[Work] : eligibility done! and it mean I must resign.........

Pertengahan Juli lalu, aku menerima e-mail kalau eligibility certificate yang jadi salah satu syarat utama untuk kerja di Jepang sudah selesai dan dikirimkan ke kantor yang nantinya akan jadi tempat kerjaku yang baru.

Karena aku lagi di kantor ketika baca e-mail tersebut, jadinya hanya bisa senyum-senyum sendiri sambil mengucap syukur dalam hati.
Padahal pengennya jingkrak-jingkrak naik ke atas meja sambil kibas-kibas eligibility depan bos dan dadah-dadah sama semua staff di kantor.
*dibedil Bos*

Setelah memastikan kalau e-mail yang kubaca itu bener dan foto serta data yang tertera dalam eligibility certificate itu beneran fotoku, bukan foto Princess Syahrini #MENURUTLO, akupun langsung membalas e-mail dan memberikan data tambahan yang mereka minta.
Sebetulnya masih ada beberapa prosedur lagi yang perlu dilengkapi sebelum benar-benar cuss ke Jepang, seperti registrasi ulang ke kedutaan dan foto-foto chantieq buat visa.

Bersamaan dengan datangnya eligibility, itu artinya aku harus segera mengajukan resign di tempat kerjaku sekarang.
Tanpa ba bi bu, karena emang udah gregetan dari bulan kemarin pengen resign, aku pun langsung membuat surat pengunduran diri dan siap di print.
Tentunya nggak langsung kuajukan, karena harus bicara dulu dengan Bos lokal dan Bos jepang.

Karena aku lumayan deket dengan bos lokal, aku putuskan buat bicara dulu sama beliau.
Setelah cari timing yang pas dan ngeliat beliau lagi santey, di sore hari aku pun langsung cerita.
Awalnya kubilang kalau aku mau kerja di Jepang yang tentunya ditanggepin bercanda oleh Bapak baik hati ini. Setelah kukasih eligibility yang jadi surat sakti mandraguna tak terkalahkan ke hadapan si Bos, langsung deh beliau diem mingkem dan cuma bisa menghela napas.

Besoknya, bos lokal rupanya cerita langsung sama bos jepang *padahal tadinya aku mau bicara langsung sama bos jepang, takut dia pundung gegara aku nggak ngomong langsung ke dia #pengalamankantorsebelumnya*
Sore hari setelah teleconference meeting selesai, bos jepang tiba-tiba nyamperin aku dan tanya, "Kamu mau resign?"
Yang langsung kujawab dengan anggukan pasti tanpa ragu, sambil tak lupa ngasih eligibility supaya dia langsung mingkem dan nggak banyak protes. Nyahahaa.

Di luar perkiraan, si Bos nggak banyak komentar dan dengan nyanteynya menyetujui pengunduran diriku. Bahkan dia turut seneng karena impianku kerja di Jepang bisa terwujud.
*jangan-jangan si Bos emang udah keki ama akik dan bersyukur gue angkat kaki dari sini #TEGALUBOS*

Hingga postingan ini terbit, Bos jepang nggak tanya sedikitpun alasan lainnya aku resign *kalo bos lokal sih nggak diceritain juga beliaw mah udah tahu*. Entah memang nggak mau tahu, entah udah pasrah gegara eligibility udah terbit, entah memang belum ada waktu buat saling curcol, atau memang udah keki ama gue #TEUTEUP

Dua hari kemudian, secara official aku mengajukan surat pengunduran diri yang langsung ditandatangani bos lokal dan bos jepang, lalu diserahkan ke bagian personalia.
Karena aku nggak mau ribut-ribut, jadi aku putuskan nggak cerita apa-apa soal pengunduran diri ini.
Tapi susyah emang ya kalo kerja di kantor yang isinya tukang gosip semua, yang isinya cakcak bodas (cicak putih) semua, yang bahkan dinding pun punya telinga. Berita pengunduran diri akika pun langsung tersebar luas.

Awalnya pada kaget, karena nggak ada angin nggak ada badai, tahu-tahu ane mengundurkan diri.
*dari dulu style gue emang begitu sih, tahu-tahu pergi tanpa ribut-ribut...hahaha*
*mending diem-diem resign, daripada ribut-ribut pengen resign dari dulu tapi nggak resign-resign #sapaaatuh*
Tapi begitu aku bilang sama orang-orang kepo dan sok perhatian itu, kalau mau kerja di Jepang, mereka pun cuma ber-oooh panjang.
*ngana pikir gue resign karena emosi doank trus nggak punya plan gichu? Nggak lah yaw!*

Well, tinggal menunggu hari hingga akhir bulan ini dan aku resmi meninggalkan tempat kerja yang sudah kutempati selama 2.5 tahun.
Meski lingkungan dan sistem management yang amburadul plus orang-orang yang nggak punya manner ditambah ojan yang membuat aku pengen resign, tapi dibalik semua itu buanyaaak banget rekan kerja yang baik dan friendly.
Jadinya rada sedih juga sih.

Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan.
Ya udah gitu aja penutupnya *blogger nggak niat*





No comments:

Post a Comment

Are you listening?

 “Kita dianugerahi dua telinga dan satu mulut, bukankah itu berarti kita sebaiknya lebih banyak mendengar daripada bicara?” Saya sering deng...