya kira-kira begini :
isi formulir, kasih ke resepsionis (penerimaan), dikasih nomor antrian, duduk manis nunggu dipanggil, begitu dipanggil bakal diminta untuk cross-cek data yang bakal dibuat, lalu diminta nunggu lagi, dipanggil, bayar administrasi, bawa pulang berkas yang udah jadi,
beres deh.
Nggak perlu bulak-balik, nggak ada acara kudu potokopi ini-itu, nggak dipingpong sama petugas, bahkan di beberapa balaikota, bayarnya nggak di kasir secara manual, tapi bayar di mesin otomatis, jadi lebih cepet dan praktis.
Semoga di Indonesia juga bisa (atau udah?) kayak gini ya.
Udah lama nggak ngurus-ngurus surat atau bersentuhan sama birokrasi Indonesia, jadi nggak tau udah semaju apa disana :D

Sebetulnya prosesnya cepet, sehingga cuma makan waktu kurang dari 1 jam untuk dua kali 
bulak-balik balai kota yang berbeda.
Tapi, karena perjalanan yang makan waktu hampir 2 jam PP, jadinya berasa lamaaa.
Semua beres sekitar jam 12:30, dan gue langsung ngibrit menuju halte bis supaya nyampe kantor jam 13:00 tepat.
Sayangnya, lagi-lagi si ojan ini nunggu di halte bis yang salah, mana bisnya cuma ada 20 menit sekali pulak.
Jadinya, gue baru dapet bis jam 13:30 dan nyampe office jam 13:46.

Imbasnya, gue nggak sempat makan siang dan tidur siang #PENTING
Cuma makan roti satu biji yang gue beli di supermarket dan dimakan sambil nunggu bis.
Satu roti lagi gue makan begitu nyampe office.
Gue beli dua kopi starbucks (ukuran gelas, yang dijual di minimarket).
Kebetulan ada varian baru, jadi gue cobain.
Tapi tetep aja masih kelaperan.
Kopi-nya enak sih, tapi nggak seenak yang dijual langsung di Setarbak.
Rasanya terlalu manis
untuk dilupakan #SLANK KALI
Dan sekarang gue kelaparan *gerogotin meja*

Seharusnya, pengurusan kepindahan dan perubahan alamat itu dilakukan pas hari kepindahan, atau beberapa hari sebelum atau sesudahnya.
Gue pindah bulan Desember lalu, dan baru ngurus sekarang di bulan Maret.
Telat 3 bulan ya.
Haha.
Waktu itu gue lagi rempong dan nggak ada waktu (baca : MALES) buat ngurus ke balai kota.
Apalagi cuma bisa diurus pas hari kerja, sedangkan gue kan kerja juga, belum punya cuti pulak.
Nah, karena kebetulan sekarang T-Yama sama Iiduka-san lagi nggak ada, jadi gue bisa masuk siang.
Apalagi staff yang lain nggak pernah ambil pusing mau masuk jam berapa, karena mereka kagak pernah ikut campur urusan orang.
Prinsipnya, yang penting kerjaan beres dan nggak ngerepotin orang sekitar, masalah situ mau masuk siang atau tengah malam pun,
TERSERAH!
Hoho.

Selain karena alasan "mumpung T-Yama lagi dinas", alasan gue ngurus perubahan alamat ini gara-gara gue rada parno ketika tahu kalo alamat yang tertera di KTP gue masih yang lama.
Akhir-akhir ini gue lagi giat-giatnya ikut undian di fanclub Arashi, supaya bisa ikut syuting bareng mereka.
Kalo menang undian, gue harus bawa identitas asli.
Karena member fanclub gue pake alamat baru, sedangkan di kartu identitas masih pake alamat lama, takutnya kalo gue menang undian, malah dibatalin sama penyelenggara.
Kan GONDOK ya, udah susah-susah dapet undian, eeeh malah batal cuma gegara alamat di kartu identitas.
Ntar disangka alamat palsu.
*lalu nyanyi bareng Ayu Ting Ting* #ABAIKAN
Sekalian juga, supaya tenang aja sih.
Karena nampaknya gue bakalan lama dan semoga seterusnya tinggal di tempat yang sekarang.
Jadi, mending diurus aja ya, biar plong gitu.


No comments:

Post a Comment

Are you listening?

 “Kita dianugerahi dua telinga dan satu mulut, bukankah itu berarti kita sebaiknya lebih banyak mendengar daripada bicara?” Saya sering deng...